Gerbang tinggi yang cukup besar dengan nomor 17 tertera di bagian depannya terbuka perlahan.
Pasukan penghuni kos putri sudah kembali. Namun, Kwan dan Uji sudah sejak tadi bahkan mereka sudah bersih dengan penampilan rapih, habis mandi dan sekarang sedang duduk santai di teras tanpa kejelasan. Oh, kalau hati sudah pasti tidak jelas.
Jeonghan seperti biasa berjalan paling depan diikuti Shua, Hao, Wonwoo di belakang. Dengan tetap menjunjung harga diri Jeonghan menahan untuk tidak melirik ke arah kosan putra, pintunya terbuka lebar. Dalam hati penasaran, sungguh. "Kwan, serius itu makan lagi?" Jeonghan yang dengan sengajanya bertanya mengeluarkan suara nyaringnya--sebenarnya sudah tidak aneh lagi jika Seungkwan mau makan seberapa banyak, anggap saja Jeonghan sedang memberi kode keberadaannya pada si lelaki kardus.
Sayangnya nihil.
Dari dalam rumah terdengar deru langkah cepat yang menyerupai lari tak sabar dari seorang Vernon atau biasa dipanggil Enon. Ia berlari keluar rumah menghampiri si pemilik nama yang sebelumnya diteriakkan oleh Jeonghan. "Kwan, nih buat kamu. Tadi, waktu aku beli detergen di minimarket depan lihat coklat lagi promo beli satu gratis satu" menyodorkan coklat gratisan yang jelas-jelas disambut Kwan dengan suka cita.
Pertunjukan gratis jadi sajian tak terduga buat penghuni putri. Bahkan ciecie berkumandang riuh, membuat dua insan ini bersemu merah. "Makasih ya Enon"
Enon berlari masuk ke rumah kosan, mengintip dari balik jendela memperhatikan--memastikan coklatnya hanya boleh Kwan seorang yang makan. Membuat Dino dan Jun menggeleng kan kepala. Sejak kapan Si Bule jadi alay seperti itu. Kalau Jun jelas lebih senang diam-diam, ia tak ingin menjadi konsumsi publik kedekatannya bersama Hao karena ia juga masih ingin menjaga perasaan Wonu dan Mingyu, walau sejujurnya Jun sejak tadi chat-an dengan Gadis Hao tersebut. Sejak gebetannya di CFD dan sejak Jun memposting selca pagi hari di stagramnya dan melihat komen manis dari Hao.
Dan, berbeda juga dengan Hoshi--sejak Uji duduk mendengarkan lagu dari ponselnya menggunakan headphone, memejamkan mata begitu manis--tak henti-hentinya Hoshi mengagumi bahkan sesekali mengabadikan moment tersebut dengan kamera ponselnya. Tahu dimana Hoshi berada? Ia sembunyi-sembunyi memperhatikan dari teras lantai dua kosan pria. "Lucu banget sih" melihat seperti itu saja seperti ada sesuatu yang mendesir di dalam hati.
###
Siang, terik, panas.
Duh, takut Mingyu tambah hitam pekat.
"Ayam!, panas banget. Hitam deh gua" dumal Gyu kesal, ditambah ia juga tidak bertemu seseorang spesial di hatinya.
"Lu, emang dari dulu udah hitam dari zigot!" mendengar ucapan Mingyu membuat Seokmin sewot sendiri.
Memarkirkan motor di garasi, diikuti Seungcheol dan Seokmin yang memarkirkan sepeda mereka. "Mentang-mentang lu naik motor ngebut aja, gua sama kuda pingin mati rasanya"
"Lagian siapa suruh ngikutin Mingdilan?" Tawanya angkuh, nyebelin. Tapi, ganteng gimana dong?
"Pantes saja auranya berbeda, ternyata mereka udah kembali" Seokmin melihat susunan sepatu olahraga rapih di rak sepatu tepat sebelah kosan putri. Melihat itu saja ia sudah senang, itu berarti kucingnya sudah kembali.
"Duh, gelisah nih gua belum lihat wajahnya. Rasanya hidung ini berhenti kembang kempis" geli banget omongannya ketua kardus. "Malika, Dike. Kita harus adain rapat dadakan. Ayo cepet!" perintah Seungcheol berjalan cepat memasuki kosan.
Seluruh penghuni kosan pria sudah berkumpul di ruang tv setelah Seungcheol menutup pintu dan berteriak. "Oke, langsung ke intinya aja ya" sudah tidak sabar "Berhubung ini hari minggu dan semua penghuni kosan ada di rumah bagaimana kalau kita mengadakan acara masak-masak di taman. Sederhana saja, pakai nesting dan masak bahan-bahan seadanya"
Sudah tahu ini arah rencana bulus kardus mau dibawa kemana?
"Kalian jangan berpikir yang macam-macam, ini cuma biar kita semakin akrab dan dekat saja sama mereka" cengir Seungcheol innocent. "Jadi, sekarang kumpulkan apa yang kalian punya"
"Enon punya detergen, Hyung. Tadi baru beli" jujur sih, polos. Tapi, duh gimana ya.
