Chapter Tiga

580 95 5
                                    

Title : Dia Datang Mengunjungiku Saat Festival Qing Ming Novel Translate

Credit Weibo by 馨馨雨声

Note : Berhubung tidak mendapat ijin dari yang translate jadi ga ada deskripsi

Sejak saat itu, tidak tau apakah ini adalah perasaan bersalah ku atau Bibi benaran bertemu denganku di mimpinya, setiap kali datang membersihkan makam, bibi akan sekalian membersihkan makamku sebagai permintaan maaf.

Ini bukan rumput liar tapi, lemak, tidak bisa dibiarkan harus di buang ke tong sampah, tidak seperti rumput liat boleh lupa di sirami air.

...kemudian si bibi membuang semua dessert yang du bawa oleh si anak laki-laki, aku tau bibi bermaksud baik, jika dessert itu di biarkan begitu saja, akan mengundang puluhan ribu ekor semut.

Kalau boleh aku berharap dessert ini bisa tidak di buang, toh tetap harus di buang, jika di buang di hari sebelum festival Qing Ming tiba lebih baik, setidaknya anak laki-laki itu tidak akan kecewa, mengira aku tidak makan makanan pemberiannya.

Karena pada kenyataannya, barang-barang yang di letakkan disini meskipun kelihatannya sudah rusak, nmain di dunia roh tidak akan rusak.

Barang-barang ini jika aku memakannya atau orang lain memakannya, baru akan menghilang.

Meskipub demikian, aku berharap barang-barang yang di berikan oleh anak laki-laki itu tetap di letakkan di atas altar.

Aku mengambil cokat dan egg tart, membalikkannya untuk melihat ke sisi luar, memeriksa kotak dan nama merknya, aku tidak mengenal merk ini, tapi aku tau merk ini tidak murah.

A-anak itu membawakan ku ini...?

Apakah pada umumnya orang yang datang berjiarah akan membawakan barang yang mahal ini untuk sesajen?

Suatu hari aku sungguh berharap, dia bisa mendengarkan suaraku atau melihatku, namun aku segera menyingkirkan pikiran ini.

Namun ini tidak mungkin menjadi kenyataan, aku sudah bergentayangan di sini hampir 11 tahun, pergi bermain seharian, tapi tidak ada seorangpun yang mendengarkan suaru ku atau melihatku.

Meskipun keluarga paranormal sekalipun, atau siapapun juga tidak ada yang pernah melihatku.

Jadi semua itu tidak mungkin dan hanya kebetulan.

Hasilnya membuktikan ini adalah sebuah kebetulan yang menarik.

Sebelum festival Qing Ming tiba, aku pergi bermain berbagai tempat, saat festival Qing Ming tiba aku kembali lagi ke kuburan.

Beberapa hari kemudian, keluarga si anak laki-laki akhirnya datang

Aku terus menatap mobil yang berwarna putih tersebut dan mengingat nomor platnya, sebelum mobil berjalan pergi.

Ketika para sanak saudara saling bertutur sapa, si anak laki-laki berjalan ke depan makamku, dan di tangannya membawa sesuatu.

Aku mencoba bersandar di depan, hendak melihat benda apakah itu, tapi aku sama sekali tidak bisa melihatnya.

"Bagaimana kabarmu tahun ini, Phi?" si anak laki-laki itu bertanya, lalu aku mengangkat kepalaku.

Dalam satu detik itu, aku merasa kedua mata kami beradu.

Detak jantungku bertambah cepat.

Ini adalah pertama kalinya si anak menatapku dengan matanya.

Tetapi...ini mungkin juga hanya kebetulan.

Aku mencoba menenangkan diriku, lalu dengan tersenyum lembut dan nada yang ramah bertanya padanya.

"Phi, sangat baik, kamu bagaimana? Cuaca saat festival Qing Ming sangat panas, kadang berangin kadang hujan."

Aku menjawab pertanyaan si anak, meskipun aku tau ia tidak bisa mendengarkanku, tapi aku tetap ingin menjawab, ingin membuatnya tenang.

"Aku ingin menaruh dessert di atas piring, selama dua tahun kau hanya makan dessert, Phi pasti sudah bosan."

Ketika sudah selesai, si anak membungkuk dan memberi hormat padaku, lalu menaruh plastic di atas altar.

Ketika aku melihat barang yang ada di dalam plastic, mataku terbelalak kaget, tidak berani percaya apa yang kulihat, aku bergerak ke depan, melihat lebih dalam, takut salah lihat.

Coklat...Babi panggang...?

Ini gila...

Ku akui saat pertama kali melihat barang yang di bawa si anak laki-laki itu, aku sangat kaget. Namun selanjutnya aku merasa sangat gembira.

Meskipun aku tidak bisa mengobrol atau berkomunikasi dengan orang lain, namun jauh di lubuk hatiku, aku masih berharap ada yang bisa melihatku.

Dari awal aku tidak peduli dengan barang sesajen tersebut karena pada dasarnya aku memang tidak perlu makan.

Tapi yang kubutuhkan adalah ada orang yang bisa berbicara denganku.

Aku pun tertawa, dan berjalan ke depan orang itu, lalu membawa tanganku untuk mengelus kepala anak tersebut. "Kau bisa melihat Phi, kan?"

Sejak meninggal dunia, aku tidak pernah menyentuh siapapun, takut jika menyentuhnya, bisa membuatku memahami lebih dalam bahwa aku sudah mati, sudah tidak ada di dunia ini lagi.

Tapi anak ini sangat special bagi ku.

Tetapi anak laki-laki itu tidak menjawab pertanyaanku, lalu ia bungkam seketika, dan akupun menjadi gugup, dengan segera kusingkirkan tanganku, dan mencoba melihat apa reaksi anak tersebut.

Mungkinkah ini hanya skedar dugaanku...?

Ketika aku melihat anak itu tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, juga tidak bereaksi, yang tadinya perasaan senang di dalam hatiku berubah menjadi kecewa. Aku kembali ke hari-hari yang lalu, dengan tersenyum pahit.

Aku lalu melangkah mundur perlahan, meninggalkan anak laki-laki itu, kembali duduk di atas makamku.

Aku berusaha menekan rasa penyesalan, di dalam hati terdapat kekecewaan yang sangat dalam, meskipun demikian aku tidak berani menatap wajah si anak laki-laki.

Sampai suara ayah si anak terdengar sedang memanggilnya, akupun menoleh dan melihat sang ayah menariknya untuk masuk ke mobil.

Di saat mobil akan segera pergi, si anak laki-laki membalikkan badan dan melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal, aku hanya tersenyum sambil melambai sampai mobilnya melaju pergi.

Aku menghela nafas, dan memikirkan sesuatu, perasaan frustasi masih tetap terasa, membuatku tidak bisa memikirkan apapun.

Ini tidak aneh, jika ia tidak bisa melihatku?

Toh sebelumnya, aku hanya seorang diri selama bertahun-tahun, tidak ada orang yang berkomunikasi denganku, dan tidak ada yang melihatku.

Aku mendesah, dan meletakkan tanganku di dada tempat di mana terasa sakit.

Sekali lagi aku merasakan perasaan saat sekarat yang sangat menyiksa dan menderita.

Perasaan ini seperti badan terasa di tekan kuat dan akan hancur, suara detak jantung terdengar sampai ke ubun-ubun, kepala terasa pusing, tangan dan kaki seolah-olah bukan milikku.

Perasaanku saat ini dengan perasaaan sekarat waktu itu apa bedanya.

Ini karena....

Aku ingin berbicara dengan seseorang, ataukah aku berharap di antara aku dan anak laki-laki itu ada sesuatu....? 

Bahasa Indonesia -  He Came To See Me  at Cheng Meng (Novel Translation) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang