02• Bareng?

61 13 2
                                    

Hari Senin, hampir semua murid sekolah tak suka dengan hari ini. Tak terkecuali Via, dia sangat malas untuk upacara di bawah teriknya matahari.

"Selamat pagi semua!" Sapa Via kepada Ayah, Ibu, dan Adiknya.

"Pagi juga Kak." Jawab mereka serempak.

"Ayo Kak, sarapan dulu." Kata Ibunya, sambil mengambil sepiring nasi untuk Via beserta lauk pauknya.

Mereka sarapan diiringi dengan obrolan ringan beserta canda tawa. Memang salah satu contoh keluarga harmonis gengs.

Setelah sarapan, Via menyalami Ibunya. Lalu, Via dan Adiknya berangkat sekolah bersama menggunakan mobil Ayahnya yang kebetulan kantor Ayahnya searah dengan sekolah Viarsa dan Viola.

Via dan Vio menunggu Ayahnya yang sedang menyiapkan mobil. Tiba-tiba ada motor sport berwarna hitam yang ditumpangi seorang lelaki memakai helm tertutup. Dan lelaki itu membuka helmnya.

"Pagi Via! Mau berangkat bareng enggak?"

Resa, cowok itu kebetulan melewati rumah Via yang memang arahnya menuju gerbang komplek. Via yang menahan jantungnya agar tak loncat, terkejut melihat Resa yang mengajaknya untuk pergi ke sekolah bersama.

"E-eh pagi Res. Hm, gue ke sekolah bareng Ayah." Jawab Via gugup.

"Vio bilang ke Ayah deh Kak kalau Kakak mau berangkat sama Kak Resa." Kata Vio.

"Gimana ya?Ngerepotin lo gak nih?" Tanya Via kepada Resa.

Sebenarnya Via mau banget dibonceng bareng Resa, tapi kan harus jaga image juga di depan cogan jadi basa-basi aja dulu, katanya.

"Enggak, santai aja. Lagian searah ini. Jadi gimana?Bareng enggak?"

"Hm, ya udah boleh deh. Vio, bilang ke Ayah ya kalau Kakak berangkat duluan."

"Oke siap Kak." Jawab Vio.

Lalu Via menaiki motor hitam milik Resa. Dan untuk kesekian kalinya, jantung Via tak karuan. Rasanya Via ingin berteriak sekencang mungkin untuk melampiaskan rasa bahagianya. Tapi Via harus menahannya, ya kali dia teriak di depan Resa bisa-bisa ilfeel deh nanti.

Selama perjalanan, Via merasa senang sekali. Karena memang ini pertama kalinya Via dibonceng seorang cowok. Iya pertama kali, karena memang Via jomblo dari lahir. Nasib.

Sesampainya di gerbang sekolah SMA 1, Via turun dan banyak murid yang melihatnya karena Via dibonceng seorang cowok.

"Makasih ya Res udah nganterin gue."

"Iya sama-sama. Gue duluan ya. Bye."

"Bye. Hati-hati."

Resa hanya mengacungkan jempolnya.

Via langsung lari kegirangan menuju kelasnya. Selama di koridor dia senyum-senyum enggak jelas sambil menyapa siswa-siswi yang ia kenal. Sesampainya di kelas, Via tersenyum sendiri dan teman sebangkunya, Bella heran melihat Via. Takutnya dia kesambet apaan senyum sendiri kayak orang gila.

"Lo kenapa Vi?Kesambet apaan nih pagi-pagi senyum mulu?Biasanya kalau hari Senin lo cemberut terus."

"GUE SENENG BANGET DONG BEL YA ALLAH. GUE PENGEN LONCAT JADINYA. JANTUNG GUE ENGGAK BISA BERHENTI DISKO INI." Teriak Via dan membuat teman sekelasnya melihat Via sambil memandang aneh.

"Woy anjir kalem dong gak usah teriak ogeb." Protes Farah yang duduk di belakang Via.

"Tau nih, mulut lo kayak toa tau gak?!" Kata Rani yang duduk di samping Farah.

"Hehe maaf, habisnya gue seneng banget deh sumpah." Via menjawab sambil terkekeh.

"Emang kena--"

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang