Let's make the ending story :)
Hwang Hyunjin itu memang terkadang menyebalkan, tetapi pria berumur dua puluh lima tahun itu juga penuh dengan kejutan. Ia tahu, bagaimana caranya untuk membahagiakan orang lain dengan caranya sendiri, termasuk aku. Mungkin.
Satu kotak berukuran besar, tergeletak begitu saja diatas nakas. Dengan pita berwarna peach diatasnya. Aku meraihnya, membukanya dengan perlahan. Hingga kelopak mataku hampir keluar saat mengetahui Hyunjin memberikan barang mewah seperti sweater ice knit dan satu parfum Annick Goutal Eau d'Hadrin. Astaga! Aku bahkan sama sekali tidak tahu jika pria itu mempunyai banyak uang untuk di hambur-hamburkan seperti ini.
Aku bangun, tepat ketika terik matahari menerobos masuk melewati jendela fentilasi kamar. Gorden sedikit tersingkap, menampilkan kumbang dan kupu-kupu yang bertebangan di luar sana.
Seekor anak kucing bergelung di dalam selimut, menggelitik tanganku dengan bulu-bulu halusnya berwarna cokelat. Disertai dengan dengkuran kecil menggemaskan. Seharusnya, Hyunjin yang berada disana. Tetapi, aku justru sama sekali tak melihatnya.
Sekilas aku mencium aroma ramen dan kopi yang berasal dari dapur. Tentu, aku tidak pernah berpikir jika Hyunjin akan memporak porandakan atau membakar dapur apartemen kecil milik kami. Ketimbang aku yang terkesan amatir dalam hal ini, aku rasa Hyunjin lebih pantas untuk melakukannya.
Tungkaiku turun dari tempat tidur, dengan seekor anak kucing yang entah berasal dari mana sedang berada dalam dekapanku. Aku membawanya menuju pantry, dimana seseorang yang aku yakini sedang membuat gaduh seisi rumah berada disana.
"Sedang membuat apa, tuan Hwang?" Aku mendekat, meletakkan anak kucing agar turun dari gendonganku. Sedikit menguap, karena rasa kantuk yang tak kunjung hilang. Tanganku melingkar pada pinggangnya. Merengkuhnya dengan erat, lantas menyandarkan kepalaku pada bahu tegapnya. Aroma citrus milik Hyunjin benar-benar membuatku kelimpungan, kala aroma itu menusuk penciumanku, Menyenangkan. Jika dipikir-pikir lagi, aku belum pernah melakukan skinship seperti ini dengan Hyunjin. Akhir-akhir ini sih.
"Sederhana, americano dan ramen. Bukankah dua hal itu sangat menyenangkan di pagi hari?" Aku terkekeh. Dasar pria sinting. Bagaimana bisa ia meletakkan menu sarapan ramen di pagi hari? Bukankah itu artinya ia akan membuat dirinya sendiri celaka karena masalah kesehatan yang akan di dapatkan?
Alih-alih hanya melihat kegiatan yang ia lakukan, aku tetap turun tangan untuk mengganti masakan ramen yang ia buatkan dengan beberapa masakan sederhana seperti telur, sup rumput laut dan lauk kecil lainnya.
"Minggir, Hwang. Aku rasa masakanku akan lebih pantas dimakan daripada milikmu, benar?" Tanganku sibuk menyiapkan berbagai bahan yang seharusnya aku olah. Jika tangan si brengsek Hwang itu tidak menggelitik perut rataku. Bibir basahnya menempel pada permukaan leherku, ia membubuhkan kecupan-kecupan kecil disana.
"Astaga, singkirkan bibirmu Hwang!" Hyunjin sialan! Bagaimana bisa ia melakukan itu ketika aku sedang menyiapkan makanan untuknya?
"Mengapa pagi ini kau cantik sekali, sayang?" Hah! Hyunjin memang pandai melontarkan kalimat maut jika sedang menginginkan diriku seperti ini. Lihat saja! Tangannya bahkan sesekali menepuk kedua pantatku. Sial! Apakah ia tidak lihat, jika aku lengah, maka aku bisa membakar apa saja yang ada di dapur?
Klik
Kompor dimatikan oleh Hyunjin. Kedua tangannya menangkap bahuku, untuk menghadapnya. Irisku menyelami obsidian kelam miliknya, mengesankan. Pria itu benar-benar membuatku lupa jika aku masih berpijak pada tanah yang sama. Kedua maniknya menenangkan, kala aku menatapnya dengan sangat lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Converse {HyunLix}
FanficJurnalis blusukan. Fotografer amatiran. Dan sepasang sepatu lusuh yang membawa mereka dalam satu ikatan. Started: 18/01/2019 End: 08/07/2019