"Heh, lu mau ngebunuh kita semua?" getok Hoshi kesal pada kepala Vernon.
"Hyung, Enon aja tadi sarapannya popcorn karena kita gak punya beras" usap Enon pada kepalanya yang sakit. Dike yang mendengar itu tak bisa menahan tawanya.
"Sudah, sekarang kumpulkan saja dulu. Dan Dino, tugas lu rayu dan kumpulin anak kosan putri di taman" Seungcheol sadar diri karena selain Dino pasti semuanya diabaikan, memang Dino anak kesayangan anak kosan putri. Bikin iri.
###
Mereka sudah berkumpul di taman. Peralatan masak sudah siap beserta bahan-bahannya, tak lupa biar totalitas seperti camping Jun dan Mingyu juga mendirikan tenda camping yang berkapasitas empat orang.
Jangan bertanya dari mana mereka memiliki peralatan seperti itu. Itu sudah pasti karena mereka adalah anak backpacker; mereka itu suka melakukan aktivitas hiking, snorkeling, maupun sekedar city tour.
"Emangnya kita mau makan apa?" Uji yang melihat mereka sibuk menjadi curiga. Anak kosan putri hanya duduk-duduk saja, toh mereka diundang sebagai tamu.
"Banyak sayang: ada soto, rendang, dendeng, empal gentong, sop buntut, coto makasar, soto banjar" jiwa pelayan restoran Hoshi sedang bergelora.
"Ayam lu! Itu sih rasa mie instan" menyesal Uji berada di sini, mending sarapannya dia tadi lebih baik, bubur ayam—walau pada kenyataannya diam-diam dihabisi Seungkwan.
"Sudah, kita lihat aja apa yang akan mereka lakukan" lebih tepatnya apa yang akan Seungcheol lakukan. Walau terpaksa diundang acara tidak jelas seperti ini, tapi nyatanya Jeonghan senang bisa melihat Si Kardus yang tengah sibuk. Kelihatan laki banget.
Dike, Hoshi dan Vernon menyiapkan peralatan masak. Sedangkan Seungcheol meminta Dino untuk membantunya membawa beberapa bahan-bahan makanan yang kurang dari dalam kosan. Kalau menurut prinsip Seongcheol 'Dekati dan bersikap manis dulu pada bayinya, baru pada induknya' maka itu Dino tidak diperbolehkan bekerja yang berat, mungkin dengan seperti ini Seungcheol akan lebih disayang oleh Angelnya, dengan mengambil hatinya melalui Dino.
"Adem banget ya liat si item sama Jun kompak begitu" si mulut rombengnya Kwan mencoba berbisik pada Wonu untuk menggoda "Jadi baper lihatnya" Kwan tahu akan ada api tidak lama lagi setelah ia menyiramkan bensin, amannya Kwan segera menghindar cepat menghampiri Mingyu dan Jun, dengan begini sudah pasti Wonu eonni tidak akan menyerangnya.
"Wonu dan Hao eonni tidak ingin mencobanya?" Kwan sih tidak perduli, bahkan ia tertawa-tawa seraya mencoba duduk-duduk di dalam tenda masing-masing yang didirikan Mingyu dan Jun.
Semuanya tertawa mengerti arah pembicaraan Kwan (terkecuali Wonu yang mulai berubah seperti singa ingin menerkam dan juga Hao yang bingung tak paham dengan maksud pertanyaan Kwan).
Jun yang masih menyayangi Wonu dan juga saat ini memiliki perasaan pada Hao terlihat bungkam, hanya tersenyum memandang mereka berdua. Kalau keadaan sudah seperti ini rasanya dilema berat. Tapi, Wonu pernah berpesan pada Jun 'Jika ada orang lain yang kau cintai, katakan padaku. Biar aku bisa melepaskanmu tanpa beban'—kalimat itu berkumandang dimana suasana hubungan mereka sudah tidak baik.
Mingyu yang biasanya kurang ajar kini hanya bisa mengikuti apa yang Jun lakukan. Tersenyum di antara tawa riuh anak kosan. Ia tahu mantan kekasihnya itu memang bodoh, namun Mingyu juga tahu perasaan hatinya Wonu saat ini; Mingyu mengerti jika Wonu masih menyayangi Jun dan ia tahu bahwa gebetannya tak mungkin bisa kembali bersatu lagi. Ini yang menjadi alasan kenapa Mingyu selalu berjuang untuk membuat tawa di wajah cantik bernama Jeon Wonwoo 'Aku ingin menjadi bahagiamu'
Shua paham ada rasa tak nyaman di antara acara kecil mereka hari ini, memutuskan untuk membuka suara dan memulai untuk menyantap masakan mengajak penghuni kosan putri mencicipi. Ia tak ingin ada hitam di antara warna. Bahkan ia berpesan pada Dike dan Oci untuk memeriahkan acara. Tak lupa, Shua menasihati Kwan diam-diam untuk tidak menggoda perasaan empat temannya itu lagi.
Dan, akhirnya acara mereka pun berakhir hingga tengah malam. Dengan banyak pasangan yang membuat cerita masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Genç Kurgu"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...