Selama ini, Tan terlihat sangat aneh, meskipun biasanya dia suka memberi kejutan padaku, namun akhir – akhir ini, ia menjadi sulit di tebak, sulit menebak apa yang sedang ia pikirkan.
Keanehan ini dimulai dari suatu hari, ketika aku meringkuk membaca buku di sofa, tiba – tiba Tan berbicara padaku dengan nada serius.
"Phi ingat janjimu padaku?"
Dari awal aku berguling kesana kemari di sofa, karena ngantuk, setelah otak dan kesadaranku bangun sepenuhnya, aku mencoba mengingat kembali apa yang pernah kujanjikan.
Setelah merenung sejenak, aku tiba – tiba merasa cuaca sangat panas, seluruh punggungku basah oleh keringat. Walaupun biasanya aku tidak bisa merasakan suhu, kata – katanya membuatku merasa punggungku seperti sedang dipasang sesuatu.
'Memangnya Phi pernah berjanji sesuatu pada Tan?'
Aku ingin menanyakan hal ini, tetapi mulutku seperti di banjiri oleh air, sampai hari ini, aku sudah tau bagaimana perasaan ditanya oleh orang yang di cintai 'ingat hari ini hari apa'.
"Er.." Aku melihat ke sekeliling sejenak, baru menyerah dan mengatakan. "Phi tidak ingat lagi."
"Aku tau Phi tidak ingat lagi." Tan berkata sambil tersenyum, ekspresi wajahnya menunjukkan sepertinya moodnya sedang bagus, seolah – olah memberitahuku tidak bersalah jika tidak ingat, namun justru membuatku sungguh merasa semakin khawatir dan tertekan, jika begini, lebih baik ia langsung saja protes atau marah.
Kadang – kadang, aku tidak bisa tidak berpikir begitu, jika aku masih hidup, ia mungkin harus sering membawaku ke dokter spesialis jantung, ia juga mungkin harus membawaku ke dokter spesialis neurology untuk melakukan pemeriksaan, memeriksa apakah aku ada gejala Alzheimer?
"Phi berjanji akan menuruti apapun permintaanku." Tidak tau kenapa aku merasa ia terlihat lebih tenang dari biasanya, bisa dibilang perasaannya sangat senang, "Saat itu belum terpikirkan olehku ingin apa, namun sekarang aku sudah memikirkannya."
Aku berusaha menarik ingatanku dari jurang pikiranku, namun hal ini sudah berlalu selama hampir satu tahun, aku tidak menyangka ia masih mengingatnya. Bukan, ia sepertinya sejak awal tidak pernah melupakan segala hal tentangku.
"Apa yang kau inginkan dari Phi?" aku bangun dan memperbaiki posisi dudukku, berusaha memasang wajah seperti orang yang sedang bekerja, meskipun Tan tersenyum, ia menjawabku dengan nada datar.
"Tidak mau bilang!"
Aw!
Aku menatapnya dengan bingung, seakan jika Tan memberitahuku, aku akan mencoba kabur. "Maksudnya kau sudah tau apa yang kau inginkan dari Phi, tetapi bukan mengingkannya sekarang, kan?"
Aku menangkap penjelasan ini dari maksud ucapannya, saat aku melihat Tan menganggukkan kepala menandakan dia menyetujui ucapanku, aku pun menghembuskan nafas lega, "Apa kau merencanakan suatu kejutan yang aneh lagi?"
Tan tertawa terbahak – bahak, tetapi tidak menyangkal, seakan tebakanku memang benar, "Tidak mau bilang."
"Un." Aku membalas dengan nada yang lebih tenang, terima atau tidak itu urusannya. Meskipun apa yang dikatakan olehnya membuatku agak penasaran, namun aku tetap mengatakan, "Sebelum aku lupa ayo cepat katakan permintaanmu!"
Pada saat itu aku tidak bisa tidak merasa ingin tau sebenarnya apa permintaan Tan, sampai – sampai aku memikirkannya selama beberapa hari. Namun setelah itu Tan tidak lagi mengungkit soal permintaan ini lagi.
Setelah waktu lama berlalu, aku pun kembali melupakan hal ini.
Aku mengedipkan mata, karena cahaya menerobos masuk ke dalam kamar melalui jendela, saat aku memandang ke sekeliling, aku baru sadar kalau Tan sudah bangun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bahasa Indonesia - He Came To See Me at Cheng Meng (Novel Translation) - END
De TodoCharacter played by : Singto (Mes) and Ohm (Tan) Thai - Chinese Translated by 馨馨雨声 Linked : https://www.weibo.com/3092159305/HbBfugLEN?type=comment#_rnd1555341584194