•Bitter Memories 2•

199 31 6
                                    



"Benar benar gila! Nyari mati banget anak kelas." ucap desty kepada dirinya sendiri.

SMA NEGERI 04. Sekolah yang berdiri memang sudah sangat lama. Sekolah yang bangunan nya sudah tua. Membuat tak satupun orang berani mendatangi nya ketika malam hari. Tapi kali ini siswa-siswi kelas 12 IPA 3 nekat mendatangi sekolah 'tanpa guru'.

Tak ada yang tau apa isi pikiran ke 36 siswa-siswi yang ada di kelas 12 IPA 3 itu. 3 tahun bersama tak membuat mereka berhasil membaca isi pikiran teman-teman nya.

Sekolah berhantu itu memang menakutkan. Tetapi percayalah bahwa manusia itu jauh lebih menakutkan dari pada hantu. Siapa yang dapat menebak isi pikiran manusia?

***

Sudah 2 hari siswa-siswi kelas 12 diliburkan, mengingat mereka sudah selesai melaksanakan ujian nasional. Mungkin sebagian siswa-siswi kelas 12 merencanakan berlibur bersama teman-teman nya. Bahkan merencanakan liburan bersama wali kelasnya.

Tetapi hal serupa tak dilakukan oleh siswa siswi kelas 12 IPA 3. Mereka memilih untuk mengenang masa-masa sekolah mereka. Dengan berjalan-jalan ke arena sekolah pada sabtu malam. Kedengarannya memang cukup seru, tetapi mengingat bangunan sekolah yang sudah cukup tua membuat salah satu siswi kelas itu menepis keinginan nya untuk mengikuti acara itu. Tapi atas dasar paksaan teman-teman nya membuat nya tidak bisa menolak.

Dan sekarang di depan sebuah bangunan besar dan tua sudah berdiri 32 siswa dan siswi. Iya, siswa-siswi kelas 12 IPA 3. Berdiri menunggu beberapa teman-teman nya yang belum juga datang.

"Mana nih yang lain? Ngaret banget. Udah hampir jam set 7 nih." ucap Natasya dengan raut wajah kesal.

"Emang siapa-siapa yang belum datang?" tanya Yuni kepada teman-teman nya.

Faris yang sedang memasang jaket di tubuh nya berkata "Nisa, Fioni, Desty, Satria."

"Emang benar-benar ya si Fioni, dia yang ngajakin kesini dia yang ngaret." ucap Sofia sedikit kesal.

"Fioni sama Nisa nyusulin si Desty. Tu anak masih gak mau ikut kesekolah." ucap Astrella dengan tangan berlipat di dada memandang ke arah bangunan sekolah.

"Lama-lama kita bisa ketahuan loh, sekolah kita ini di tepi jalan. Pasti bakalan ada yang curiga kalau kita di depan bangunan sekolah lama-lama." ucap Hafiz si ketua kelas sambil memandang ke anak buah nya datar.

"Benar juga kata Hafiz. Mendingan kita nyari tempat lain dulu deh sambil nungguin yang lain." kata Aqilla membenarkan ucapan Hafiz.

"Jangan lupa kabarin ke yang lain. Kita ke bangunan sebelah aja, yang ada ruko-ruko kosong gitu." ucap Raisya.

Mereka berjalan menuju ruko di sebelah bangunan sekolah mereka. Jangan di tanya kemana larinya kendaraan mereka. Itu sudah di atur sedemikian rupa oleh Viani. Kendaraan mereka sudah mereka susun di parkiran dalam sekolah mereka agar tak ada orang yang curiga. Cerdas bukan Viani?

"Nisa sama Fioni udah otw nih. Desty akhirnya mau ikut. Tinggal satria aja nih kemana." ucap Viani setelah mendapat kabar dari Nisa.

"Setau gue si Satria udah datang barusan. Kayanya dia lagi nyimpan motor nya di parkiran dalam sekolah deh." jawab Satrio.

"Oh bagus deh, tinggal nungguin Nisa, Fioni, sama Desty aja." sahut Yuni.

"Baterai handphone kalian full kan?" tanya Ajeng.

"Gue gak full Jeng. Kenapa?"

"Kenapa gak full sih Dwi. Padahal sore tadi udah gue ingetin buat nge full in baterai handphone kalian." ucap Ajeng sambil menghela nafas panjang. Tak habis fikir dirinya, teman-teman nya ini memang teledor.

"Tapi lo bawa power bank kan dwi?" tanya Mustika.

"Bawa, tenang aja."

"Semua bawa Power bank kan?" tanya Dinda

"Baterai handphone gue 61% tanpa power bank." sahut Desty yang baru saja datang.

"Baterai handphone gue 95%, tapi gue gabawa power bank." ucap alda.

"Ya ampun." Natasya menghela nafas panjang.

"53% tanpa power bank." ucap Nurvina membuat seluruh teman nya menghela nafas pasrah. Kelakuan anak jaman sekarang!

"Yaudah gini deh. Power bank kalian full kan?" semua teman teman nya mengangguk. "Yang baterai handphone nya di atas 95% dan bawa power bank siapa-siapa aja?" ucap Nurvina.

Hafiz, Wisang, Adrio, dan Piter mengangkat tangan mereka. Menunjukkan bahwa baterai handphone mereka di atas 95%.

"Nah kan kalian ber empat baterai handphone kalian kan banyak. Jadi nanti, kalau handphone kalian udah habis baterai isi aja. Buat jaga jaga sisain power bank kalian 20% buat gue, Alda sama Desty."

"Handphone gue boros baterai Nur,jadi gue gabisa minjemin power bank." sahut Adrio.

Nur mengangguk mengiyakan, "Kalian bertiga gimana?" tanya Nurvina, dan di balas oke oleh ketiga nya.

"Cuss masuk kedalam." ajak Viani.

Beramai-ramai mereka masuk ke dalam arena sekolah. Area di dalam bangunan ini terlihat sedikit seram. Tetapi karena sudah adanya pencahayaan berupa lampu yang memang sudah dihidupkan dan di rencanakan oleh otak cerdas Viani dan Dwi membuat bangunan yang menyeramkan ini terlihat sedikit menarik.

 Tetapi karena sudah adanya pencahayaan berupa lampu yang memang sudah dihidupkan dan di rencanakan oleh otak cerdas Viani dan Dwi membuat bangunan yang menyeramkan ini terlihat sedikit menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini tidak semenyenangkan apa yang ada di bayangan kalian. Perjalanan malam ini akan menjadi perjalanan yang panjang untuk seluruh siswa siswi 12 IPA 3.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

TERIMA KASIH BANYAK UNTUK TEMAN-TEMAN YANG SUDAH MENGAPRESIASI CERITA INI💙 SAYA SUGUHKAN CERITA INI KHUSUS UNTUK ORANG ORANG TERHEBAT YANG ADA DI SEKELILING SAYA💚 SALAM SAYANG.

Bitter Memories√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang