28• Malam Minggu

16 3 1
                                    

Malam Minggu ini, Via sedang berada di taman kompleknya. Ia sedang ingin menikmati angin malam ditemani bintang dan bulan yang membuat langit begitu indah. Di taman lumayan ramai, mungkin karena ini malam Minggu orang-orang ingin meluangkan waktu dari rutinitasnya. Tak lupa, disana juga ada beberapa pedagang yang menjual berbagai makanan.

Via hanya sedang duduk sambil melihat beberapa anak kecil bermain. Via mengukir senyum, sepertinya ia ingin kembali ke masa kecil saja. Dimana hanya bermain dipikirannya tanpa ada beban atau masalah di hidupnya.

"Hey!"

"Astaghfirullah." Kaget Via sambil memegang dadanya.

"Ngelamun aja sih, mikirin apa emang?" Tanya orang yang mengageti Via tadi.

"Mikirin gimana caranya gue mukul kepala lo Res." Jawab Via sambil mengepalkan tangannya seolah akan memukul Resa.

Yap, dia Resa. Tadi dia niatnya ingin membeli nasi goreng di Mang Ujang yang biasanya menjual di taman, tapi Resa malah liat Via yang lagi duduk sendiri. Jadi, apa salahnya Resa menemani?

"Oh jadi lagi mikirin gue tadi?"

"Ge-er lo kumat."

"By the way, pipi lo udah mendingan kan?"

"Iya, lumayan."

"Lo sendiri aja disini?"

"Enggak, ini ada lo. Ada tetangga lain juga yang lagi nongkrong di taman."

"Ya bukan itu maksudnya Vi..."

"Hahaha, iya gue sendiri tadi."

"Adik lo enggak ikut?"

"Enggak, dia udah tidur."

"Oh gitu."

"Lo kok tiba-tiba kesini?"

"Tadinya gue mau beli nasgor, eh liat lo sendiri jadi ya gue samperin. Gapapa, kan?"

"Santai aja."

"Ikut gue makan nasgor yuk?"

"Ditraktir? Hahaha."

"Siap bosku!"

Akhirnya mereka berdua menghampiri Mang Ujang yang sedang membuat pesanan. Kebetulan Via juga belum makan malam, jadi perutnya keroncongan.

"Mang, 2 porsi kayak biasa ya. Pedesnya dikit aja." Ucap Resa memesan kepada Mang Ujang.

"Siap Res, sama saha itu teh? Pacar?" Tanya Mang Ujang dengan logat bahasa Sunda nya yang kental.

"Eh, bukan Mang. Saya tinggal disini kok, cuma belum lama aja." Sergah Via.

"Belum Mang, doain aja ya bisa dipercepat." Ujar Resa sambil tersenyum manis.

"Dih, apaan sih lo." Via menahan tawanya, tak lupa pipinya yang ikut memerah.

"Di doain sok ku Mang Ujang, Resa mah bageur anaknya. Jadi langsung terima aja ya Neng."

"Eh? Kok malah bahas ginian sih, nasi gorenya udah mateng kan? Sini dibawa aja ke meja." Via mengalihkan pembicaraan karena ia tak mau terlihat salah tingkah di depan Resa. Ia segera mengambil 2 piring nasi gorengnya ke meja yang sudah disediakan.

"Kapan atuh ini teh Resa nembak si Neng geulis tadi?" Tanya Mang Ujang menggoda Resa.

"Hahaha, tunggu waktu yang tepat aja Mang."

"Siaplah."

Resa pun menyusul Via yang sudah menunggunya ditemani 2 piring nasi goreng yang masih hangat.

"Mang Ujang emang gitu orangnya, suka bercanda. Maaf kalau lo kesinggung ya Vi."

"Eh? Santai aja kali, asik kok Mang Ujang. Lo udah langganan ya? Akrab banget keliatannya."

"Iya, sering beli jadi akrab. Enggak cuma ke gue aja sih, ke orang komplek lain juga emang akrab kok."

Via hanya menganggukan kepalanya sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Res, lo pernah kepikiran enggak sih kalau lo pengen balik ke masa kecil aja? I mean karena masa kecil tuh pikirannya main doang, enggak ada beban. Paling ngerengek minta mainan, atau enggak mau tidur siang." Via tiba-tiba menanyakan hal yang ia sempat pikirkan tadi.

"Loh, tumbenan nih serius? Ya, pernah sih. Cuma kan hidup ini perjalanan, lo enggak bisa diem aja di satu tempat. Lo harus ke tempat lain supaya hidup lo enggak monoton. Hidup ini tantangan Vi, lo harus laluin tantangan itu. Mau enggak mau ya harus mau, tantangan itu yang nantinya bakal nguatin lo. Bakal paham apa arti dari hidup yang sebenarnya." Jawab Resa meyakinkan Via.

"I see. Thanks ya."

"Kenapa emang tiba-tiba nanya kayak gitu? Ada masalah? Atau mau cerita ke gue? Gue siap kok dengan senang hati mendengarkan curhatan lo." Kata Resa sambil tersenyum manis.

"Aduh Res, diabetes gue nih lama-lama. Senyum lo bisa dikurangin aja enggak sih?" Batin Via.

"Enggak kok, gue enggak apa-apa. Lanjutin aja makannya, takut keburu dingin."

"Oh ya udah. Kalau ada apa-apa cerita aja sama gue. Ok?"

"Siap!"

Saat mereka sedang asik melahap nasi goreng pesanan mereka, tiba-tiba Nala muncul mengageti Resa dan Via.

"Hayoloh! Malam Minggu berduaan gini." Kata Nala sambil sedikit menggebrak meja.

"Astaghfirullah Bun, bisa santai aja enggak sih? Untung ini piring sama gelasnya enggak pecah." Ujar Resa kesal.

"Maaf deh maaf, lagian asik banget keliatannya. Oh iya, Via apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik Tante. Tante gimana kabarnya?"

"Baik juga kok. Ini Resa perasaan pamitnya beli nasi goreng, kok malah berduaan gini sama Via?" Tanya Nala.

"Oh ini Tan, tadi Via lagi duduk sendiri terus Resa tiba-tiba dateng dan ajak Via makan nasi goreng. Maaf ya."

"Eh? Enggak usah minta maaf, enggak apa-apa kali Vi." Jawab Nala sambil ketawa ringan.

"Bunda ngapain disini?" Tanya Resa bingung.

"Bunda nunggu kamu dirumah, nasi gorengnya kok enggak nyampe. Jadi Bunda kesini nyusul kamu. Tau nya kamu asik sama Via dan lupa sama pesenan Bunda. Dasar kamu."

"Emang Bunda pesen ya? Seinget Resa enggak tuh." Jawab Resa dengan polosnya.

"Wah, bener-bener ya kamu."

Jadi, gimana nasib Resa yang lupa sama pesenan Bunda Nala? Apakah Resa tidak dibolehkan pulang? Atau disuruh tidur diluar? Biarkan urusan keluarga satu ini diselesaikan oleh mereka saja ya.















~•~
Hai! Long time no see~ Maaf banget jadi jarang update soalnya masih suasana lebaran kan ya kemarin hehe. Pokoknya, aku usahakan bakal update seperti biasa. See u!~ 💜
- jodoh wooseok 😚

16 Juni 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang