•Bitter Memories 19•

126 22 4
                                    

***

"Gue tau." ucap Alda sambil tersenyum misterius.

Mereka saling pandang-pandangan, ragu jika itu benaran Alda. "Tau apa Da?" tanya Sofia.

"Ini taktik Nur sama Desty agar kita bantu mereka."

Mereka lagi-lagi saling berpandangan, masih tidak paham dengan apa yang Alda ucapkan. Sepertinya perempuan ini ketempelan sesuatu.

"Apaan sih Da? Gak paham gue." ucap Nisa sedikit kesal.

"Gue rasa ni anak ketempelan deh." ucap Astrella mengendik takut.

"Enak aja lo. Gue gak ketempelan ya." balas Alda kesal.

"Ya jadi apa Da? Kagak paham gue mah. Lo tau sendiri, otak anak-anak disini emang luar biasa lemot." ucap Jaina sembari memegang erat tangan Dwi.

Alda menyeringai. "Nur itu butuh bantuan kita. Dia pengen kita kerja sama buat nyelesaiin semua nya."

Yuni menggerutu kesal, "Tuh kan. Lo ngomong suka gantung banget dah. Masih kagak paham gue Da."

"Kita terlalu manja, masih bergantung sama apa yang di perintahkan tanpa berusaha buat nyelesaikan sendiri." ucap Alda yang lagi-lagi membuat mereka semua bingung.

"Kita cuma ngandelin keberuntungan berpihak sama kita. Tanpa kita mau berusaha buat bisa nyelesaikan semua nya."

"Maksud lo? Kita udah berusaha loh Da, kita berusaha buat nyelamatin Yuni, kita berusaha nyari botol yang Nur bilang." ucap Nafisah dengan sedikit kesal.

"Gini, apa kalian gak sadar bahwa selama ini Nur sama Desty mencurigakan? Mereka seperti nyembunyiin banyak sekali sesuatu yang gak kita semua tau."

Mereka menatap Alda bingung.

"Gue yakin kalian sadar itu. Apa kalian nyari tau tentang mereka? Apa kalian nanya ke mereka sebenarnya kenapa mereka? Gak. Kalian gak ngelakuin itu. Kalian hanya ngelakuin itu disaat saat genting, disaat ada sesuatu yang kepepet yang mengharuskan kalian nanyain hal itu ke Nur dan Desty." ucap Alda panjang lebar.

"Iya gue nyadar kita emang gak pernah berusaha nanya ke Nur dan Desty. Padahal mereka bisa tiba-tiba hilang di saat-saat tertentu. " ucap Mustika membenarkan.

Alda tersenyum tipis, "Tepat. Karena kita hanya bergantung sama mereka. Bergantung sama perintah salah satu dari kita. Tanpa mau berusaha sendiri. Dan sekarang Nur dan Desty butuh bantuan kita. Nur sama Desty mau kita bergerak sendiri, berusaha untuk bantu mereka tanpa perintah siapa-siapa."

"Gini-gini. Jadi intinya gimana? Lo ngomong mutar-mutar dan gue bingung sumpah." ucap Mustika gemes kepada Alda yang berbicara berputar-putar.

Wisang memandang Alda secara intens. Membuat Alda lama-kelamaan menyadari jika Wisang memandang nya. "Apa lo lihat-lihat?!"

Wisang mendengus nafas kesal. "Gue paham maksud lo nih. Nur masih hidup dan dia pengen kita bantu dia. Kita kerja sama buat bantu dia ngehancurin Sandra dan Liora, Buat nyelesaiin semua nya. Karena dia gak bisa bantu kita. Ya karena dia di pihak Sandra. Benar gak tebakkan gue?"

Alda memutarkan bola mata nya malas, "Cih, kenapa harus lo sih yang nebak. Malas banget gue sama lo."

"Dih, masih untung gue bantu lo nerjemahin semua maksud lo."

"Apaan lo. Gue gak perlu bantuan lo, gue bisa kali jelasin ke yang lain."

"Dih, lo ngomong aja gantung-gantung gitu. Dasar."

"Apa lo?! Malas banget gue sama lo!"

"Gue juga malas sama lo!"

"Apalagi gue!"

Bitter Memories√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang