Just Another You

815 86 11
                                    

Suara raungan binatang buas terdengar menggema di sebuah gua di tengah hutan lebat. Di dalam gua itu seorang manusia Werewolf yang tangan, kaki, bahkan badannya pun di ikat dengan rantai hitam. Mata tajamnya memancarkan kemarahan yang amat. Kedua tangannya mengepal kuat. Pemberontak telah dia lakukan tapi sayangnya sia-sia karena rantai hitam itu di buat dari bahan yang  khusus untuk menahan makhluk kuat seperti kaum Werewolf.

Tak berapa lama seorang pemuda tampan berkulit seputih tepung dan bertubuh ramping, mendekat ke arah manusia Werewolf itu. Tubuh bagian atasnya tak terbalut apapun dan hanya mengenakan celana kain hitam panjang.

"Ceroboh! Kau hampir membunuh calon Ibu kita,Kai?!" Suara dingin itu menggema di seluruh dinding gua. Kilatan tajam terlintas di matanya.

"Jangan menyalakan ku,Sehun! Salahkan dia yang memiliki bau menggiurkan membuat ku lapar dan tidak dapat menahan nafsu membunuh ku!" Jawab Kai membeli diri.

Sehun rolling eyes sambil mendengus. "Selalu saja alasan yang sama tidak bisa mengendalikan diri,bodoh." Kata Sehun malas.

Kai mendelik kesal pada adiknya itu. Hei! Pengendalian diri nya sudah cukup bagus belakangan ini tapi kali ini hanya sial saja.

Sejak Sehun dan Kai mengetahui identitas Heechul target calon Ibu baru mereka. Sehun dan Kai sering mengawasi segala aktivitas lalaki cantik tapi galak itu setiap harinya. Terkadang  berdua tapi tak jarang hanya Sehun atau Kai saja yang mengawasi jika salah satu dari mereka sibuk dengan urusan lain.

Pada malam naas itu yang pergi mengawasi calon Ibu mereka adalah Kai dan entah bagaimana Kai bisa terlalu dekat dengan Heechul sehingga wangi tubuh Heechul yang manis tercium oleh Kai membuat mata Werewolf itu menjadi gelap dan menyerang Heechul membabi buta.
Untung Sehun datang di waktu yang tepat jika tidak mungkin calon Ibu mereka akan meninggal.

"Untuk sekarang kau tidak boleh mendekat calon Ibu kita dan hanya di ijinkan mengawasinya dari atap gedung saja!" Kata Sehun tegas.

"Jika tidak dekat dengan calon Ibu bagaimana dia bisa mengetahui tentang kita." Kata Kai tak mau kalah.

"Kita bisa mendekati calon Ibu pelan-pelan tidak usah terburu-buru seperti sekarang apalagi kau menyerangnya, hal itu malah menakutinya! " Seru Sehun kesal.

"Baiklah aku mengaku salah. Tapi kita tidak punya banyak waktu lagi, Sehun. Luhan cepat atau lambat akan menyerang kerajaan kita dan jika Papa masih berduka terus menerus,aku yakin kita semuanya bisa di habisi." Kata Kai dengan serius.

"Aku tahu. Tapi kita harus memikirkan cara untuk mendekati calon Ibu tanpa membuatnya takut setelah itu perlahan membawanya kehadapan Papa Hangeng." Sinar mata Sehun semakin dingin. "Aku yakin Luhan masih belum mengumpulkan kekuatan sepenuhnya untuk menyerang. Manfaatkanlah waktu sebaiknya."

"Baiklah aku akan ikut saran mu." Kai mehela nafas pasrah kemudian memandang Sehun dengan wajah polos. " Jadi apa kau mau melepaskan ku, Sehun. Sejujurnya rantai ini mengikat ku terlalu kuat."

Sehun menatap dingin kakaknya. Tanpa niat membalas Sehun berbalik meninggalkan Kai.

Melihat adiknya acuh tak acuh meninggalkan dirinya membuat Kai panik.

"SEHUN HEI SEHUUUN, BEBASKAN AKU DARI SINI,SEHUUUN !!!"

" Tidak! Kau harus menjalani hukuman mu sampai bulan purnama yang akan datang."

✴️
✴️
✴️

Pagi itu cukup cerah tapi semilir angin membawa udara dingin yang membuat sebagian orang yang tidak suka udara dingin menggerutu sepanjang hari.

