Chapter Dua Puluh Dua

379 49 44
                                    

Title : Dia Datang Mengunjungiku Saat Festival Qing Ming Novel Translation

Credit Weibo by 馨馨雨声

Note : Berhubung tidak mendapat ijin dari yang translate jadi ga ada deskripsi

Ketika merasakan sinar matahari menusuk mataku, aku dipaksa membuka mata dan bangun, meskipun masih merasa ngantuk. Saat membuka mataku, aku melihat jarak Tan sangat dekat dengan wajahku, aku mematung sesaat.

Aku menghembuskan nafas pelan mencoba untuk rileks, lalu mencoba menggerakkan tubuhku perlahan dan hendak bangun, tetapi aku merasa seakan ada sesuatu yang menahanku, ketika mataku memandang ke arahnya, aku menyadari Tan sedang memelukku erat.

Aku tidak tau kenapa begitu bangun posisinya sudah seperti ini, tetapi aku tidak berani bergerak, karena takut gerakanku akan membangunkan Tan, jadi aku menatap wajahnya diam, sebelah tanganku menyentuh bibirnya, kemudian menyingkirkan rambut yang jatuh di wajahnya.

Sepertinya ini merupakan tindakan peringatan yang membuat Tan terbangun, karena Tan langsung bangun seketika karena gerakan ini.

Tetapi saat ia sadar tidak sengaja memelukku, Tan segera minta maaf dan melepaskanku seketika, aku tertawa garing, dan tidak merespon ucapan maafnya, pada saat bersamaan Tan meminta ijin untuk mandi duluan, jadi aku duduk seorang diri di atas ranjang, mendengar suara air mandi Tan, dan melamun memikirkan sesuatu.

Aku tidak tau sejak kapan aku mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Meskipun sudah beberapa waktu, aku selalu merasa curiga sebenarnya bagaimana perasaan Tan terhadapku...atau ia sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padaku.

Meskipun saat aku masih hidup, aku juga tidak punya teman, tetapi aku berpikir biasanya jika hanya teman, atau diantara saudara juga tidak akan melakukan hal ini, meskipun sungguh boleh pun, aku merasa aku tidak seharusnya begitu intim dengan Tan, meskipun sudah saling mengenal selama sepuluh tahun.

Meskipun aku sangat penasaran sebenarnya sudah sampai di tahap apakah hubungan diantara aku dan Tan, tetapi aku tidak punya keberanian untuk menanyakannya.

Hanya bisa membiarkan waktu bergulir begitu saja, hubungan ini hanya sampai disini, dan tidak ada perkembangan apapun.

Hanya khawatir seandainya jika ada salah satu pihak yang menanyakannya duluan, maka segalanya pasti akan hancur.

Aku mungkin terlalu pengecut, tetapi setiap kali aku bertekad hendak menanyakannya duluan, riwayat pertanyaan yang terlewat di masa lalu akan kembali terjadi, tenggorokanku terasa ada yang memblokir, sampai – samapi sepatah katapun tidak bisa keluar.

Setelah suara air yang mengalir berhenti, tidak lama, Tan keluar dari kamar mandi dengan berpakaian rapi, aku pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajah dan tangan, dan berjalan keluar beberapa saat kemudian.

Ketika aku berjalan keluar, Tan sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah naik ke mobil, aku baru menyadari hari ini tidak tau akan kemana bersama Tan.

"Pagi ini mau kemana?"

"Phi tidak melihat list jadwal yang kuberikan?" Tan bertanya padaku. Aku berhenti dan berpikir sejenak, karena tidak ingat apakah ia memberikan list jadwal padaku atau tidak, setelah berpikir sejenak, aku baru ingat pada pagi itu Tan memberiku selembar kertas, sebelum naik ke mobil.

Tetapi aku tidak tertarik melihatnya, karena aku terlalu ngantuk dan langsung tidur.

Aku merasa sangat bersalah, dan segera minta maaf. Bahkan tidak ingat menaruh kertas itu di bagian mana di dalam mobil, Tan sepertinya tidak ada masalah dengan itu kemudian melanjutkan. "Nanti kita akan ke lokasi air terjun, aku ada urusan penting disana."

Bahasa Indonesia -  He Came To See Me  at Cheng Meng (Novel Translation) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang