Iris - Part 4

661 165 16
                                    

Dalam mitologi Yunani, Iris adalah dewi dan personifikasi dari pelangi dan merupakan utusan para dewa. Ketika Matahari menyatukan bumi dan langit, Iris menghubungkan para dewa dengan umat manusia. Dia mampu bergerak dengan kecepatan angin dari satu ujung dunia ke ujung dunia yang lain, ke kedalaman laut dan ke bawah tanah.

--0--

Ini adalah masa lalu Aris yang dia pendam dalam-dalam, hingga ingin dilenyapkan dari pusat memorinya. Terkadang, pemuda itu iri dengan anak yatim piatu yang tidak mengenal ayah dan ibunya. Mereka bisa berimajinasi seperti apa orang tua mereka yang sudah meninggalkan mereka sebatang kara di dunia yang semu ini. Berbanding terbalik dengan dirinya. Kenyataan bahwa dia mengetahui kedua orang tuanya, lebih menyakitkan dibanding kehilangan mereka sejak kecil.

Morgan—ayah Aris, pengusaha kaya raya yang tampan, sukses, dan pintar. Sama seperti dirinya, ayahnya adalah pria sempurna yang berhasil merebut banyak hati orang di sekitarnya. Sayangnya, pria itu memiliki satu aib yang berusaha dia sembunyikan, yaitu kebiasaannya bermain dengan wanita atau sering berganti-ganti pasangan. Ibu Aris, Iris, hanyalah bawahan Morgan di kantornya. Wanita karir yang menawan, berwibawa, dan ringan tangan. Tak ada satupun teman sejawatnya yang tidak mengenal Iris yang bisa diandalkan.

Mereka berdua berkerja di tempat yang sama. Tetapi selama beberapa tahun, keduanya tidak pernah terjalin ikatan lebih dari 'Boss dan Bawahan'. Sampai mimpi buruk itu tiba.

Suatu saat, Morgan sudah mencapai puncak titik jenuhnya. Bad mood-nya selama tiga hari tidak pernah terobati. Ini semua disebabkan pekerjaannya yang tidak pernah berkurang sedikit pun. Dia juga bosan dengan semua pacarnya. Dia ingin sesuatu yang baru, segar, dan eksklusif.

Morgan, Iris, dan beberapa staf mengerjakan sebuah proyek hingga larut malam. Iris adalah penanggung jawab proyek tersebut. Deadline sudah di depan mata, terpaksa Iris berada satu ruangan dengan Morgan yang ikut ambil andil agar pekerjaan itu bisa beres tepat pada waktunya.

Tiba-tiba saja, Morgan mendapatkan sebuah ide cemerlang untuk memuaskan hasratnya. Sepertinya bisikan iblis sudah berhasil memenuhi pikiran dan hati Morgan. Dia tatap wanita yang duduk di hadapannya, sibuk mengetik di laptop. Iris memiliki paras yang berbeda dengan wanita yang pernah dia temui. Bagaikan Dewi Iris yang agung nan mempesona, sama seperti namanya. Dengan analisis Morgan yang sudah terbiasa menghadapi kaum wanita, Iris 100% masih perawan, sesuai dengan Dewi Iris yang juga seorang perawan. Membuat Morgan tambah menginkannya.

Morgan memliki kemampuan untuk membuat semua wanita bertekuk lutut dengan bantuan fisiknya yang sempurna, dan juga dengan magnet karismanya. Dia yakin, Iris pasti tidak akan bisa menolaknya. Morgan mulai melakukan taktik memangsanya.

"Iris ... tampaknya sekarang sudah larut malam. Bukankah wanita selalu memikirkan kecantikan dirinya. Bergadang tidak baik bagi kesehatan kulit," ujar Morgan seakan-akan mengkhawatirkan Iris.

Iris tersentak pada Morgan yang memecah keheningan malam. Tetapi yang lebih mengejutkan adalah pemimpinnya sedang mencemaskan dirinya. Padahal selama ini, Morgan terkenal sebagai pemimpin yang tidak mengenal kata ampun dari karyawannya.

Kalap dengan pernyataan Morgan terhadap dirinya, Iris hanya menunduk malu-malu. "Maaf Pak, pekerjaannya belum beres. K-kalau bisa, beri saya waktu satu jam lagi untuk menyelesaikannya. S-saya janji akan selesaikan malam ini."

Melihat respon Iris, pancingannya sudah membuahkan hasil. Morgan kembali memberi serangan. "Iris, saya merasa bodoh tidak menyadari dirimu selama ini."

"M, maksudnya? Pak Morgan?"

"Ternyata, sepanjang saya memperkerjakanmu, baru kutahu, kamu adalah wanita mempesona. Kecantikanmu bagaikan Dewi Iris yang turun ke bumi. Sayap pelangimu membuatku terpukau akan parasmu."

Iris yang mendengar rayuan Morgan, tersipu dan membuat pipinya merona merah. "Pak Morgan ternyata puitis juga, ya. Umm ... mungkin saya memang harus pulang sekarang."

"Ah! Bagaimana kalau saya antar? Jam segini mana ada taksi atau ojol. Apalagi ini Makassar, bahaya kalau sudah tengah malam," kata Morgan yang mulai melancarkan aksinya.

"Benarkah? Tidak merepotkan Pak Morgan?"

"Tidak sama sekali. Keselamatanmu adalah yang utama. Apalagi kamu adalah kordinator dari proyek besar kita. Keberadaanmu esok hari sangatlah penting."

Pada awalnya, Iris ragu untuk ikut bersama ketuanya tersebut. Tapi setelah mendengar bahwa tawarannya ada kaitan dengan pekerjaan, Iris setuju. Morgan berhasil mendapat jackpot. Sambil bersiap-siap, pria itu berseringai penuh nafsu melihat badan Iris yang akan dia cicipi malam ini.

--0--

Apa yang terjadi selanjutnya, tidak pernah terbayangkan oleh Iris. Dia yang masih polos tanpa tahu niat buruk Morgan, hanya bisa menerima tubuhnya telah digrogoti oleh pimpinannya sendiri. Dia tidak bisa menolaknya. Reputasinya dipertaruhkan di sini. Iris pun sudah merasakan dirinya kotor. Lebih dari sampah yang membusuk di tanah.

Setelah kejadian naas itu, hari esok dan seterusnya, Morgan tetap melakukan rutinitasnya secara normal. Dia tidak merasa bersalah atas tindakannya dan hanya memandang Iris seperti bawahannya yang lain. Hal itu tentu saja membuat hati wanita itu hancur berkeping-keping. Dia telah di perkosa oleh orang yang dia hormati selama ini.

Penuh dengan rasa trauma, Iris memilih diam. Selain itu, dia belum mendengar desas-desus tentang dirinya dengan Morgan. Dia ingin mengubur aibnya itu hingga dia mati. Namun, pintu neraka sudah berada di depan mata.

Setelah 3 bulan, Iris merasakan ada perubahan pada tubuhnya. Ketakutan, dia pergi memeriksakan dirinya pada dokter. "Nyonya Iris—selamat, Anda hamil."

Seketika dunia diselimuti oleh awan gelap yang pekat. Rasa amarah memenuhi hati Iris. Dia memang wanita bodoh. Bisa-bisanya dia mau menerima pria itu menyetubuh dirinya. Mulai detik itu, Iris tidak akan lagi menjadi wanita murahan. Dia bertekad untuk meminta pertanggung jawaban kepada Morgan.

Dengan menggunakan kepercayaan orang lain pada dirinya, Iris mulai mengatur serangan balik untuk membuat Morgan menerimanya sebagai istri sahnya. Iris termasuk karyawan yang cerdas dan sangat mudah bersosialisasi. Maka informasi seputar pimpinannya tersebut bisa dia dapatkan dengan mudah.

Rencananya adalah memeberikan Morgan dua pilihan. Bertanggung jawab atas kehamilannya atau semua orang akan berbalik melawan Morgan dengan menyebarkan skandal atas sifat bejatnya itu. Sebenarnya dia juga bisa melaporkannya kepada kepolisian, tetapi Iris ingin membuat reputasi Morgan jatuh dengan cara paling memalukan.

Dan hari itu tiba, Morgan hanya bisa terpaku pada pilihan yang disodorkan kepada dirinya. Dia memikirkan segala kemungkinan yang ada dan harus menerima tawaran untuk menikah dengan Iris. Dia tahu bahwa pekerjaannya adalah yang paling utama. Tidak semudah itu untuk bisa berada di atas, seperti yang sekarang.

Iris yang sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk, merasa lega atas keputusan Morgan, bahwa Ayah dari anak yang dia kandung, akhirnya mau menerima mereka berdua. Morgan pun meminta maaf atas kesalahannya dan berjanji tidak akan pernah melakukannya lagi. Iris bersimpati kepada calon suaminya itu dan langsung memaafkannya. Sayangnya ... itu adalah satu langkah menuju neraka.

<><><><><>

Ini termasuk vulgar, tidak? Semoga tidak, ya. Karena ini tentang masa lalu Aris dengan kedua orang tuanya, jadi engga terlalu panjang. Tapi kalian boleh tebak apa yang akan terjadi pada Aris atau orang tuanya.

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.😄

[26/2/2019]

Pharma.con ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang