Klik! Pharma.con - II

750 148 22
                                    

Hai guys! Ketemu lagi sama penulis manis nan pintar ini. 😘😘😘
//auto lempar balok kayu 😂

Kasus Ignis telah terlewati. Gimana? Masih ada yang bingung dengan teorinya? Pasti ada lah yang masih bingung cuman malu bertanya. Awas loh, malu bertanya sesat dihatiku. 😍

Ok, langsung aja. Pahami dan resapi, ya. 😉

💊💊💊

Mari kita mulai dari barang bukti yang berhasil Aris dapatkan dari TKP: jejak kaki, serpihan karung tepung, dan kompor.

Kita bahas satu-satu.

Pertama, jejak kaki. Ide ini kuambil dari kasus Sherlock Holmes yaitu Penelusuran Benang Merah (A Study in Scarlet tapi di serialnya berubah judul menjadi Study in Pink). Ada satu adegan dimana Sherlock meneliti jejak kaki yang tertinggal di sekitar TKP. Yah ... memang Si Jenius ini dengan keahlian analisisnya yang sudah pro banget, bisa menebak darimana asal tanah, ukuran hingga model sepatu apa yang dikenakan pelaku.

Namun, untuk Aris yang masih manusia biasa, yang tentunya tidak sampai tau merek sepatu apa yang dipakai pelaku hingga tau pernah kemana pelaku dari sisa tanah yang terselip di sepatunya. Dia hanya perlu memfoto (atau mengingatnya saja) dan mencarinya di internet dan voila! Kita jadi tahu jenis sepatu apa yang dipakai. Kita semua bisa melakukannya kok, yang penting sabar dan teliti. Apalagi setiap merek sepatu memang memiliki tipe sol sepatu yang khas. Coba cek satu-satu sepatu kalian dan lihat apa bedanya, hehehe.

Untuk ukuran sepatu itu bisa ditebak kok dari ukuran dan penampakannya. Yakin deh, kalian yang suka berburu sepatu bakalan mudah nebak sepatu yang dipajang di etalase mall itu muat di kaki kalian atau tidak. (Kecuali buat orang yang suka dibelikan sepatu, macam diriku, kadang masih terkecoh Wkwkwkwk)

Kedua, serpihan karung tepung. Well, ini dia senjata pembunuhannya, tepung. Barang yang biasa kita gunakan, yang nampaknya tidak berdosa ini, bisa menjadi senjata yang sangat mematikan. Kenapa bisa?

Kalian tahu teori luas permukaan? Engga tau? Ok, silahkan cari di google // auto gampar 😅.

Sebelum itu, kita bahas dulu apa itu laju reaksi yang berkaitan erat dengan luas permukaan.

Laju reaksi adalah berkurangnya konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu atau pertambahan konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. 

Paham? Engga? Ok, lanjut baca di bawahnya.

Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laju reaksi, salah satunya adalah luas permukaan. Salah satu syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur atau bersentuhan. Semakin banyak zat yang bersentuhan maka semakin sering terjadi tumbukkan. Itu artinya bidang sentuh memegang peranan penting dalam kelangsungan reaksi.

Mulai paham? Ayolah, ini kimia dasar, anak-anak. Pasti kalian pernah pelajari di sekolah.

Semakin bidang sentuhnya besar, maka semakin besar peluang zat-zat pereaksi untuk saling bersentuhan (bercampur) dan saling bertumbukkan. Karena luas bidang sentuh berbanding lurus dengan luas permukaan, maka semakin luas permukaannya semakin besar peluang reaksinya.

Sudah paham? Jadi, itu semua berlaku untuk zat atau benda—yang dilarutkan, diuapkan, atau dibakar.

Kenapa bisa tepung terbakar dengan mudah? Karena luas permukaannya yang besar (bentuk partikelnya kecil), maka dia mudah bereaksi terhadap lingkungan. Coba deh, kalau ada gelas air diisi gula dibandingkan dengan gelas air diisi tepung. Mana yang larut duluan? Pastinya tepung.

