Cypher pt.15

419 49 1
                                    


Happy reading

Masih di ruangan yang lembab, berair dan terlihat sangat tidak layak tersebut terdapat woojin yang dalam keadaan tidak sadar alias sekarat tetap terduduk di sebuah kursi dengan tali temali yang mengikat pergelangan tangannya yang berada di balik sanggahan kursi dan kakinya yang juga terikat.

Beberapa saat kemudian, ia membuka matanya perlahan lalu berusaha mendonggakkan kepalanya susah dan menerawang ke penjuru ruangan yang sepi. Suara ribut akan muzic Boom Boom milik momoland beserta suara sumbang yang sangat memekakkan telinga membuat woojin dapat menebak jika para dayang-dayang taehyung sedang karaokean di ruangan yang lain. Woojin merasakan seluruh tubuhnya seakan remuk dan sangat perih di beberapa bagian sehingga membuat ia meringis kecil saat menggerakkan tubuhnya ditambah Udara malam yang dingin menambahkan kesan pas bagi woojin, karena pakaiannya yang lembab membuatnya kedinginan bahkan mengeluarkan hembusan napas yang berupa asap dari dalam mulutnya.

"Ya-yak!" Panggil woojin dengan bibir agak bergetar akibat kedinginan memanggil seorang namja yang berpakaian serba hitam yaitu hoodie, topi, jeans bahkan masker yang menutupi wajahnya hendak berjalan masuk ke ruangan lainnya.

"Tuli!" Desis woojin kesal karena orang itu tidak menatapnya dan hanya terdiam di tempat yang tak jauh dari woojin. beberapa saat kemudian, namja berbadan tinggi tegak itu melanjutkan langkahnya dan menghilang di balik tembok membuat wooji mengumpat kesal.

"Apa yang kau mau?" Tanya seorang ajussi berbadan kekar yang datang setelah namja bermasker tadi hilang dibalik tembok. Woojin mendonggak dan menatap ajussi itu sengit dengan rahang yang mengeras. Dia adalah salah satu ajussi yang memukulinya tadi.

"gw mau buang air kecil"
.
.
.

"Ajusshi becanda?, gak ada toilet lain selain tembok datar kek muka ajusshi ini apa?"

Protes woojin pada ajusshi berwajah sangar yang berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada berdiri di belakang woojin. Namja yang bergingsul itu merasa risih karena ia dimasukkan kedalam ruangan beton yang minimalis dan terdapat tanaman menjalar di sekitarnya bahkan sangat gelap dan terdapat tong sampah besar yang terbuat dari besi beserta beberapa tumpukan kayu di sekitarannya.

"Cepat lakukan sebelum tulang keringmu kujadikan gagang pintu" balas ajusshi itu dingin dibalas dengan seringaian sinis oleh woojin namun tidak dapat dilihat karena ia membelakangi ajusshi itu dan menghadap tembok.

"Ck. Gw risih lo liatin, pergi sana!"

Ajusshi itu juga berdecak kesal lalu berjalan malas ke arah tumpukan kayu beserta tong sampah dan berdiri membelakangi woojin. Yah, berjaga-jaga jika saja si gingsul itu kabur. Woojin bergerak seperti mencakar, menendang dan ingin menerkam ajusshi itu sekarang dengan keheningan bahkan sesekali meringis tanpa suara karena tubuhnya yang sakit beserta penuh luka. Ia jengkel karena dia tidak bisa kabur seperti di novel-novel dan film seperti biasanya.

Ia pun buang air kecil dengan tidak ikhlas lalu menyadari jika penjaga itu sedikit menolehkan kepalanya ke belakang. "Jangan menatapku jika kau tidak ingin matamu kujadikan pajangan di mobilku!" Desis woojin cepat dan datar membuat ajusshi itu berdecak kesal dan malas.

Woojin yang sudah selesai dengan aktifitasnya berusaha mencari jalan keluar yang hemat tenaga mengingat tubuhnya yang sangat lemah ini membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin. Matanya pun menerawang lalu mendapati besi panjang berbentuk seperti linggis tergeletak di lantai tak jauh darinya. Sialnya, saat ia menarik besi itu perlahan, tercipta suara gesekan antara lantai beton dan besi berat itu sehingga membuat ajusshi itu menolehkan kepalanya kilat.

GAWS_er Psycho |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang