"Tadaimaa~ orang tampan pulang~""Ikut aku!" kesempatan tak direncanakan. Shua yang tengah menyapu teras mendapati Ucup mahluk yang dinanti-nanti akhirnya pulang juga, dilemparnya sapu kesembarang arah.
Ditariknya lengan S.Coups oleh Shua menuju halaman belakang, membawanya untuk duduk di ayunan.
"Gimana kondisi mu? Jujur" Shua tengah mendominasi percakapan mereka, menuntut sebuah jawaban
"Aku baik, ya setidaknya jauh lebih baik" gummy smile, siapa yang tidak tahu dengan senyum khas dari Eskup yang menggemaskan ini.
"Bohong. Maaf, kalau aku kesal" menatap kedua manik Ucup dengan tegas, seakan tengah menghakimi "Kamu kan udah janji gak akan gegabah, mengambil keputusan sendiri tanpa memikirkan akibatnya. Kenapa itu harus diulangi lagi? Kapan egomu hilang?"
"Maaf, bukan maksud bikin kalian cemas tapi kondisi dan situasinya yang membuat posisiku seperti itu""Aku pernah bilang; kalau ada masalah ceritakan semuanya, sebisa mungkin aku akan membantu mu. Bukannya dulu kamu juga memintaku seperti itu?--kalau aku ada masalah, ceritakan semuanya padamu. Sudah lupa atau melupakan janji itu?"
S.Coups menghembuskan napasnya berat, melepaskan ranselnya dan meletakkannya di rumput taman
"Entahlah pikiran ku sedang kalut, membuatku seakan mudah goyah dan bertindak bodoh. Ini menjadi yang kedua kalinya aku begitu hancur kehilangan seseorang yang aku sayangi--karena kebodohanku sendiri"
"Karena egomu lebih mendominasi"
"Maaf, tapi ini jauh lebih menyakitkan dari aku yang tidak bisa mempertahankan hubungan kita dulu. Kini aku belum sempat memilikinya, tapi sudah kehilangannya"
Shua hanya bisa diam, ia tak ingin kenangan dulu bersama S.Coups datang lagi. Hubungan mereka memang hanya berjalan selama 6 bulan--waktu yang tak sebentar, tapi juga tak lama (pada awal-awal masuk kuliah & sebelum mereka mengenal Jeonghan). Shua yang penyabar harus menghadapi S.Coups yang penuh emosi dan ego (tapi, lelaki itu sekarang jauh lebih baik). Mereka pernah saling mencintai, hubungan mereka yang romantis dan Shua begitu menyayangi mantan kekasihnya itu, pun sebaliknya. Tapi, harus berakhir karena suatu hal yang tak bisa dipertahankan dan mereka sepakat untuk tetap menjalin pertemanan dan persahabatan.
"Kau tetap harus datang dan tunjukkan kalau kau baik-baik saja, jangan membuat Jeonghan kecewa"
"Iya, aku akan datang. Maaf ya aku sudah membuatmu cemas" usap S.Coups pada puncak kepala Shua
"Jangan lupa minta maaf sama anak-anak yang lain!"
"Iya Iya, calon nyonya Seokmin. Beruntungnya kuda bisa memilikimu"
Lempar Shua pada Ucup menggunakan sandal
"Sana bersih-bersih terus istirahat"
Shua menyandarkan punggungnya dengan nyaman, memejamkan matanya. Rasanya begitu lelah beberapa hari ini ia harus memikirkan teman-temannya sampai tidurnya tidak nyenyak. Bukan karena perkara ia yang dituakan melainkan rasa persaudaraan membuatnya begitu cemas.
Deg
Seseorang memeluknya dengan erat dan hangat.
"Bersandarlah"
"Kuda?"
Cengiran khas yang Shua rindukan, dekapan dan sentuhan lembut pada punggungnya mampu melunturkan beban yang selama ini ia pikul
"Maaf ya, aku baru pulang"
"Tidak apa" balas Shua mendekap tubuh pemuda yang begitu ia rindukan. Menghirup aroma khas tubuhnya yang memabukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
{Seventeen} KOS-AN SEBONG GG. CARATS NO. 17
Teen Fiction"Senja adalah waktu sempurna dimana banyak yang memeluk rindu, walau hanya sekejap. Senja selalu mengajarkan, bahwa yang indah tak selamanya harus menetap, ada waktunya ia juga harus berpisah. Dan senja selalu mengajarkan caranya untuk pamit, datang...