Hyunjin masuk dengan wajah gamang, perkataan Seungmin benar-benar membuatnya ingin melampiaskan segala amarah yang telah ia pendam. Namun, ia urungkan kala mata kecilnya menangkap sosok istrinya yang mengenakan pakaian baby blue sebatas lutut dengan celana pendeknya. Sesekali Felix menggaruk bagian-bagian yang terasa gatal di tubuhnya. Felix terlelap diatas meja makan. Hidangan sederhana berada diatas sana, berjajar rapi dengan berbagai masakan yang telah Felix siapkan.Perasaan bersalah kepada istrinya juga muncul begitu saja, ia tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apa, hingga sosok malaikat yang berwujud Felix berada disana. Ia tidak pernah mengeluh dengan kondisi Hyunjin. Ia menerima segala bentuk peraturan dan apapun yang Hyunjin tetapkan.
"Sayang?" Hyunjin mengusap pelan surai blonde Felix. Membisikkan kata tersebut tepat pada telinga Felix. Membuat istrinya melenguh pelan.
"Eungh, Hyunjin hyung sudah pulang?" Felix mengucek kedua matanya. Hyunjin mengangguk sebagai jawaban. "Sudah makan, hyung?" Hyunjin mengangguk lagi. Felix tampak kecewa dengan jawaban Hyunjin kali ini.
"Jangan membuang makanan, oke? Aku akan memakannya besok saat berangkat kuliah." Felix sontak tersenyum. Hyunjin terkekeh, lucu sekali istrinya itu.
"Gendong, hyung!" Felix merentangkan kedua tangannya kepada Hyunjin. Dengan sigap, Hyunjin menerima uluran tangan Felix. Mengecup singkat pelipis Felix.
"Mau langsung tidur?" Felix menggeleng kencang.
"Cuddling dengan Hyunjin hyung sepanjang malam, boleh?" Hyunjin terkekeh. Ia mencubit pipi gembil Felix.
"Tentu! Ada yang ingin kau bicarakan, sayang?" Hyunjin membaringkan tubuh Felix diatas ranjang. Diikuti dirinya yang tidur di samping Felix.
"Ada sesuatu, mungkin? Hyung, seharusnya kau mandi terlebih dahulu sebelum tidur." Felix berpura-pura menyingkir dari Hyunjin.
"Baiklah, aku mandi. Jangan tidur dulu, aku ingin mendengarkan sesuatu yang kau maksud." Felix mengangguk semangat.
Lampu dinyalakan, ruangan menjadi terang, menjaga agar Felix tidak mudah terlelap dengan sorot lampu terang.
Ada beberapa hal yang perlu Felix sampaikan kepada Hyunjin, ini perihal mendesak. Sangat. Felix baru sadar saat ia melihat tanggal pada kalender ponselnya, dan itu sukses membuat Felix berpikir keras sepanjang penantiannya menunggu Hyunjin.
Pintu kamar mandi terbuka. Felix tidak terkejut sama sekali, suaminya bahkan telah mengenakan pakaian rapi khas baju tidur— walaupun hanya mengenakan kaos putih polos dengan celana pendek diatas lutut— Felix mati-matian meneguk ludahnya yang tersendat pada kerongkongannya.
Sungguh, Felix tidak terkejut.
Hanya saja, ia bisa saja kehabisan oksigen saat Hyunjin mendekatinya dengan rambut basah yang menambah kesan seksinya.
Sialan!
"Felix?" ah, suaranya mengapa seperti mendesah? Bodoh Felix! Hyunjin hanya memanggil namamu, bukan mendesah. Tolol sekali, batin Felix.
"Y-ya?" Hyunjin terkekeh. Ia mengeringkan rambutnya dengan handuk putih di tangannya. Sembari berjalan mendekati Felix yang masih mengamati ketampanan suaminya.
"Kau membiarkanku tidur bersamamu, atau aku harus tidur di sofa?" Felix menggeser tubuhnya, memberi ruang untuk tidur Hyunjin.
"Disini, hyung." Felix menepuk kasur kosong di sampingnya. Hyunjin paham, ia mendaratkan tubuhnya. Sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka.
Hyunjin memalingkan wajahnya, kepalanya bertumpu pada sebelah tangannya yang menyangga, menatap istrinya yang malu-malu di balik temaram lampu kamar yang sangat redup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Converse {HyunLix}
FanfictionJurnalis blusukan. Fotografer amatiran. Dan sepasang sepatu lusuh yang membawa mereka dalam satu ikatan. Started: 18/01/2019 End: 08/07/2019