Dan hal ini berlaku juga pada api, sehingga tepung mudah terbakar.

Pertanyaan kedua, kenapa bisa meledak?

Jadi, caranya Tina membuat ledakan adalah dengan membuka satu karung tepung dan menyebarkannya di udara. Macam ituloh, adegan sinetron ketika anak muda yang engga tau diuntung, yang seharusnya bikin kue malah main lempar tepung. Kalau aku yang lihat, bakalan kulempar pemantik biar mereka sekalian aja meledak. Muahahaha. 😈

Jadi, kalau partikel tepung tersebut tersebar di udara, maka benda itu bisa bereaksi dengan sangat mudah sebab semakin kecil partikelnya.

Masih bingung? Waduh bahaya. Aku kasih contoh yang gampang deh. //kenapa engga dari tadi sih 😂

Kalian ingat tidak, tentang viralnya kopi luwak yang ternyata bisa terbakar. Sampai-sampai ada hoaks yang bilang kopi luwak beracun. What the ... ini antara masyarakat mudah sekali dibohongi atau ada oknum yang melakukan aksi pembodohan sih. 😂

Jawabannya, luas permukaan. Aman kok minum luwak white coffee. Sampai sekarang aku masih hidup dan sehat, tanpa ada gejala keracunan. 😂

Ketiga, kompor. Kalian udah tau bedanya kompor gas dan listrik. Dari namanya aja kentara ya sumber apinya. Kalau dilihat dari segi keamanan, kompor listrik pilihannya. Namun untuk segi ekonomis, kompor gas primadonanya.

Kenapa bisa barang ini jadi petunjuk? Tentu saja, sebagai salah satu dugaan apakah ledakan tersebut disebabkan ledakan kompor atau tidak. Apalagi kejadiannya di dapur, bukan?

Sebenarnya, Tina ingin membuat sebuah spekulasi yang menjebak bahwa memang ledakan itu bersumber dari kompor. Namun, sayang, dia terlalu meremehkan Aris yang berhasil menebaknya secara cepat. Kalau pun tidak, pastinya kepolisian bakalan tau kalau ledakan itu memang bukan dari itu.

Daya ledakannya juga tidak menyebabkan kerusakan yang parah. Pastinya ini bisa jadi catatan bahwa ada sumber lain terbentuknya api.

Oh ya, tambahan. Kenapa bisa Aris dengan mudahnya menebak Tina sebagai pelakunya? Selain dari fakta yang ada maupun barang bukti seperti kesaksiannya yang agak rancu. Hal yang tak terduga—yaitu, media sosial.

Kenapa bisa? Well, coba lihat jaman sekarang. Privasi sudah menjadi nol besar untuk rata-rata penduduk Indonesia. Semua hal diumbar di medsos, mau makan, sakit, sampai ke wc aja di buat status atau kiriman di medsos. Demi apa? Demi like, koment dan simpati publik.

Jujur, aku sedih. Semakin lama, orang-orang lupa diri akan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipamerkan ke orang lain. Kita kan engga tau yang lihat itu baik atau tidak, niatnya bagaimana juga tidak tahu. Bisa aja, apa yang kita perlihatkan malah memberikan rasa iri, kebencian, atau nafsu untuk orang lain. Kan ngeri .... 😱😱😱

💊💊💊

Hmm ... lumayan panjang juga ya pembahasan untuk kasus ini. Kalau masih ada yang mau ditanyakan seputar kasus Ignis, silahkan koment, ya. Nanti aku bisa tambah penjelasannya di sini. 😊

Sekian pemaparan teori di kasus Ignis. Yuk, lanjut baca kasus berikutnya yang bakalan lebih seru daripada ini.

Jangan lupa vote, koment dan krisarnya, ya. 😉


Pharma.con ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang