Holiday - Bandung (III)

414 43 18
                                    


"Oppa?"

Shua kaget, pastinya. Karena satu hari ini Shua tidak menghubunginya bahkan memberi kabar apa yang sedang dilakukan maupun posisi keberadaannya.

Tamu tidak diundang ini sengaja membawa dua loyang pizza ukuran besar--katanya untuk teman-teman Shua, walaupun mereka sudah membawa bahan logistik tapi tidak ada salahnya membawakan buah tangan, lagi pula ini masih sore hari dan mereka akan mulai...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tamu tidak diundang ini sengaja membawa dua loyang pizza ukuran besar--katanya untuk teman-teman Shua, walaupun mereka sudah membawa bahan logistik tapi tidak ada salahnya membawakan buah tangan, lagi pula ini masih sore hari dan mereka akan mulai masak pada waktu makan malam. Anggap saja ini makanan ringan untuk mengganjal selagi menunggu waktu malam.

Dike, Scoups dan Uji seketika mereka bertiga menjadi pendiam. Scoups menghampiri Dike, menenangkan suasana hati temannya satu ini. Uji, kesal melihatnya, toh ini liburan mereka dan kenapa harus ada orang asing yang datang mengganggu. Untung saja Uji sedang tidak membawa gitarnya, bisa-bisa melayang menghantam wajah tampan tamunya Shua.

"Oppa tahu darimana Shua ada di sini sekarang?" tanyanya dengan penuh rasa penasaran, jadi merasa tidak enak pada teman lainnya.

"Ada deh, Shua tidak perlu tahu yang penting Oppa sudah sampai di sini dan melihat Shua baik-baik saja sudah membuat Oppa tenang" pemuda itu menyisirkan surai-surai kecil yang menghalangi wajah cantik Shua karena hembusan angin. "Ohya, ini untuk kalian" menyodorkan dua kardus pizza ukuran besar pada Scoups. Pemuda itu memang ramah bahkan terlalu murah senyum--membuat Scoups selaku ketua sekaligus bapak kosan tak menaruh curiga. Ya, lagipula siapa yang menolak makanan gratis kaya begini.

Tanpa ragu Scoups meraih pemberian pemuda tersebut. Uji menendang-nendang tenda gank kosan putri tanpa suara membuat para penghuninya keluar: terkejut melihat pemandangan yang tersaji di hadapan mereka. Kwan si Ratu Gosip mencoba memberitahu pada dua tenda pria untuk bergabung bersama mereka di luar. Scoups menyerahkan dua kardus pizza pada Dino, tak ada penolakan bahkan mereka semua berbisik-bisik rebutan jatah pizza.

Shua menyuruh Oppa tampan itu untuk duduk di salah satu matras yang sengaja digelar di depan tenda--untuk mereka duduk-duduk di luar saat memasak.

"Oppa dengan siapa ke sini?"

"Dengan teman. Tapi, oppa suruh tunggu di mobil soalnya oppa gak mau nanti teman oppa naksir Shua. Lagipula tujuan oppa ke sini cuma buat mastiin Shua baik-baik saja" cubit gemas pada pipi Shua. Menjadi pertunjukan romantis, tapi juga menyakitkan untuk Dike. Jujur sebenarnya Oppa tampan dan kaya ini punya tujuan lain datang ke Bandung dan juga ia tidak datang dengan seorang teman melainkan supir pribadi.

Karena tidak ingin adanya pergelutan antara Oppa tampan dengan Dike, semua penghuni kosan ikut duduk di depan tenda dengan mengeluarkan semua matras yang sebelumnya sudah mereka rapihkan di dalam tenda untuk berbaring dan juga kini mereka ditemani pizza sebagai pengganti popcorn.

Kasihan liat kuda kisah asmaranya bak di ujung tanduk.

"Oh ini yang namanya Dike ya? Akhirnya bisa bertemu langsung" kembali senyuman membingkai wajah rupawan oppa tampan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh ini yang namanya Dike ya? Akhirnya bisa bertemu langsung" kembali senyuman membingkai wajah rupawan oppa tampan. Melihat apa yang dilakukan si oppa membuat Shua mencubit pinggangnya dengan kencang dan dibalas dengan tawa gemas Oppa melihat tingkah Shua.

Bersama dengan itu teman-temannya menghembuskan napas yang panjang.

"Dike..." panggil Shua ragu.

"Shua mau ngomong, sama kalian juga" Shua merasakan tangannya digenggam erat, Oppa tampan ini mencoba menenangkan Shua yang terlihat begitu gugup. "Sebenernya..... Ini Oppanya Shua, oppa kandung" Shua dapati wajah teman-temannya terkejut dan juga masih meragukan penjelasannya.

"Memang sengaja Shua tidak memberitahu kalian, karena gak penting soalnya percuma kalian gak akan pernah bertemu dengannya. Selama ini oppa tinggal di Amrik dan saat ini sedang berlibur ke Indonesia" jelas Shua lagi yang di-iya-kan oleh oppa nya itu dengan anggukan.

"Panggil saja Seungho, atau Sengho" Sengho oppa memotong pembicaraan Shua, memperkenalkan diri pada teman-teman adiknya. Dilihatnya perubahan ekspresi wajah mereka satu persatu mulai berubah, otot wajah yang sebelumnya menegang kini mulai mengendur seketika.

"Jadi, Sengho oppa bukan pacarnya Shua eonni?" ratu gosip mencoba mengklarifikasi kebenaran kali ini.

"Bukan" tawanya renyah terdengar. "Pasti ini Seungkwan, oppa benarkan?" si oppa tidak tahu bahwa dibarisan lain ada seseorang yang tiba-tiba menatap tajam tak suka karena merasa miliknya terampas.

"Ah~~ syukurlah berarti masih ada kesempatan buat kuda hyung" si bontot Dino yang sejak kehadiran Sengho hyung di depan kosan ini merasa tak nyaman--apalagi kalau bukan tingkah Dike yang seperti mayat hidup di kosan. Untung saja masih rajin mandi kalau tidak, sudah benar-benar menjadi mayat hidup sungguhan, bau busuk.

"Sepertinya kalau terlalu lama di sini tidak baik, mengganggu waktu liburan kalian" Sengho bergegas bangkit dari duduknya dan pamit untuk meninggalkan mereka semua. Membuat semua anak kosan ikut berdiri.

Tapi, sebelumnya.... Sengho menghampiri Dike.

"Hyung titip Shua ke Dike, jaga Shua baik-baik" menepuk ringan bahu kuda. "Ohya, keluarga kita gak suka pria tak berpendirian dan pengecut. Kalau Dike masih ingin menjadi pria pengecut mundur saja--berikan kesempatan itu pada pria lain, karena di mobil ada pria yang ingin maju untuk mendapatkan Shua" selama ini Sengho menjadi tempat curhatnya Shua, bahkan ia tahu kalau adiknya menyukai Dike tapi teman kosannya itu tidak pernah ada pergerakan yang pasti dan ini menjadi kesempatan Sengho melancarkan aksinya walau harus berbohong perihal pria lain di mobil.

"Ohya satu lagi. Keluarga kita gak suka menunggu seseorang mengambil keputusan lebih dari 1 x 24 jam" tak perlu menunggu respon, Sengho berpamitan pada teman-teman Shua.

"Oppa~~ apaan sih~ sudah cepat pulang~" Shua menarik oppa nya dari perkumpulan teman-temannya dan mendorongnya menjauh dari tenda mereka. "Hati-hati, jangan lupa kabarin Shua kalau ada apa-apa" melambai pada Sengho yang sudah melangkah menjauh.

"Shua juga jangan lupa kabarin Oppa kalau Dike udah nyatain cintanya malam ini. Kalau sampai besok Dike tidak melakukannya juga, Shua oppa jodohin sama teman oppa" Sengho berlari sebelum adik kesayangan dan satu-satunya itu mengejar karena mulutnya yang menyebalkan.

"Cieeee kuda akhirnya bisa bahagia udah dapet lampu hijau dari calon kakak ipar" goda teman-teman lainnya. Mendengar teman-temannya mengejek membuat wajah Shua bersemu merah, berlari bersembunyi ke dalam tenda karena malu.

Dike yang beberapa hari hanya diam kini bisa joget-joget bahagia tanpa suara--biar Shua gak tau kalau jiwa noraknya mulai bangkit kembali.

Gank kosan sebong sebenarnya agak menyesal lihat Dike yang asli mulai kembali, pasti akan berisik dan rusuh.

"Kuda, kebahagiaan lu tinggal beberapa jam lagi. Kalau gak nyatain perasaannya ke Shua, dia bakal dijodohin" muak juga Oci melihat temannya bahagia -karena cinta- yang berbalas. Ya setidaknya peringatan itu mampu menenangkan kuda yang mulai gak bisa diam.

Teman-teman lainnya yang mendengar seketika tertawa puas melihat perubahan tingkah Dike, bak robot kehabisan baterai.

{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang