13• Gagal

25 5 0
                                    

Pagi yang cerah bagi Via, mood Via sedang bagus rupanya. Ia sudah bersiap-siap untuk sekolah. Bersama hoodie abu-abu milik Resa yang ia pegang.

Bi Ani mengetuk pintu kamar Via, "Vi, disuruh Ibu ke bawah buat sarapan dulu."

"Iya Bi, Via ke bawah."

Lalu Via membawa tas gendongnya berwarna tosca dan hoodie di tangannya.

"Ayo Kak sarapan." Titah Reva.

"Iya Bu, Vio mana? Kok enggak ada?" Via menanyakan adiknya karena dia tidak ada di ruang makan.

"Masih mandi dia tadi." Jawab Ardi.

Via hanya menganggukan kepalanya dan duduk untuk sarapan.

"Itu hoodie siapa Kak?" Tanya Reva.

"Resa, kemarin hujan jadi dipinjemin."

"Kamu pacaran?" Tanya Ardi.

"Belum, doain aja ya Yah Bu." Kata Via sambil nyengir.

"Belajar yang rajin dulu Vi. Urusan cinta mah belakangan aja." Kata Ardi.

"Enggak apa-apa Vi biar masa SMA kamu enggak ngebosenin. Asal enggak ganggu sama belajar kamu." Jawab Reva yang berbeda dengan Ardi.

"Udah udah, iya belajar nomer 1 deh."

"Halo semua." Sapa Vio yang ternyata baru selesai mandi.

Lalu mereka semua melanjutkan sarapan mereka disertai sanda gurau. Setelah sarapan selesai, Via dan Vio mencium tangan Reva untuk pamit ke sekolah.

Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Via bersenandung kecil sambil tersenyum juga. Gini nih masih pagi bucinnya udah nongol.

"Vi, kamu kayaknya seneng banget hari ini? Ada apa sih?" Tanya Ardi penasaran.

"Kakak dari tadi senyum sendiri mulu kayak orang gila tau?" Ejek Vio yang sedang duduk di kursi belakang.

"Jahat banget dasar adik ngeselin. Lebih baik ya Kakak senyum terus daripada sedih."

"Apa karena Resa Vi?" Tebak Ardi. Tepat sekali.

"Ya Allah Ayah... kok bener?" Via keceplosan.

"Sudah Vio duga juga sih." Timpal sang Adik.

"Udah ah, ini udah nyampe sekolah."

Lalu Via mencium tangan sang Ayah dan pamit kepada Ardi dan Vio.

Seperti biasa, teman-temannya di kelas sudah menunggu. Entah sepagi apa mereka sudah berada di kelas, padahal Via juga pagi kalau ke sekolah.

"Weh Ibu negara datang gengs." Sambut Bella.

"Ada cerita apa nih?" Tanya Rani.

"Dan di tangan lo itu hoodie siapa?" Tanya Farah.

"Hoodie punya Resa. Kemarin pas balik sekolah gue ketemu dia di gerbang sekolah terus nawarin tumpangan dan akhirnya gue ikut. Di jalan tiba-tiba hujan terus neduh dulu gitu eh Resa ngasih hoodie ini buat gue, biar enggak dingin katanya. Gue deg-deg an parah deh. Dia juga minta maaf sama gue karena enggak bawa jas hujan. Duh gue baper sendiri deh. Terus pas nyampe rumah gue lupa ngembaliin. Dan hari ini gue bakal main timezone sama dia." Jelas Via kepada teman-temannya yang penasaran itu.

"Kalau Resa gini terus ke lo sih fix. Dia suka sama lo." Kata Rani.

"Petrus bang petrus." Timpal Farah.

Via bingung, "Petrus apaan dah?"

"Pepet terus itu artinya. Ah kudet lo." Kata Farah.

"Tapi kalau Resa kayak gitu jangan nyimpulin sendiri kalau emang dia suka sama Via. Tunggu waktu yang tepat dulu buat nyimpulin, seberapa banyak dia berjuang buat Via. Ini baru awal aja." Bella memang bijak diantara mereka. Pemikirannya ini memang dewasa gitu.

Half A HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang