Converse- 06

1.3K 235 27
                                    

Semalaman Hyunjin menjaga Felix yang tertidur dengan pulas. Kepalanya ia letakkan pada lengan Hyunjin. Rasanya, Hyunjin tidak tega untuk sekedar menggeser kepala Felix.

Lantas, tangan kirinya yang bebas, ia gunakan untuk mengusap sayang dahi istrinya. Felix tidur dengan keringat yang mengucur deras dari tubuhnya. Terkadang ia meracau tidak jelas, suhu tubuhnya sedikit meninggi. Hyunjin hanya menghela napas pasrah.

Ini hampir tengah malam, dan Hyunjin ingin mengambil air dingin untuk mengompres dahi Felix.

Perlahan, tangan kirinya yang dijadikan bantal oleh Felix ia tarik. Menggantikannya dengan bantal empuk milik mereka. Hyunjin bergegas menuju dapur. Mengambil baskom berisi air dingin, juga sehelai kain handuk yang telah ia siapkan. Tangannya dengan telaten menempelkan kain tersebut di dahi Felix. Membaliknya, lalu menggantinya dengan yang baru. Begitu seterusnya, hampir selama satu jam Hyunjin menunggu istrinya yang sedang sakit. Ia yakin, jika Felix belum makan.

"Kau tidak boleh sakit lagi, boy." Hyunjin mengusap tangan Felix. Mengecupnya ringan. "Aku tidak suka melihatmu kesakitan seperti itu." ia bergumam, sembari menaikkan selimut hingga sebatas leher Felix. "Mimpi indah, boy." Hyunjin mengecup dahi Felix dengan lama. Lagi pula, Hyunjin juga mengantuk, saat ia melirik jam yang berada diatas nakas, jarum menunjukkan pukul setengah dua. Pantas saja jika Hyunjin mengantuk berat.

Hyunjin tidak berpikir ingin tidur sendirian di sofa. Ia merebahkan dirinya di kasur samping Felix. Memandangi wajah damainya dengan tersenyum. Bergumam tidak jelas, membisikkan kata-kata cinta. Mengagumi jika Hwang Felix istrinya adalah makhluk terindah yang pernah ia temui.

Sepertinya Hyunjin telah jatuh cinta. Ia tak ingin kehilangan Felix. Hyunjin akan berusaha mencintai dan menjaga Felix. Tangannya kembali terulur untuk menyentuh kening Felix. Demamnya hampir turun, dan itu membuat Hyunjin sangat lega. Iris Hyunjin jatuh pada bibir Felix. Bibir pucat yang baru terjamah satu kali saat berada diatas altar itu sangat manis. Bahkan ketika Hyunjin mengingatnya. Ia tidak bisa melupakan manisnya bibir Felix. Hyunjin cukup membayangkan hal seperti itu, terkadang ia tersenyum dengan gemas, lantas memejamkan matanya. Menyusul Felix yang telah terlelap menjemput mimpinya.

<Converse>

Hyunjin tetap bangun lebih awal dari Felix. Netranya menatap Felix yang sudah merubah posisi menjadi menghadapnya. Hyunjin tersenyum kecil. Entah kapan pastinya, Hyunjin selalu mempunyai rasa ingin melindungi istrinya. Tangannya memegang kening Felix memastikan jika suhu tubuh istrinya sudah menurun.

"Morning, boy. Kau tidak ingin bangun?" kecupan sekilas yang diberikan oleh Hyunjin pada dahi istrinya membuat Felix menggeliat pelan. Ia masih membiasakan fokusnya pada salah satu obyek sosok pria tampan yang sedang berada di depannya. Felix masih tersenyum kecil. Belum sepenuhnya sadar.

"Hum? Morning too, Sunbae." Felix menguap kecil. Kali ini, kesadarannya sudah benar-benar pulih. Ada yang aneh dengan sapaannya kali ini. "SUNBAE?!" Felix berjengit kaget kala mendapati Hyunjin yang masih merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Felix meneliti bajunya. Masih sama dengan yang kemarin, sebelum ia tertidur pulas. "Kau menuduhku, jika aku telah memperkosamu ya?" Hyunjin berdiri dari sana. Membuat Felix mendelik kesal kearah Hyunjin.

"Tidak! Hanya memastikan, apakah kau sudah meniduriku atau belum!" Felix bersungut. Hyunjin terkekeh.

"Tentu saja belum, boy. Aku menunggumu jika kau benar-benar telah siap untuk menyerahkan tubuhmu padaku." ah, perkataan Hyunjin membuat Felix malu. Sangat malu. Pipinya bahkan telah bersemu merah. "Jangan malu seperti itu." Hyunjin meregangkan otot-ototnya, Felix mengerucutkan bibirnya tak terima, tapi ia tetap senang mendengar ocehan Hyunjin, "mandilah terlebih dahulu, boy. Aku akan membuatkan sarapan untukmu. Kau belum makan sejak pulang dari kampus." Felix ingat, pantas saja perutnya sangat lapar.

[1] Converse {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang