15• Timezone

20 4 0
                                    

Setelah pulang sekolah, seperti biasa Via menunggu angkutan umum untuk pulang sedangkan teman-temannya sudah bersama para pangerannya masing-masing. Via masih memegang hoodie milik Resa, entah mengapa ia membawanya ke sekolah. Sambil menunggu angkutan umum datang, Via memainkan HPnya dan melihat isi chat yang dikirimkan Resa tadi malam.

"Yaiyalah jelas gue marah bahlul, nungguin sendirian mana hujan, pake acara nanya marah atau enggak. Bedebah sekali anda." Via ngomel-ngomel sendiri.

"Iya maaf ya Via, kemarin gue ada kerja kelompok. Tadinya enggak mau ikut, tapi dipaksa."

Itu Resa, dan sejak kapan dia ada disini bersama Via? Astaga, Via bingung harus bagaimana.

Via kaget bukan main, "Ngagetin aja lo dasar. Sana-sana pergi jauh-jauh dari gue. Kesel gue sama lo."

Via memukul tangan Resa keras tetapi yang dipukul malah tertawa, aneh memang.

"Aduh ada yang ngambek beneran nih? Cie cie ngambek. Tapi kok lagi ngambek tetep bawa hoodie gue ke sekolah ya?" Resa menggoda Via, dan sontak saja pipi Via itu merah merona.

"E-eh apaan sih lo, geer banget jadi orang. Ini tuh sebenernya gue mau balikin habis pulang sekolah dan ternyata sekarang lo disini tiba-tiba muncul jadi ya udah nih gue balikin. Thanks." Via memberikan hoodie itu kepada Resa dan berjalan melewati lelaki jangkung itu.

"Eh Via, mau kemana?" Resa menahan tangan Via.

"Ih lepasin, gue mau pulang. Bye."

"Oh jadi enggak mau nih main ke timezone bareng gue hm?"

"Enggak, gue masih marah sama lo."

"Ya udah gue tambahin traktir es krim deh supaya lo enggak marah lagi. Gimana? Tetep enggak mau juga?"

Astaga, es krim itu salah satu favorit Via. Ah Via goyah sepertinya hanya karena es krim.

"Hm, tapi es krim nya dua ya Res?"

"Eh dasar lo bocah dikasih gratis malah nawar juga. Iya dah iya, dua es krim buat Via." Kata Resa sambil mengacak rambut Via.

"Yey, makasih Resa."

"Ya udah ayo keburu sore."

"Tapi pulang dulu ya mau ganti baju."

"Iya."

Resa dan Via pun menaiki motor menuju rumah Via untuk berganti baju sedangkan Resa hanya memakai hoodie yang Via waktu itu pinjam. Lalu mereka menuju salah satu mall untuk bersenang-senang. Rasanya, Via ingin memberhentikan waktu agar bisa terus bersama Resa. Andaikan itu bisa terjadi, tapi kenyataan tak sesuai ekspetasi. Jadi mau bagaimana lagi?

"Nah, udah nyampe deh. Kita mau ke timezone dulu atau beli es krim dulu nih?" Tanya Resa.

"Timezone aja dulu deh, nanti kan cape terus makan es krim deh."

"Siap bocah."

"Ih jangan manggil bocah."

"Enggak apa-apa dong, kan gue manggil bocah khusus buat lo doang. Spesial."

Via lagi-lagi ingin tersenyum senang tapi ia tahan. Jadi mulai sekarang Via tidak akan protes dipanggil "bocah" oleh Resa, karena spesial. Tekankan, SPESIAL. Kayak martabak.

Mereka pun menaiki lantai 2 mall tersebut untuk menuju timezone. Sesampainya disana ternyata tidak terlalu ramai karena memang weekday.
Mereka mengisi kartu untuk bermain.

"Mau main apa dulu nih?" Tanya Via.

"Basket kuy?"

"Ah itu mah makanan lo."

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang