•Bitter Memories 7•

180 33 5
                                    

"Perhatikan setiap orang di sini, jangan membeda bedakan mereka."








Alif dan Nurvina bergegas menuju gudang di lantai 3, Nurvina tau disini dia harus mengorbankan salah satu, dirinya atau Alif. Tepat di depan pintu gudang, dia menarik nafas panjang, di dorong nya pintu gudang itu dan ya, tepat seperti apa yang ada di benak nya tadi.

"Lif, lo disini aja. Gue lebih sayang pertemanan kita di banding nyawa gue."

"Tapi kenapa? Gue cowo,seharunya gue yang lindungin lo." ucap Alif menatap Nurvina tak percaya. Dia merasa di remehkan oleh Nurvina.

"Percaya aja gue bakal keluar dari sini dengan selamat. Dan bawa Yuni, kalau gue sanggup."

"Nur,hati-hati."

Nurvina tersenyum "Jangan masuk apapun yang terjadi, bahkan kalau pun gue mati didalam sana."

"Lo yakin bakal sendirian?" Alif tak habis fikir dengan Nurvina yang dengan nekat nya pergi ke dalam sendirian. Gudang itu tidak kecil, walaupun tidak terlalu besar untuk di bilang besar.

"Doain aja gue bisa keluar dari sana ngebawa Yuni dan selamat." Nurvina masuk tanpa lagi mau mendengar apapun bantahan dari Alif.

Nurvina berjalan memasuki Gudang itu sendiri, berjalan dengan tenang padahal hati nya meronta-ronta meminta keluar.

Berjalan dia menuju arah gudang sebelah utara dan menemui sosok itu. "Dari awal gue udah yakin lo dalang dari semuanya."

***

Di luar Alif cemas dengan keadaan Nurvina, biar bagaimana pun Nurvina itu perempuan. Jika ternyata yang sedari tadi memberi mereka tantangan adalah manusia jahat? Nurvina bisa kenapa-kenapa.

Tapi mendengar ucapan Nurvina tadi membuat Alif yakin ada yang tidak beres dari Nurvina. Dia menimang-nimang apakah dia harus turun memberi tau yang lain atau malah diam berdiri di sini tanpa tujuan.

Dan keputusannya pun memilih untuk tetap disini untuk berjaga-jaga. Lalu mengeluarkan handphone nya dan mengirim pesan ke Nurvina, teman nya yang sedang berjuang di dalam sana.

'Nur,kenapa lo gak biarin gue masuk?'

15 menit kemudian baru Alif mendapat balasan dari Nur. 'Gue gak bisa jelasin sekarang, pokok nya sekarang lo turun ke lapangan. Jaga anak kelas, suruh mereka hati-hati. Tepat setelah gue berhasil keluar dari sini,gue yakin permainan sebenarnya akan di mulai.'

Alif mengeram kesal, perempuan ini tetap saja keras kepala. Berlari dia menuruni anak tangga untuk menuju lapangan basket sekolah nya. Alif menerima berbagai cara pandang berbeda dari semua teman-teman nya yang berada di lapangan sekolah.

"Kenapa lo cuma sendiri? Kemana Nur?" pertanyaan yang sudah Alif duga akan keluar dari mulut teman-teman nya.

"Lif.. Jangan bilang Nur hilang juga kaya Yuni?"

"Atau Nur ketangkep setan?"

"Lif, Nur kemana?!"

"LIF JAWAB!"

"Di gudang. Dia nyuruh gue buat turun jagain kalian."

Tak percaya dengan apa yang di ucapkan Alif. "LO GILA?!"

"Dia ngelarang gue bukan ikutan masuk ke dalam gudang, dia bilang dia lebih sayang pertemanan gue sama dia di banding nyawa dia. Gue juga gak paham maksud nya apa, tapi yang pasti gue di suruh kesini buat jagain kalian, dan setelah dia berhasil keluar dari gudang, dia bilang permainan sebenarnya akan di mulai."

Bitter Memories√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang