"..... Hani..... Cantiknya..." tak berpaling sedikitpun kedua manik Ucup, terus terkunci pada paras cantik milik seorang Jeonghan.
"Eh... Bentar deh bentar.. " Kwan memegang keningnya yang tiba-tiba berkedut. Lengannya dipegang kuat-kuat oleh Vernon. Asik kesempatan.
"Oppa?"
"Jika nanti terjadi sesuatu, jangan halangi aku. Aku mencintaimu, kuharap kau tetap mencintaiku setelah apa yang kau lihat nanti" Shua menghentakkan kakinya kesal, melangkahkan tungkainya -meninggalkan Dike- menuju lelaki yang ia panggil dengan sebutan 'Oppa'
Shua berjalan menuju tepi pelaminan menarik lengan pemuda yang sudah ia jadikan target kekesalannya. Tak perduli bagaimana orang-orang akan menatapnya, menilainya tak secantik parasnya.
"Ceritakan semuanya padaku, apa yang sebenarnya terjadi! Katakan dengan jujur atau hidupmu hanya sampai hari ini"
Para sebong tak bisa berkutik apapun--karena Dike melarangnya, memperhatikan mereka dalam diam dari jauh. Shua menarik pemuda tersebut kesebuah sudut yang tak ramai pengunjung, bahkan Jeonghan sendiri pun hanya bisa memperhatikannya tidak berani mencampuri.
"Katakan oppa! Atau aku membencimu"
"Aku mencintai Jeonghan"
Seketika kaki Shua terasa lemas, ingin rasanya Dike berlari menghampiri dan merengkuh tubuh gadis kesayangannya--hanya saja Shua melarangnya.
"Benci dan luapkan amarahmu pada oppa, jangan pada Jeonghan. Ia tidak salah, semua adalah kesalahan oppa"
"Apa aku nampak tak begitu terlihat di matamu, oppa? Sampai kau tak menganggap ku ada, kau merahasiakannya dariku. Apa sekarang aku bukan lagi adikmu?"
"Shua... " suara lembut Jeonghan terdengar begitu bergetar memecah aura hitam keluarga Hong
"Maaf Han, kau bisa kembali ke tempat mu? Aku hanya tak ingin melukai hatimu"
"Tidak, kau tetap di sini" oppa tampan (kalian mau kenalkan siapa oppa tampannya Jeonghan?.... Ya, ini orangnya) menahan pergelangan tangan Jeonghan begitu erat, membuat si empunya meringis terkejut
Ya, Shua dibuat terkejut dengan pertunjukan di depan matanya. Pertunjukan yang diberikan secara cuma-cuma oleh oppa kandungnya dan juga sahabat baiknya itu
"Aku ingin bicara dengan kalian..... Dan juga S.Coups, oppa harus menjelaskan semuanya"
"Tidak, aku juga ingin Dike ikut!"
Jeonghan, S.Coups, Dike, Shua dan Oppa tampan pergi keluar gedung, mereka kini berada di sisi lain terluar dari gedung yang tengah diadakan acara pernikahan dibagian dalamnya. Mereka hanya tak ingin acara yang seharusnya berjalan dengan lancar dan bahagia harus dengan terpaksa hancur oleh mereka sendiri.
"Cepat ceritakan!" Shua menuntut tidak sabar untuk mendengar alasan apalagi yang akan disampaikan oleh oppa nya. Dike menggenggam jari jemari Shua untuk menenangkan kekasihnya yang tengah tersulut emosi
"S.Coups, maaf. Tapi, aku mencintai Jeonghan" mereka ber-empat terkejut (terkecuali oppa tampan), antara jujur atau bodoh sebenarnya oppa tampan itu berani berkata yang sebenarnya di hadapan adik, wanita yang ia cintai dan juga lelaki yang mencinta wanita yang ia cinta (yaampun ribet banget kaya judul eftivi), Dike? Dia hanya figuran, anggap saja patung kuda.
"Aku menyukai Jeonghan saat pertama kali melihatnya, di kosan dan aku berjanji untuk memilikinya"
Shua sudah tidak perduli dengan suasana hatinya, yang ia cemaskan kali ini adalah Eskup. Lelaki ego itu bisa saja bertindak nekat, terlihat dari air wajahnya yang mulai berubah sedingin es di kutub, tatapan membunuh setajam belati
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Fiksi Remaja"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...