Di kamar rawat Heechul tengah tertidur lelap setelah sebelumnya bermain game ponsel untuk mengurangi rasa jenuhnya karena tak seorangpun dari temannya datang menjenguk. Di balik pintu kamar rawat Heechul, Sehun berdiri dengan gugup sejak beberapa menit yang lalu.

"Hah." Setelah menghela nafas pelan Sehun akhirnya membuka pintu didepannya.

Netra tajam Werewolf itu segera mengedar ke sekeliling kamar memastikan tak seorangpun pengganggu di sana. Setelah memastikan semuanya aman Sehun berjalan menghampiri ranjang Heechul.

Wajah damai Heechul saat tidur menggetarkan hati Sehun yang dingin. Sehun menatap lekat wajah yang sama persis dengan wajah Ibu kandungan dengan penuh kasih.

Dengan hati-hati Sehun menggenggam tangan Heechul yang ada di luar selimut memperhatikan betapa lembut dan kurus tangan itu. Sepertinya Sehun harus lebih memperhatikan porsi makan calon Ibu nya itu di masa depan agar tubuh kurus Heechul bisa lebih berisi.

"Mama." Bisik Sehun pelan. " Aku merindukan mu."

"Eem... Yun, Jaejoong tidak bisa membuka kulit pisang,eem." Heechul menggeliat sambil bergumam tidak jelas saat dirasa ada sesuatu yang hangat menggenggam tangannya.

Sehun terkekeh geli melihat tingkah calon Ibunya itu.

Melirik ke jendela kamar Sehun melihat matahari masih tinggi belum beranjak sore jadi Sehun memutuskan untuk menetap di kamar rawat Heechul lebih lama sebelum mencari makan untuk Kai dan dirinya sendiri.

✴️
✴️
✴️

"Heechul sangat cantik, kulitnya seperti Taemin,indah." Kata Jaejoong antusias.

Jaejoong bercerita jika dua hari yang lalu Yunho mengajak dirinya menjenguk temannya yang sakit untuk pertama kalinya. Jaejoong senang karena semakin hari Yunho semakin menempatkan dirinya di setiap aktifitas lelaki itu membuat hubungan keduanya lebih dekat.

"Begitu kah? Apa Heechul juga pucat seperti mu?" Tanya Junsu menimpali cerita Jaejoong.

"Tidak. Junsu kulitku pucat karena aku bukan manusia tentu saja kami tidak sama." Jaejoong rolling eyes malas.

"Ngomong-ngomong kau belum pernah memperkenalkan Yunho pada ku. Undangan lah dia ke sini." Kata Junsu sambil menuangkan teh kedalam cangkirnya.

"Uh, haruskah aku memperkenalkan Yunho pada mu?!" Tanya Jaejoong dengan wajah polos.

Junsu mendengus pelan. "Jongie sebagai satu-satunya keluarga mu tentu saja aku harus mengenal Yunho. Aku harus menilai apakah dia kawan atau lawan."

Jaejoong berfikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya mantap.

"Ok! Aku akan mengundang Yunho ke rumah nanti." Kata Jaejoong penuh kesungguhan.

"Bagus,aku tunggu " Junsu menyesap teh hijaunya dengan nikmat. Teh ini sangat enak setara dengan harganya yang mahal.

"Suie, kau tahu Heechul memiliki wangi yang manis jika ada makhluk pemakan daging di sekitar nya, mereka pasti akan memburu Heechul kemana pun."

Alis Junsu berkedut. Dia bilang makhluk pemakan daging. Entahlah mengapa Junsu kurang suka mendengar perkataan Jaejoong di bagian ini.

"Untung saja aku lebih suka bau tubuh Yunho jadi aku tidak tertarik pada Heechul. Suie kau tahu Yunho itu wangi nya seperti bla bla bla...dan bla bla bla..."

Dan seterusnya Jaejoong bercerita berbagai hal tentang Yunho tanpa henti membuat Junsu malas mendengarkannya lagi dan memilih mengabaikan Jaejoong.

Jika tentang yunho entah mengapa vampir satu ini jadi lebih cerewet. Aku menyesal memancing pembicaraan tentang manusia itu- suie.

.
.
.
.
.
.
.

✴️✴️✴️MINE-KIM JAEJOONG✴️✴️✴️
2020

MINE - KIM JAEJOONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang