18• Sembab

17 4 2
                                    

Tadi malam Via menangis hingga tak mau makan malam bersama, lalu akhirnya Via tertidur karena mungkin lelah menangis terus.

Dan pagi ini, mata Via sudah sembab bahkan membengkak karena ia menangis semalaman di kamarnya. Resa, cowok tampan itu masih terus ada di pikiran Via. Banyak tanya yang ingin Via keluarkan di dalam pikirannya.

"Kak, mata kamu kenapa? Kok sembab? Habis nangis?" Tanya Reva khawatir.

Via mengambil gelas untuk minum, "Iya Via habis nangis karena nonton drama tadi malam." Iya, drama hidup antara Via dan Resa.

"Kamu tuh jangan sering nonton drama sampai malam, kasian badan kamu Vi." Nasihat Ardi.

"Iya, sampai-sampai tadi malam enggak makan terus pintu di kunci lagi." Sambung Reva.

"Udah kenyang Bu makanya enggak makan malam." Jawab Via.

"Kenyang makan hati." Batin Via.

Setelah melakukan rutinitas pagi yaitu sarapan, Via berangkat menuju sekolah bersama Adik dan Ayahnya.

"WOY MATA LO KENAPA VI?" Teriak Farah kaget yang melihat mata Via.

"Itu mata udah segede biji durian." Tutur Rani.

"Habis nangis kenapa lo?" Tanya Bella.

"Resa." Lirih Via tak semangat.

Via lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja. Via hanya lelah dengan semua ini. Hidupnya yang biasanya dipenuhi bahagia kini seolah hancur hanya karena setitik rasa kecewa atas dasar cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"Mungkin Via belum siap buat cerita, mending Via ke UKS aja gih." Kata Rani yang khawatir.

"Iya Vi, bener kata Rani. Itu lo lemes banget kayak enggak makan tiga hari." Timpal Bella sambil mengusap punggung Via.

Via akhirnya menenggakkan wajahnya. Mukanya kusut padahal masih pagi, rambutnya juga sedikit acak-acakan.

"Gue ke UKS dulu, nanti kalau guru masuk tolong izinin ya. Kalau gue udah siap, nanti gue cerita ke kalian." Ujar Via sambil meninggalkan kelas sambil berjalan lemas.

"Via kayak bukan Via yang gue kenal. Biasanya tiap hari bawaannya ketawa terus cerewet mulu." Ucap Farah.

"Bener, gue jadi penasaran apa yang udah dilakuin Resa ke Via sampai Via kayak gini." Timpal Rani.

"Gue jadi kasian ke Via, kayak enggak punya gairah hidup tau." Ucap Bella.

Sementara itu, Via yang sudah berbaring di UKS hanya menutup matanya. Pikirannya tak karuan, semua berantakan seperti hatinya sekarang. Resa, Resa, dan Resa lagi yang ada dibayangannya. Tak terasa Via meneteskan air matanya sambil segukan. Bu Sarah yang menjaga pun khawatir dengan keadaan Via.

"Via kamu kenapa? Ada yang sakit Nak?" Tanya Bu Sarah.

Via membuka pelan matanya, "Enggak Bu, Via cuma lagi banyak pikiran aja."

"Ya udah kalau gitu mending kamu tidurin aja biar lebih tenang, kalau butuh apa-apa panggil Ibu aja ya."

"Iya Bu, makasih."

"Sama-sama. Ibu ke ruang guru dulu ya."

Via memiringkan badannya dan lagi ia menangis, memikiran Resa ternyata begitu menyakitkan. Padahal sebelumnya memikirkan Resa adalah sebuah hal menyenangkan. Tapi itu sebelum semuanya terungkap. Jadi, sekarang apa kabar dengan Resa?

Kabar Resa baik, ia bahkan sedang nongkrong dengan teman-temannya sekarang di kantin karena memang sedang jam kosong.

"Gimana perasaan lo sekarang? Masih bingung milih yang mana?" Tanya Andre yang sedang duduk di sebelah Resa.

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang