"Manusia itu makhluk yang sangat mengerikan. Bisa berubah-ubah. Bahkan teman bisa menjadi musuh. Kenali teman mu se kenal mungkin. Karena ketika rasa benci dan dendam menguasai dirinya, dia bukan lah teman mu"
•
•
•
•
•
•
•
•Cihh. Nurvina mendesis,lalu tersenyum manis, sangat manis sampai Alif bingung dengan perempuan di depan nya ini.
"Ya, tebakan lo benar banget. Dan karena lo orang yang bisa nebak semua yang ada di pikiran gue, lo bakalan jadi korban selanjutnya!"
"Lo bercanda?" Alif melotot kaget lalu perlahan mundur kebelakang. "Nur jangan gitu, gue jadi ngeri sama lo."
Nur terus berjalan mendekat ke arah Alif, Alif pasrah lalu berucap. "Gue mohon jangan siksa gue, lo kalau mau bunuh gue langsung bunuh aja. Walau sebenarnya gue masih mau hidup"
Nur tertawa, "Gue emang bakalan bunuh lo! Tapi sebelum itu gue bakalan nyiksa lo dulu, biar lo ngerasain apa yang anak lain rasain."
Alif menutup matanya, ini akhir dari hidupnya. Hidupnya sudah tak akan berlanjut lagi. Dia berdoa di dalam hati agar teman-teman dan orang tua nya ikhlas.
Nur tersenyum tipis melihat kelakuan teman nya itu, Dasar bodoh. Mana mungkin Nurvina akan membunuh nya, sedangkan Nur saja tidak ada jiwa jiwa psikopat.
Nur tertawa, "Hahahaha lo kenapa sih Lif. Bego banget, gak paham lagi gue sama lo haha."
Alif membuka mata nya lalu menatap Nur yang tertawa dengan tatapan bingung. "Lo gak jadi bunuh gue?"
Tawa Nur mereda dan langsung menatap Alif dingin, "Lo mau gue bunuh?"
Alif menggelengkan kepala nya. Nur tertawa pelan, "Lo bego banget sih Lif, yakali gue ngebunuh teman gue sendiri. Gue juga gak gila mau ngelukain diri sendiri. Idih gak berkelas banget."
Kini giliran Alif yang tertawa, merasa bodoh karena dirinya sendiri.
"Nur, ada langkah kaki di luar."
Serentak Alif dan Nur bersembunyi di balik Meja meja yang ada di dalam sana, sambil berusaha melihat siapa yang datang.
Krekk. Pintu ruangan itu terbuka, menampilkan perempuan yang selalu bersama mereka, tetapi sekarang dia ada di sini dengan pisau berdarah darah di tangan nya.
"Hah?" lirih Alif tak paham.
Baru saja Alif akan keluar dari persembunyian nya tapi Nur menghalangi nya, "Lo bakalan bernasib sama kaya Dinda dan Gue kalau lo keluar dari tempat persembunyian lo."
"Kenapa?" ucap Alif dengan nada pelan.
Baru saja Nur akan menjawab pertanyaan Alif, perempuan itu mengeluarkan suara nya.
"Gue tau lo disini."
"Gak perlu takut, gue gak bakalan bunuh lo, palingan gue kasih sedikit bekas aja kalau gue pernah nyentuh lo. Ya walaupun gue udah ngasi sedikit sentuhan di tangan lo haha."
Nur dan Alif tetap tak bergeming. Perempuan itu menggebrak meja yang ada di depan nya. "Keluar! Gue bakalan bunuh lo kalau lo gak keluar!"
"Jangan main-main sama gue, gue gak pernah main-main."
Nur mengeram kesal, akhirnya dia keluar dari tempat persembunyian nya. Menunjukkan wujud nya di hadapan perempuan yang sudah kesal itu.
Perempuan itu tersenyum puas. "Hahaha ternyata dugaan gue gak salah. Lo ada disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Memories√
HorrorKenangan pahit? Ya, pahit. Itu yang di alami oleh siswa siswi kelas 12 IPA 3, niat mereka hanya ingin mengenang masa-masa sekolah mereka, sebelum mereka benar benar harus berpisah mengingat ujian akhir sudah selesai. Tetapi malah membuat mereka men...