10: Broken Home [Part 1]

580 39 5
                                    

[~Farhan~]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[~Farhan~]

"Ketika kita menghendaki kekuatan, maka Tuhan memberikan kita cobaan agar kita menjadi orang yang kuat"
-
-
-
-
-

Sesampainya dirumah, Farhan yang saat itu sedang membuka helmnya, mendengar suara pecahan kaca beberapa kali dalam rumahnya. dengan rasa penasaran, Farhan langsung masuk ke dalam rumah. Mata Farhan melebar ketika melihat isi rumah yang sangat berantakan. Farhan menyusuri suara pecahan itu. Dan suara pecahan itu berasal dari kamar ibu dan ayah. Farhan langsung mendobrak pintu kamarnya, Ayah dan ibu tidak menyadari kedatangan Farhan saat itu.

Terlihat ayah sedang bertengkar dengan ibunya.

"Kamu itu jadi istri nggak usah zuudzon terus sama suami. Ayah bosan mendengar kata itu!" Bentak ayah dengan kesal

"Ibu udah liat buktinya yah. Dan ayah terbukti selingkuh" ucap ibu menangis

"Trus, ibu percaya gitu aja? Bisa jadi kan bu', foto yang ibu lihat itu cuman editan orang aja"

"Jelas-jelas foto itu bukan editan yah. Tetangga-tetangga juga bilang kok ke ibu, kalau ayah itu lagi dekat sama model janda" bentak ibu mengeluarkan air mata

"Terserah ibu ajalah, intinya ayah sudah jelasin semuanya. Ibu bahkan lebih percaya kata orang, dari pada kata suaminya sendiri"

Ketika ayah ingin melangkahkan kakinya keluar kamar, mata ayah melebar melihat Farhan yang dari tadi berdiri didepan pintu kamar, mendengar semua percakapan orang tuanya.

"Ini yang namanya sayang sama istri? Ayah tega yah, bentak ibu seperti itu." Ucap Farhan menatap ayah dengan tatapan sinisnya.

"Kamu, nggak usah ikut campur urusan ayah!" Sentak ayah berjalan menuju pintu kamar dengan menatap dalam-dalam mata Farhan

Farhan hanya terdiam sambil bertatap sinis dengan ayahnya. Khawatir dengan keadaan sang ibu, tanpa basa basi Farhan langsung menghampiri ibu yang saat itu sedang meratapi kesedihannya.

"Bu, ibu diapain sama ayah? Ibu dipukul?" Tanya Farhan khawatir.

Ibu hanya menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyan Farhan.

"Farhan, adik kamu" ucap ibu dengan suara pelan.

"Mutia? Mutia kenapa bun?" Tanya Farhan kembali khawatir

"Mutia lagi dikamarmu, Tolongin dia!" Perintah ibu

Farhan pun menuju ke kamarnya yang saat itu pintu kamar dalam kondisi terkunci. Farhan berusaha mendobrak pintu itu.

Bruk!!!

Pintu kamar Farhan pun terbuka. Farhan langsung menghampiri Mutia yang saat itu berdiri di sudut kamar, sambil mengeluarkan air mata. Melihat keberadaan Farhan, Mutia pun memeluk sang kakak.

"Udah, nggak usah nangis. Kakak ada disini kok" ucap Farhan mengelus kepala sang adik.

Farhan langsung menggendong Mutia dan membawanya ke kamar ibu. Dengan rasa ingin tau yang kuat, Farhan pun bertanya ke ibunya

"Bu, sebenarnya apasih yang terjadi? Sampe-sampe ruang tamu berantakan, ibu di bentak-bentak, guci-guci kamar pada pecah, sampe-sampe Mutia dikurum dikamar aku. Apasih yang membuat ayah semarah tadi?" Tanya Farhan

Ibu menghela napasnya dan menjelaskan dari awal kejadian yang menimpanya sampai akhir.

"Ibu tenang aja, biar Farhan yang telusuri kebenarannya. Nanti kita buktikan apakah perkataan ayah yang benar atau perkataan tetangga. Ibu nggak usah khawatir kok. Rahasia apapun yang ayah tutup rapat-rapat, suatu saat nanti pasti akan terbongkar" ucap Farhan menepuk pundak ibu beberapa kali dengan maksud ingin menenangkan sang ibu

Krucuk...Krucuk....krucuk

Bunyi perut Mutia yang menandakan perutnya minta diisi. Lirikan ibu dan Farhan mengarah ke muka Mutia. Mutia hanya tersenyum hangat karna merasa malu.

"Kamu lapar? Tanya Farhan

Mutia hanya mengangguk pelan

"Kalau gitu, kakak pergi beli makanan dulu di warung. Kamu disini aja, jagain ibu"

Mutia kembali mengangguk pelan.

***

Farhan pun keluar dari rumah. Melihat suasana diluar akan menjelang malam, Farhan bergegas menuju ke motornya, dan melajukan motornya dengan kecepatan kilat.

Beberapa menit kemudian, Farhan pun sampai di sebuah warung pinggir jalan. Iya menepihkan motornya tepat didepan warung, lalu turun dari motor dengan raut wajah datar. Dia memesan 2 bungkus nasi goreng kemudian duduk di kursi kayu sambil menunggu pesanannya datang.

Farhan hanya duduk terdiam sambil melihat mobil yang lintas dijalan. Tidak sengaja Farhan melihat mobil ayahnya melintas. Dengan rasa penasaran, Farhan langsung mengikuti mobil ayahnya dari belakang. Ketika Farhan telah menstarter motornya,

"Mas, ini nasi gorengnya" teriak si penjual

"Oh iya, gue hampir lupa. Makasih yah"

Farhan pun mengambil kantong plastik yang isinya nasi goreng dan memberikan uang ke si penjual. Farhan langsung meninggalkan warung itu dan melajukan motornya dengan kecepatan kilat.

Farhan terus mengejar mobil ayahnya dari belakang. Tiba-tiba mobil ayahnya berhenti di sebuah cafe. Ayah pun keluar dari mobil sambil berpegangan tangan dengan seorang wanita seksi. Tanpa berfikir panjang, Farhan langsung mengambil ponselnya lalu merekam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh ayahnya saat itu. Merasa cukup untuk dijadikan bukti, Farhan mematikan ponsel dan menyimpannya disaku celana.

Farhan kembali melajukan motornya dengan kecepatan standar.

***

Sesampainya dirumah, Farhan pun memarkirkan motornya, masuk ke dalam rumah, dan langsung menuju ke kamar. Terlihat Mutia dan Ibu sedang tertidur pulas, Farhan dengan terpaksa membangunkan meraka untuk makan malam.

"Bu, bangun! Farhan bawain nasi goreng buat ibu makan. Farhan tau kok, ibu sedang kelaperan. Ibu makan dulu yah, nanti ibu sakit" sahut Farhan mengambil sebungkus nasi dari kantong plastik lalu memberikannya ke ibu.

Ibu hanya mengangguk pelan.

"Farhan, kamu pergi istirahat aja di kamarmu. Ibu tau, kamu kecapean. Kamu kurang istirahat hari ini" ucap ibu menepuk pundak Farhan.

"Tapi kan,"

"Nggak usah pake tapi-tapian. Kamu buruan kekamar gih. Bersihin badan kamu lalu tidur."

"Iya"

Farhan pun meninggalkan ibu, dan menuju ke kamarnya.

***


SUATU SAAT NANTI ✔ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang