Chapter Sepuluh

428 70 15
                                    


Title : Dia Datang Mengunjungiku Saat Festival Qing Ming Novel Translation

Credit Weibo by 馨馨雨声

Note : Berhubung tidak mendapat ijin dari yang translate jadi ga ada deskripsi

Aku sedang menunggu mendengar jawabannya, jadi pada saat mendengar ucapan Tan yang lebih tinggi dari harapanku ku yang semula, aku merasa melakukan apapun tetap salah.

Kemudian suasana di dalam ruangan menjadi hening sejenak, di dalam hatiku, aku sudah menjawabnya ratusan kali ingin pergi, tetapi tidak tau kenapa, perasaanku seakan memberitahuku bahwa tidak baik berbuat begitu.

Kenapa Tan tiba – tiba ingin mengundangku kerumahnya....?

Selain simpati, aku tidak bisa memikirkan alasan yang lainnya.

"Well...April fool day sudah lewat 6 hari." Ketika aku membisu dan diam tidak tau mengatakan apa, hanya bisa mencari sebuah topik yang bisa menawar atmostfer ini, seandainya Tan berubah pikiran saat berbicara denganku, tentang ucapannya tadi.

Aku bukannya tidak mau pergi.

Aku hanya tidak ingin menaruh harapan pada hal yang tidak ada harapan.

"Aku tidak sedang bercanda."

Aku mengcengkram tanganku erat, tidak tau kenapa aku merasa senang sekaligus takut, meskipun semua ini adalah apa yang selalu ingin kudengar.

"Kenapa Tan ingin membawaku ke rumahmu?"

"Mulai dari sekarang, mungkin aku tidak akan datang kemari lagi." kata Tan, ketika ia mengangkat kepalanya melihat ke dalam mataku, kemudian meraih perlatan makan, dan menyendok makanan di dalam piring. "Karena para kerabat berencana membongkar kuburan ibuku, kemudian mengkremasinya."

Aku terdiam cukup lama.

Artinya jika aku menolak, maka kelak aku tidak akan bertemu Tan lagi. Kalau begitu menunggu disini sudah tidak ada artinya lagi, seperti saat aku belum bertemu dengannya.

Dalam hal perasaan, aku tidak bisa menyangkal, aku sangat berharap pergi bersamanya. Tetapi jauh di dalam lubuk hatiku, aku takut akan sesuatu.

Aku takut setiap hari harus menghadapi realita.

Di dalam kuburan, aku tidak terlalu menaruh perasaan pada realita, karena tiap tahun hanya ada satu hari, dan satu hari ini pun waktunya tidak sampai satu jam singkatnya.

Meskipun melihat realita akan membuatku terluka, namun aku bisa berpura – pura menutup mata dan hanya melihat bagian saat ia bahagia, dengan begitu aku sudah merasa puas.

Tetapi jika aku pergi dan tinggal di rumah Tan, terus jika Tan menikah, itu artinya aku harus terus menyaksikan semua itu.

Aku merasa saat ini merupakan pilihan yang tersulit dalam hidupku, ini tidak seperti berdiri di depan jembatan di atas gunung, lalu jembatannya putus, aku bisa memilih apakah aku ingin pulang atau terus melangkah maju.

Jika memilih untuk pergi apakah aku bisa bahagia, tidak ada yang bisa menjawabku, dan semua ini masih terlalu awal. Tetapi jika aku melepaskannya, maka aku harus kembali ke kehidupan belasan tahun yang lalu.

Saat ini, aku bahkan tidak yakin, jika kembali ke kehidupan di masa lalu, aku masih bisa beradaptasi dengan hidup yang hampa, toh selama ini, kehidupanku selalu dilewati dengan menantikan kedatangannya.

Tan merasa aku tidak bisa membuat keputusan, jadi untuk mematahkan situasi ini, Tan mulai berbicara.

"Kalau begitu, kira- kira dua minggu lagi, aku akan kemari lagi." Tan berkata nada suara yang datar, sambil memakan makanan di piringnya, datar seperti sedang membahas cuaca. "Sebelum itu, aku akan memberikan waktu untuk P'Mes mengambil keputusan."

Bahasa Indonesia -  He Came To See Me  at Cheng Meng (Novel Translation) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang