***
Mereka semua, atau lebih tepat nya ke-32 siswa-siswi itu berada di ruang kelas 12 IPA 4. Berkumpul disana, sebelum merencanakan bagaimana nanti nya, bagaimana memancing nya atau bagaimana jika mereka tertangkap.
"Sekarang lo jalan keluar dari ruangan ini Nat, trus lo masuk ke dalam kelas yang ada kita nya. Nanti lo bakal giliran sama yang lain sampai Liora dan Sandra keluar. Kalau Liora dan Sandra keluar kalian harus lari, tapi kalau Liora dan Sandra belum keluar, kalian jalan santai aja." perintah Astrella.
"Berarti semua nya terlibat disini?" tanya Jaina.
"Iya. Dan lo Sang, lo yang bakal megang kertas dan botol nya. Yang lain siap-siap kalau Wisang udah di kejar Sandra dan Liora. Terutama kelas yang ada di dekat Wisang udah harus siap-siap nangkap Liora dan Sandra. Paham kan?"
"Kenapa harus gue dah? Gue takut La. Suer deh." ucap Wisang dengan rasa kesal di hati nya.
"Gue yakin lo berani. Gue percayain semua nya sama lo."
Mereka mengangguk kecil, menandakan bahwa mereka paham atas apa yang di sampai kan Astrella, dan mereka setuju bila Wisang yang memegang botol tersebut.
"Lo bisa Sang. Gue sama yang lain yakin itu." ucap Jaina menyemangati Wisang.
"Jangan ada yang kenapa-kenapa ya? Entah kenapa, perasaan gue gak enak." ucap Viani sambil menundukkan kepala nya.
"Pokok nya jaga diri aja lah." ucap Hafiz, "Sekarang langsung nuju ke ruang kelas masing-masing. Bakal ada 2 ruang kelas yang kosong. Pastiin kalian gak lupa, karena kalau kalian lupa dan masuk ke ruangan itu, kalian pasti ke tangkep. Ruangan yang kosong 12 IPS 1 sama 12 IPA 1."
"Jalan nya sendiri aja?" tanya Natasya.
"Iya. Jalan nya sendiri, begitu Liora dan Sandra muncul siap-siap untuk lari berdua. Saling jaga." ucap Viani.
Mereka pun beranjak dari duduk nya, dan segera berjalan menuju kelas yang sudah di bagi oleh Hafiz tadi. Natasya yang memulai permainan terlebih dahulu. Natasha berjalan pelan di koridor lantai 2. Mengelilingi koridor lantai 2 sampai akhirnya dia masuk ke ruang kelas 12 IPA 4 dan bergantian dengan Yuni yang berada di ruang kelas 12 IPA 4.
Sama seperti Natasha, Yuni juga mengelilingi koridor lantai 2. Lalu
bergantian dengan yang lainnya. Hampir 15 menit mereka bergantian terus-menerus, sampai akhirnya Sandra dan Liora naik ke lantai 2.Dwi yang sedang berjalan santai begitu melihat Sandra dan Liora langsung berlari memasuki ruang kelas 10 IPA 5 yang didalamnya terdapat Alif dan Viani.
"Diluar ada Sandra dan Liora barusan naik ke lantai dua. Sekarang giliran kalian lari-larian." ucap Dwi panik.
"Oke lo jaga diri ya." ucap Alif.
Alif dan Viani segera keluar dari ruang kelas 10 IPA 5 dan menunggu Sandra dan Liora mengejar mereka. Begitu Sandra dan Liora sudah berada tak jauh di belakang mereka mereka segera berlari menjauhi Sandra dan Liora.
Sandra dan Liora yang melihat Alif dan Viani berlari segera mengejar mereka agar dapat membunuh mereka. Siswa-siswi 12 IPA 3 mengintip dari jendela kelas. Berdoa agar teman nya itu tidak kenapa-kenapa.
Kejadian yang sama terulang lagi saat mereka bermain kejar-kejaran. Di saat Yonathan dan Sofia berlari menghindari Sandra dan Liora, Sopia tersandung lantai koridor yang tidak rata. Karena Yonathan merasa Sofia dalam keadaan yang tidak baik Yonathan segera menarik Sofia untuk memasuki ruang kelas 12 IPS 1 yang ternyata di dalam ruang kelas itu tidak terdapat siapapun.
Dia lupa bahwa seharusnya ada teman nya yang sudah menunggu di depan kelas. Yonathan dan Sofia terjebak di dalam sana Sandra dan Liora sudah berdiri di depan pintu kelas disaat Yonathan dan Sofia akan Beranjak pergi dari ruang kelas itu.
"Yo kita terjebak." ucap Sofia panik.
Yonathan menarik tubuh Sofia agar berada di belakang nya saat melihat Sandra dan Liora mulai mendekat ke arah mereka. Yonathan melihat ke arah pintu, salah satu dari mereka bisa berlari ke luar dan meminta bantuan. Yonathan berfikir keras, jika diri nya keluar meminta bantuan, Sofia berada dalam bahaya.
Tetapi jika dirinya yang berada disini dan Sofia keluar maka tidak menutup kemungkinan kedua nya dalam bahaya. Ini pilihan yang sulit, ternyata membuat orang tertawa jauh lebih mudah di banding memilih dikeadaan seperti ini.
"Yo gimana ini.. Gue benaran takut." ucap Sofia bersembunyi di belakang Yonathan.
"Sekarang lo keluar secepatnya, lari ke pintu itu. Gue bakal berusaha ngalihin perhatian Liora dan Sandra supaya lo bisa keluar. Langsung minta bantuan ke anak-anak secepatnya." ucap Yonathan.
Sofia membulatkan mata nya, "Terus lo gimana Yo?! Gue gak mungkin ninggalin lo sendiri di sini!"
"Udah, gue gak penting. Yang penting sekarang lo keluar dan minta bantuan anak kelas." ucap Yonathan meyakinkan Sofia.
"Gak Yo. Gue gak mau lo kenapa-kenapa." ucap Sofia.
"Tolong dengarin gue Sof. Kita bisa mati disini kalau lo gak segera bergerak sekarang! Cepat Sof!"
Dengan sedikit paksaan Yonathan, Sofia berlari menuju kelas tempat Wisang berada 12 IPA 5. Sofia masuk ke kelas Wisang dengan wajah panik. Membuat Wisang dan Nisa juga ikut panik.
"Sang! Yonathan kejebak Sandra dan Liora! Tolongin Sang, cepat Sang!" ucap Sofia panik.
"Dimana?!"
"12 IPA 1 Sang." ucap Sofia panik.
Wisang menggeleng kepala. "Dasar bodoh!" ucap nya lalu berlari membawa botol dan kertas tadi.
Sebelum Wisang menuju ruang kelas 12 IPA 1 Wisang menjemput beberapa teman nya yang terdekat untuk membantu nya.
Alif, Faris, Satria dan juga Noris berlari menuju ruang kelas 12 IPA 1. Berusaha agar Yonathan selamat, mereka masuk ke ruang kelas itu. Mereka melihat Sandra dan Liora sedang mendekat ke arah Yonathan yang sudah terduduk di sudut. Mereka yakin Yonathan bukan nya tidak berani melawan, tetapi dia tidak mungkin melawan kedua teman perempuan nya itu.
Yonathan menyadari kedatangan teman-teman nya. Dia berpura-pura memohon kepada Liora dan Sandra, sambil memberi kode kepada teman-teman nya yang baru saja datang.
***
Salam sayang
Nrvn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Memories√
HorrorKenangan pahit? Ya, pahit. Itu yang di alami oleh siswa siswi kelas 12 IPA 3, niat mereka hanya ingin mengenang masa-masa sekolah mereka, sebelum mereka benar benar harus berpisah mengingat ujian akhir sudah selesai. Tetapi malah membuat mereka men...