"Su-suga-ssi, to-tolong"
Mimik wajah suga yang tadinya menatap tv sambil berbaring dengan malas, seketika berubah menjadi cemas setelah menjawab panggilan telepon dari umji yang berstatus pacarnya.
"Lo kenapa?" Desis suga cepat sambil merubah posisinya yang tiduran di sofa menjadi duduk tegak. "A-ada orang yang ngikutin gw. Gw takut" suara di seberang sana terdengar sangat takut dan berbisik seakan orang yang mengikutinya berada di dekatnya.
"Lo-lo dimana sekarang?" Tanya suga panik sambil menyambar jaket hitamnya beserta kunci motor yang tergeletak di atas meja depan tv lalu bergegas keluar tanpa mematikan sambungan teleponnya.
"G-gw di basemant"
Di seberang sana, umji mengigit kukunya sendiri takut sambil berjongkok di sebelah salah satu mobil hitam dengan gemetar dan sesekali melirik sekitar. Sedangkan orang yang mengikutinya mengenakan pakaian serba hitam, masker dan topi, berjalan mendekat yang hanya berjarak sekitar 5 mobil dari umji.
Awalnya, umji hanya sekedar berjalan-jalan di taman yang dipenuhi oleh banyak orang karena sekarang adalah sore hari, saat ia duduk di salah satu kursi yang berada tepat di depan sebuah cafe, ia merasakan ada seseorang yang tengah menatapnya sehingga membuatnya refleks menoleh ke sumber tatapan. Tatapan umji pun bertemu dengan orang yang ia yakini adalah namja dengan balutan hoodie beserta masker dan topi yang menutupi wajahnya.
Ia berusaha acuh namun namja tinggi itu terus menatapnya dari kejauhan bahkan semakin mendekat. Ia pun memutuskan untuk pulang saja karena merasa risih dan agak takut. Namun sialnya, namja tinggi itu terus saja mengikutinya hingga ke dalam basement. Untungnya, ia sempat bersembunyi di samping salah satu mobil lalu menelpon nomer kontak suga. Entah kenapa, dari sekian banyak nomor di kontaknya, namja dingin yang berstatus pacarnya itu yang ia pilih.
"Lo-lo siapa?" Panik umji yang kini berjalan mundur saat namja bermasker itu menemukannya. Ia makin panik dan makin berjalan mundur ke belakang saat namja itu mengeluarkan sebilah pisau lipat dari dalam sakunya.
Glek
"Pergi!!!" Jerit umji panik karena namja itu terus mendekat sedangkan ia sudah mentok di tembok sambil meremas ujung kaosnya sendiri.
Namja itu menyeringai. Perlahan, pisau tajam itu mendekat dan terhenti di depan wajah umji.
Di tempat lain, suga mengendarai motornya secara ugal-ugalan menyelip banyak kendaraan bahkan melanggar lampu lalu lintas yang berwarna merah, menandakan must be stop.
Deg
Jantung yang semulanya berdetak cepat tidak karuan kini terasa terhenti saat melewati hanlim high school yang terlihat sepi karena hari mulai gelap dan isi-isinya telah pulang ke rumah.
Ciiiitttt
Motor yang ditunggangi namja pucat itu terhenti secara mendadak karena ia menekan pedal rem yang berada di ujung jarinya secara mendadak dan membuatnya agak terhuyung ke depan.
Pikirannya menghilang dan mulai kosong.
Tatapan panik dan khawatir mulai memudar, digantikan oleh keringat dingin yang membanjiri pelipis beserta napasnya yang tercekat. Ia menoleh ke kanan, dimana ia disuguhkan oleh gerbang sekolah yang berdesign simple but enak untuk dilihat dan jangan lupa. Tertutup sangat rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAWS_er Psycho |END
RomansaMin suga, namja cool, swag, tampan, namun agak judes yang menyimpan masa lalu yang kelam sehingga membuatnya selalu merasa bersalah akan orang-orang yang mati oleh seorang psycopat tampan yang ia tidak sangka sama sekali. @_anarest