Drakness Eyes

898 154 22
                                    

✴✴✴

Ini 2000word lebih btw. Chapter terpanjang yang pernah saya buat 😣

✴✴✴

.
.
.
.
.
___

September. 20xx

Angin yang berhembus hari itu cukup kencang. Daun-daun di pepohonan tepi jalan bergoyang-goyang ribut membuat sebagian daun berwarna kekuningan itu gugur berjatuhan ke tanah. Harum bunga yang tumbuh liar di semak-semak pun tercium samar terbawa angin. Musim gugur tahun ini datang sedikit lebih cepat dari tahun sebelumnya.

"Sekarang sudah memasuki musim gugur. Hari ini bahkan anginnya lebih kencang dari hari kemarin." Junsu melihat ke sekitar pekarangan rumah besarnya dimana banyak dedaunan berserakan disana. Mungkin kali ini Junsu harus memanfaatkan tenaga besar seorang Vampir yang selalu bermalas-malasan setiap hari di rumahnya, untuk membantu menyapu halaman rumahnya itu.

Junsu membuka kotak surat di depannya lalu memeriksa ke dalamnya. Ada setumpuk surat di dalam sana lalu Junsu segera mengambilnya. Sambil berjalan kembali ke dalam rumah dia melihat-lihat semua surat itu.

"Banyak sekali surat tagihannya. Ada tagihan listrik,air,telepon, kartu kredit juga ada, bahkan Paman Byun penjual daging rusa milik Jaejoong juga mengirim tagihan pembayaran. Pasti banyak uang yang harus aku keluarkan bulan ini." Junsu memijit pelipisnya yang berdenyut. Walaupun Junsu kaya tapi jika di hadapi dengan tagihan pembayaran yang menumpuk seperti ini tentu saja dia akan terkena sakit kepala.
.
.

"Dari mana,Suie?" Tanya Jaejoong yang berdiri di tengah ruang santai.

Mulut Vampir itu dengan nikmat mengunyah sepotong daging rusa bahkan suara kunyahannya terdengar ke seluruh ruangan. Di tangannya juga teracung sebuah garpu yang di atasnya tertancap sepotong besar daging. Kedua mata Jaejoong menatap polos ke arah Junsu yang berjalan mendekat.

"Jangan bertanya apapun, cukup habiskan makan siangmu secepatnya." Junsu mengabaikan Jaejoong dan memilih mendudukkan dirinya di sofa.

"Kau terlihat depresi." Kata Jaejoong dengan tetap mengunyah dagingnya.

Junsu mendelik ke arah Jaejoong tidak suka. "Dan aku semakin depresi setiap melihatmu memakan daging merah itu dengan nikmat,karena di balik daging yang kau makan ada beribu-ribu Won yang harus aku keluarkan untuk membelinya!" Seru Junsu dengan nada yang kejam.

Jaejoong melirik sekilas potongan daging tidak bersalah yang ada di garpu yang ia pegang dengan penuh sayang. "Aku kan hanya sesekali saja makan daging,kenapa kau terlalu berlebihan sekali !" Seru Jaejoong tidak terima.

Junsu memutar kedua bola matanya malas. Memang Jaejoong memakannya sesekali tapi harga dari apa yang dia makan sesekali itu sangatlah mahal bahkan melebihi pengeluaran sebulannya untuk membeli makanan manusia. Karena tidak mau berdebat lagi dengan Jaejoong jadi Junsu memilih membaca isi surat-surat tagihan yang menumpuk di atas meja.

Jaejoong menggigit potongan daging di garpunya dengan brutal karena ia kesal di abaikan oleh sepupunya yang berpantat bulat itu.
.
.

Sore harinya Junsu sudah berpakaian rapih. Rencananya dia akan membayar beberapa tagihan bulanannya. Setelah sentuhan terakhir pada rambut indahnya,Junsu pun segera turun dari kamarnya di lantai dua. Setibanya di lantai bawah ia melihat Jaejoong duduk di ruang santai. Vampir itu sibuk dengan ponsel barunya,btw.

MINE - KIM JAEJOONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang