24• Pilihan (2)

17 5 0
                                    

"Gue milih.... lo."

"Goblok! Seriusan gue anjir." Kelakar Agil.

"Res, ini lagi serius. Lo mah bercanda mulu, apalagi urusan perasaan di bercandain." Kata Andre.

"Menurut kalian, gue harus milih siapa?" Tanya Resa bingung.

"Pilih kata hati, jangan kata orang." Jawab Agil bijak.

"Bener, karena nanti lo yang bakal ngejalanin, bukan kita. Lo harus mantapin hati lo buat milih siapa." Jelas Andre.

"Gue bingung. Di satu sisi, gue udah ngejalanin hubungan hampir 3 tahun sama Nadine. Tapi, kalian belum tau apa yang sebenernya terjadi sama hubungan kita."

"Emangnya ada apaan?" Tanya Andre penasaran.

"Bokap sama nyokap Nadine enggak suka sama gue yang otomatis hubungan ini enggak di restuin sama bokap dan nyokapnya. Nadine kekeuh mau sama gue, dia juga sempet cerita kalau dia kesini enggak pamit sama bokap dan nyokapnya." Terang Resa.

"Terus kenapa lo mempertahankan hubungan kalian? Percuma kalau endingnya enggak jadi." Jawab Agil.

"Gue enggak nyangka, hubungan kalian udah jauh tanpa restu dari orang tua Nadine. Jadi lo mau gimana?" Tanya Andre.

"Hati gue milih Via." Jawab Resa mantap.

"Jadi, lo bakal mutusin Nadine gitu aja? Lo bakal ngelepasin seseorang yang udah jatuh bangun bareng lo? Dan memilih orang baru di hidup lo? Oke, lo yang bakal ngejalanin nantinya. Lo harus terima konsekuensi nya." Agil menyayangkan keputusan Resa kali ini.

"Tapi, menurut gue enggak apa-apa. Daripada raga Resa milik Nadine tapi hati Resa milih Via gimana? Itu malah ngebuat 2 orang sama-sama tersakiti. Kalau Resa milih Via, Resa harus jaga Via dan enggak ngelakuin hal yang pernah lo lakuin ke Nadine, yaitu menyakiti." Timpal Andre.

"Gue harap keputusan ini yang tepat. Gue enggak mau nyakitin Nadine lebih jauh lagi. Gue bakal mutusin Nadine hari ini juga, Nadine bakal pulang besok."

"Res, ini udah berkian kalinya lo ngajak Nadine putus. Sebenernya ada apa sih sama hubungan kalian? Nadine juga selalu nolak lo kalau lo ngajak putus. Gue yakin lo enggak sejahat itu mutusin Nadine cuma karena ada orang baru di hidup lo." Ucap Agil.

"Jadi, Nadine udah beberapa kali main fisik ke gue. Dia pernah tampar gue, mukul gue. Sifat itu yang sebenernya gue enggak tahan lagi. Gue enggak cerita hal ini ke kalian karena Nadine selalu ngomong kalau dia bakal berubah, tapi nyatanya enggak. Pas Nadine mutusin buat ke Singapura disitu perasaan gue bingung antara bertahan atau meninggalkan. Dan sekarang mungkin waktu yang tepat buat melepaskan."

"Jadi, keputusan lo bulat?" Tanya Andre.

Resa mengangguk yakin lalu meninggalkan Andre dan Agil.

"Woy goblok lo ya?! Ini tugas masa kita yang kerjain lagi?!" Murka Andre.

"Dih, kok kita? Lo aja kali, gue mau balik. Bye." Agil meninggalkan Andre sendirian dengan tugas yang belum selesai.

"IH MONYET YA LO PADA. GUE MASA HARUS KERJAIN INI SEMUA?" Teriak Andre frustasi dan langsung diberi tatapan sinis oleh pengunjung dan pelayan cafe.

Sementara Resa menghubungi Nadine untuk bertemu di taman. Resa sudah mantap dengan pilihannya. Resa bukannya tidak sayang kepada Nadine, tapi ia tak mau Nadine bahagia di atas kebohongan dan lebih baik jujur walaupun memang menyakitkan bagi Nadine.

"Gue mau ngomong lo." Resa membuka pembicaraan.

"Kok ngomongnya enggak "aku-kamu"?" Tanya Nadine heran.

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang