12. She is...?

2.5K 259 29
                                    







"Sayang?"

"Masih mengantuk ya?"

"Na-ya?"

Siwon menepuk pelan punggung halus Yoona yang hanya ditutupi dengan selimut tebal.

Ini sudah jam 9 pagi tapi Yoona masih enggan untuk beranjak dari tidurnya. Siwon juga tak dapat bergerak sama sekali karena Yoona memeluk tubuh Siwon dengan begitu erat.

Siwon bisa merasakan perubahaan mood pada Yoona sejak semalam. Mungkin bisa disimpulkan bahwa Yoona sedang cemburu, tidak. Yoona tidak dingin atau pun cuek kepada Siwon.

Sejak semalam Yoona terus-terusan ingin menempel pada Siwon, sepulang Siwon bekerja Yoona selalu mengikuti kemana Siwon pergi. Bahkan Yoona merengek agar Siwon tidak harus pergi ke ruang kerjanya dan memaksa agar Siwon menemaninya tidur.

Bukannya tidur lebih awal keduanya malah tidur di pagi hari. Yoona bahkan menjadi lebih agresif dari pada biasanya, Siwon meyakini bahwa istrinya ini sedang kesal tapi tak menunjukkannya pada Siwon.

"Bukankah hari ini, kau memintaku menemimu untuk berbelanja?" Ucap Siwon semakin mengeratkan pelukkan, Siwon tahu bahwa Yoona sudah bangun dari tidurnya.

"Aku masih lelah, sebentar saja" Gumam Yoona, suaranya begitu lirih mungkin karena banyak mengeluarkan suara semalam.

"Aku akan menjelaskan padamu sekarang, Lee Sun Kyung memang kekasihku. Tapi itu saat berada di sekolah menengah pertama, bisa di bilang cinta monyet. Dia dulu adalah juniorku di klub basket, aku juga tak begitu mengingat kenapa kami bisa berpacaran"

"Hubungan kami tak lama, aku lebih nyaman menganggapnya sebagai adik begitu pun sebaliknya dia lebih menyukai aku menjadi kakaknya karena dia anak tungal. Setelah lulus dari sekolah, kami berpisah karena aku pindah keluar negeri bersama orang tuanya. Semenjak saat itu aku kehilangan kabarnya, saat kuliah kami sempat bertemu dan bertukar kabar tapi tak lama aku kehilangan kabarnya lagi"

Siwon menceritakan kepada Yoona dengan pelan, seperti seorang ayah yang sedang membacakan dongeng untuk anaknya. Tangan Siwon tak henti-hentinya mengusap punggung Yoona.

"Sayang kau mendengarku bukan?"

Siwon melepaskan merengangkan pelukkan, menatap Yoona lalu menghapus air mata yang sudah berapa kali turun dari mata rusa itu.

Entah sejak kapan Yoona mulai menangis yang jelas dada Siwon sudah sangat basah karena air mata Yoona.

"Jangan menangis"

"Siwon kenapa kau mau menikahiku? Bahkan dia sudah sangat sempurna, kenapa kau malah menyia-nyiakan wanita sepertinya"

"Kita sudah sering membahas ini sayang, kenapa kau selalu seperti ini. Kau menyesal menikah denganku?"

"Hiks, T-tidak. H-hanya saja rasanya aku tak pantas untukmu"

"Demi Tuhan, Yoona jangan berkata seperti itu. Kau selalu berfikir positif terhadap semua hal, tapi kenapa kau selalu berfikir buruk tentang dirimu sendiri"

"Jika aku tidak mencintaimu, tidak mungkin aku akan menikahimu. Sederhana saja, jadi jangan berfikir seperti itu lagi. Aku akan sangat marah padamu"

Yoona memang selalu saja merendahkan dirinya sendiri apalagi jika harus bersanding bersama Siwon. Rasanya Yoona terbawa ke alam mimpi yang indah bisa memiliki suami yang tampan, mampan, dan juga cerdas seperti Siwon.

Mungkin di kehidupan dahulu Yoona pernah berbuat sebuah kebaikkan yang besar hingga sekarang ia bisa seperti ini. Tapi rasanya itu tidak mungkin, apakah memang ada renkarnasi itu?

STRAWBERRY WEDDING | YOONWONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang