Jam menunjukan pukul 09:00 pagi, tetapi Viarsa masih tidur nyenyak di atas kasurnya. Memang jika hari Minggu gadis yang disapa 'Via' ini selalu bangun siang karena dia tidur saat shubuh. Biasanya semalaman dia menonton drama atau film di laptopnya.
"Kak Via, bangun! Udah siang ini, anak gadis kerjaannya tidur terus!"
Itu suara Reva Larasati, Ibu dari Via ini memang sudah tidak heran dengan kelakuan anak sulungnya yang selalu bangun siang di hari libur.
"Aduh Bu, Via masih ngantuk ah." Jawab Via sambil menarik selimutnya lagi karena sempat ditarik Ibunya tadi.
"Bangun Via, atau Ibu siram kamu pake air? Atau Ibu potong uang jajan kamu?Atau ibu--"
"Iya iya Via bangun deh." Jawab Via malas karena memang Ibunya ini selalu mengancam ini-itu.
"Nah gitu dong, cepet mandi terus nanti ke bawah ya."
"Iya Bu."
Setelah selesai mandi dan berganti baju, Via turun ke bawah. Dia melihat adiknya yang sedang menonton TV.
"Dek, Ibu kemana?"
"Tadi sih di dapur Kak." Jawab Viola, Adik dari Via yang menginjak kelas 1 SD dan sering disapa 'Vio'.
Via langsung menuju dapur dan menghampiri Ibunya yang sedang memasak bersama Bi Ani.
"Via, anter Ibu beli kue yuk ke tetangga sebelah."
"Dimana Bu?"
"Di Gang Laksana 4, kamu sih harusnya berbaur sama tetangga jadi enggak tau kan kalau tetangga kita ada yang jual kue."
Memang Via dan keluarganya baru pindah 1 bulan ke rumah baru mereka. Sebenarnya masih satu kota dengan rumah yang lama. Hanya saja, Ayahnya ingin rumahnya lebih dekat dengan sekolah anaknya dan kantornya.
"Iya deh iya. Oh iya, Ayah lagi kemana emang Bu?" Tanya Via.
"Ayah lagi ke kantor ada berkas yang ketinggalan katanya."
Via hanya menganggukan kepala. Via bersama Ibunya keluar halaman menuju toko kue dan sesekali menyapa tetangga yang lewat. Sesampainya di toko kue, Ibu Via menyapa seorang anak lelaki yang sedang membereskan etalase.
"Assalamual'aikum Res, Ibu kamu ada enggak? Tante mau beli kue kering."
"Eh Wa'alaikumsalam Tante, Bunda lagi ke belakang. Sebentar ya Resa panggilin dulu."
Entah apa yang dirasakan Via saat ini, jantungnya memompa lebih cepat dari biasanya. Lelaki itu, entah mengapa membuat Via menjadi senang. Senyum yang manis, wajah yang tampan, rahang yang tegas, alis yang tebal dan mempunyai tubuh tinggi tegap membuat perempuan mana pun kagum. Dan dia menyimpulkan bahwa dia jatuh cinta pada pandangan pertama. Memang terlalu cepat Via simpulkan, tapi bukankah cinta tak mengenal lamanya waktu seseorang bertemu?Karena cinta memang datang dengan sendirinya tanpa disadari.
Via dari tadi hanya berdiam diri melihat toko kue, karena ini pertama kalinya dia datang kesini. Toko kue ini tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Di cat berwarna ungu muda yang membuat kesan toko ini lucu dengan dekorasi yang simple."Via, kenapa kamu diem aja dari tadi? Jangan-jangan liat Resa tadi ya jadi diem gini?" Tanya Ibunya yang membuat pipi Via menjadi merah muda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Half A Heart
Teen FictionViarsa Adelia Pradipta, gadis ceria yang entah mengapa bisa jatuh cinta secepat ini. Hanya karena pertemuan tak disengaja, dia bisa menyimpulkan bahwa dia jatuh cinta. Dan dia mempercayai 'jatuh cinta pada pandangan pertama'. Resa Rajendra, lelaki t...