•Bitter Memories 14•

125 26 8
                                    

"jangan mengkambing hitamkan teman mu untuk kepentingan kamu sendiri. Teman mu bukan kambing hitam yang bisa kau gunakan untuk melindungi diri mu. Sudah dikatakan, jika dendam sudah menguasai diri nya, teman mu bukan lah teman mu lagi."









Alif berjalan menuju teman-teman nya yang menatap cemas ke arah nya. Dia mendudukkan dirinya di atas ranjang kosong, merutuki kebodohan nya yang tak bertindak menyelamatkan Nurvina. Sekarang dia justru merasa bersalah jika Nur sampai kenapa-napa.

"Sebenarnya ada apa Lif? Lo balik kesini dalam keadaan cemas, lo narik Desty pergi. Setelah itu Nur datang narik Sofia dan sekarang lo datang dalam keadaan gini lagi. Sebenarnya kenapa?" tanya Nisa bingung, bingung dengan kejadian yang terjadi berturut-turut ini.

Alif menatap Nisa tak percaya, "Nur kesini? Narik Sofia?" Mereka sontak menganggukkan kepala mereka, menjawab pertanyaan Alif.

"Kenapa Lif?"

"Gak mungkin Nur kesini. Nur di tangkap sama Aulia! Gue lihat dengan mata gue sendiri!" ucap Alif dengan rasa tak percaya yang menggebu-gebu.

Mereka semua yang ada di ruangan itu menatap Alif tak percaya, "Ditangkap? Aulia? Maksud nya apa sih Lif? Nur jelas baru banget keluar dari ruangan ini sambil nyeret si Sofia." perjelas Hafiz.

Alif kembali menceritakan kejadian yang di alami nya bersama Nur tadi, menceritakan semua nya tanpa ada satu hal pun yang di tutup tutupi. Astrella menggenggam tangan Arinda kuat. Arinda bisa merasakan bagaimana ketakutan nya Astrella sekarang. Arinda hanya berusaha memberi energi positif kepada Astrella.

"Gue gak percaya sama apa yang lo omongin Lif!" ucap Astrella tegas seakan tak terbantah. "Apa buktinya kalau si Sandra itu berada di tubuh Aulia? Bisa jadi lo ngarang cerita? Atau mungkin Nur kerja sama dengan Aulia buat nakut-nakutin lo? Jangan main-main Lif."

Alif diam tak mampu menjawab, sedikit banyak otak nya berpikir keras mencari jawaban. Astrella benar, bisa jadi ini hanya akal-akalan Nur dan Aulia saja. Tapi dia yakin sekali jika bahu Nur terluka karena Sandra atau Aulia itu.

"Bentar deh, dari tadi Aulia sama kita loh. Ya walaupun sekarang gak sih." ucap Faris pelan.

Mereka sama-sama mengedarkan pandangan ke sekitar mereka, lalu berusaha mengingat kejadian beberapa menit atau mungkin berpuluh menit lalu, lalu ketegangan terasa lagi.

"Faris benar, Aulia dari tadi malam bahkan saat Nur pergi sama Alif pun dia masih bersama kita, tapi sekarang udah gak ada." ucap Natasya menundukkan kepala.

Hening, mereka semua diam. Keadaan ruangan itu hening tak berbunyi, sampai suara Sofia merintih kesakitan, menyadarkan keheningan mereka.

"Akhh sakit banget."

Mereka sontak menuju ke Sofia, melihat apa yang terjadi pada perempuan itu. "Lo kenapa?!" tanya Dinda panik.

Sofia tak mengeluarkan suara apapun, tak menjawab pertanyaan Dinda, dan tak perduli dengan apa yang Dinda perbuat dengan tangan nya ini. Yang dia pikirkan hanya apakah yang di lihat nya tadi nyata atau tidak? Dia masih tak yakin dengan apa yang di lihat nya tadi, ini nyata. Tapi dia tetap tak percaya, Nur teman nya, mana mungkin perempuan itu melukai nya?

"Sof" panggilan Yuni menyadarkan lamunan Sofia tentang teman nya itu.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa lo bisa terluka?" tanya Raisya dingin.

Bitter Memories√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang