Ignis - Part 4

839 201 50
                                    

Universitas Clarus Jaya, Makassar. Perguruan tinggi swasta yang masih hijau di dunia pendidikan. Terletak di ujung kota Makassar, saking di pelosoknya, banyak orang tidak sadar ada sebuah kampus di daerah itu. Rata-rata mahasiswa yang diterima pertahunnya hanya 1.500 orang dan kebanyakan adalah mahasiswa buangan dari universitas negeri. Miris.

Untung saja—pimpinan serta para staff yang ada, berusaha untuk menaikkan kuantitas dan kualitas dari perguruan yang baru berdiri sekitar 3 tahun yang lalu. Hasilnya, mutu pengajar dan fasilitas kampus sangatlah memuaskan. Walau biaya SPP tiap semester lumayan bikin orang tua was-was untuk menjual tanah atau meminjam di pegadaian.

Meskipun lokasi kampus tersebut belum bisa di deteksi oleh google map, tetapi mahasiswa yang menimba ilmu di sana bisa bersaing dengan mahasiswa dari universitas negeri maupun swasta di Makassar. Dan di sanalah Aris dan Cony berkuliah hingga 2 tahun lebih di jurusan farmasi.

Di salah satu ruangan kelas farmasi, Aris sedang memaparkan materi suspensi di depan seluruh teman sekelasnya. Entah pemuda berambut kelabu itu yang terlalu cepat menjelaskan atau terlalu sering memakai bahasa ilmiah, seluruh temannya hanya diam melongo. Kalau saja itu adalah acara uji nyali dan ada kamera yang menyoroti, mereka semua akan angkat tangan, kode bahwa mereka menyerah.

Di lain pihak, Aris berhasil merebut hati dosen dengan kepandaiannya. Cerdas mungkin masih terlalu rendah untuk Aris, jenius lebih pas untuk lelaki bermata sayu tersebut. Aris pun mengakhiri paparannya. Sang dosen langsung bertepuk tangan yang otomatis diikuti oleh kawan-kawannya. Mereka senang bahwa presentasi yang rumit itu telah selesai.

Sebagai penutup tugasnya, Aris mengumpulkan makalah yang dia buat bersama Cony. Dia pandang nama Cony di sampul. Aris tahu bahwa dirinya sekarang khawatir dengan partner-nya itu. Hari ini, Cony izin tidak masuk kuliah. Sebagai kepala keluarga—satu-satunya pria yang tersisa, sekarang mengurus pemakaman ayah tirinya sehingga dia tidak bisa menemani Aris di kelas.

Insiden tadi malam masih terputar-putar di ingatan Aris. Ada suatu hal yang mengganjal. Cara meninggalnya ayah tiri Cony, seperti sengaja terlihat seperti sebuah kecelakaan. Dihantui rasa penasaran, akhirnya ia memilih untuk menyelidiki asal muasal kejadian, yaitu dapur rumah Cony.

--0--

Kediaman Cony ternyata sudah dipenuhi dengan media massa yang haus akan informasi. Mereka sudah siap tempur untuk berada di barisan terdepan saat ada mangsa untuk diwawancarai, mirip sekali dengan hyena. Kondisi ini adalah hal lumrah bagi seorang pabrik figur yang meninggal dalam keadaan tidak wajar. Sebelum tiba di sana, Aris sudah mencari tahu siapa sebenarnya korban.

Bambus, ayah tiri Cony, seorang artis senior yang sudah biasa muncul di layar kaca. Pada stasiun TV swasta maupun nasional. Bambus juga pernah satu kali beradu akting dalam sebuah film layar lebar, sebagai pemeran utama pria. Sekarang, namanya lebih dikenal oleh masyarakat karena acara talk show—dengan dia sebagai host-nya. Biasanya dia mengundang artis-artis sensasional dan membahas topik yang sedang panas di bahas oleh para netizen. Sehingga berita tentang kematiannya yang mendadak tentu saja viral di media.

Aris memiliki trik jitu agar para wartawan tidak sadar bahwa dia akan masuk ke dalam. Tentunya dengan bersikap tenang, berpakaian santai, dan menyempatkan diri untuk berpura-pura nongkrong seperti yang lainnya. Sesekali Aris berpindah posisi ke kerumunan wartawan. Seakan dia memang salah satu dari mereka. Ketika sudah merasa tidak ada lagi yang menghiraukannya, dia mulai mendekati pos satpam. Dipasang hoody dan masker kain untuk menyamarkan wajahnya.

Aris langsung mengetuk pintu pos keras dan menyebut nama Pak Jatro. Secepat kilat, para wartawan tercengang. Ternyata mangsa mereka luput dari pantaun. Untung saja Aris sudah menghubungi Pak Jatro, maka dibukakan pintu untuk pemuda itu dan langsung menutupnya sebelum para wartawan mencegat Aris masuk ke dalam.

Pharma.con ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang