"Hyung, Jeonghan nuna tadi ijin nginep di rumah orang tuanya"
"Hm"
Dike harus banyak bersabar menghadapi Skup, Dike masih ingin hidup panjang dan membangun rumah tangga bersama Shua nuna, jadi ia tak ingin mencari mati karena rasa takut untuk membahasnya lebih panjang.
Penghuni putra lainnya tengah berkumpul di ruang tipi seraya berbisik membicarakan apa yang terjadi tadi siang, dan berharap apa yang mereka bicarakan tidak terdengar oleh Skup—yang entah sedang apa di dalam kamarnya.
"Sepertinya gua harus melakukan sesuatu buat Wonu, gak mau kejadian seperti ini"
"Gua juga ke Hao"
"Oci hyung sama bule hyung gak ikutan? Coba dipikir-pikir lagi deh"
"Oh! Hyung mau kemana?"
Pembicaraan mereka teralihkan ketika mendapati sosok Skup keluar dari kamar dengan membawa tas ransel yang terlihat berat dan berpakaian rapih namun santai.
"Oci, gantiin posisi gua dulu di kosan selama gua pergi"
"Hyung. Hyung mau kemana emangnya? Baru juga pulang futsal"
Dino selaku penghuni paling muda berjalan mengikuti Skup keluar rumah menuju motor kesayangannya. Terlihat terburu-buru.
"Yaelah hyung bisa kali diomongin baik-baik" Dike tidak memberitahu alasan Jeonghan nuna pergi saja sudah merasa takut, ditambah saat ini melihat tingkah Skup membuat penasaran satu kosan.
"Mau kemana sih hyung? Bilang dulu sama kita. Kita aja pergi harus bilang tujuannya, Hyung gak bisa pergi begitu aja" Vernon mencoba menahan lengan Skup. Setidaknya biarkan mereka tahu tujuan dan apa yang Skup lakukan.
"Kenapa pada panik begitu sih, santai aja. Cuma mau refreshing doang"
Rupanya keributan di depan kosan putra membuat seluruh penghuni depan ikut bergabung, memperhatikan dan tidak berani bertindak apapun—karena tak ada yang berani menghalangi Skup jika tengah emosi, selain Jeonghan.
"Kalau pergi refreshing, Gyu ikut" si hitam bertubuh lebih tinggi dibanding yang lainnya berdiri di depan motor Skup untuk menghalangi.
"Jun juga, tapi diboncengin sama Gyu"
"Udah sih, biarin aja udah gede ini. Terserah mau kemana" geram dibuatnya. Uji tak bisa menahan mulutnya. Inginnya marah dan menghajar Skup, tapi apa daya dia sedang tak tertarik membuat keributan dengan sesama teman kosan.
"Tuh kalian dengarkan apa kata Uji. Cuma refreshing doang kok, gak akan kabur karena belum bayar kosan"
"Gua pergi dulu ya. Jangan rindu, berat....kaya Kwan"
Dengan motor kesayangannya Skup akhirnya bebas tanpa belenggu teman-teman kosan. Ia bisa melakukan apapun yang sudah direncanakan. Refreshing, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Teen Fiction"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...