Sacrilegious- 26

1K 116 47
                                    

Derai air hujan melewati setiap lapisan tanah kering yang sedang membutuhkan kehidupan. Rinainya yang membawa kesejukan untuk setiap penghuni bumi. Hujan, selalu meninggalkan bekasnya, ia akan pergi saat dirasa seluruh lapisan tanah kering menjadi basah dan pohon-pohon kembali hidup. Ia akan memberi kebahagiaan dalam kenangan atau membawa kesakitan dalam kesaksian setiap insan.

Hyunjin berani bersumpah, walaupun ia hanya dapat menatap hujan dari dalam ruangan yang dilapisi kaca tanpa menyentuhnya, ia dapat merasakan kehangatan ketika hujan membawa kenangan manis saat dirinya dan Felix bermain genangan air dibawah derasnya air hujan.

Ketika Hyunjin membutuhkan seseorang untuk mendekapnya, Felix akan menjadi orang pertama yang menawarkan dirinya untuk memeluk tubuhnya dengan erat. Mengisi ruang hampa dengan menawarkan berbagai warna miliknya. Ketika ia hanya mengenal dua warna, Felix akan memberikan sejuta warna.

Felix tahu, bagaimana caranya untuk membuat Hyunjin merasa jika dirinya telah memiliki segalanya. Berpijak pada puncak tertinggi, namun. Felix dengan lihai akan menyentak segala logikanya, mengembalikan Hyunjin pada kenyataan jika tak selamanya ia berada di sana.

Hembusan napas lelah selalu mengiringi setiap detakan nadinya, Felix benar-benar merubah ruang kosong dalam dirinya menjadi sesak dengan adanya kehidupannya. Menggantikan rasa tidak tertariknya menjadi sebuah candu yang tak bisa terlepas darinya.

Semuanya berubah dalam hitungan detik. Felix mampu membuat Hyunjin hidup dalam ketidak pastian akan dirinya. Terombang-ambing tanpa kehadirannya dan tersiksa atas kepergiannya. Semuanya begitu rumit, ketika ia tak dapat lagi merasakan hangatnya pelukan mesra dan rengekan kecil dari Lee Felix.

Hyunjin kembali pada satu warna, hidupnya kelam dengan kegelapan tak berarti. Ia tidak mengenal warna putih, pun ia tahu jika putih merupakan dasar dari segala warna. Juga bukan abu-abu yang berada diantara hitam dan putih. Karena hidupnya begitu tak berarti, sangat tidak berarti. Ia selalu merasakan kehampaan yang mendera relung hatinya. Meskipun, pria yang selalu menemaninya masih berada disana. Berkutat pada diktat tebal miliknya yang membuat Hyunjin bisa sedikit tersenyum atas permintaan Lee Felix.

Ia mengulurkan tangannya, menyentuh halus bahu Hyunjin. Tersenyum hangat saat mengetahui jika Hyunjin mengusap kembali punggung tangannya.

"Aku tidak ingin melihatmu terus seperti ini, hyung." pria itu menarik napasnya dalam. Mengecup lembut surai Hyunjin. Melingkarkan tangannya pada lingkar pinggang Hyunjin. "Lepaskan dia, aku yakin Tuhan lebih menyayanginya."

Hyunjin mengangguk patuh, ia membalikkan badannya. Menghadap pemuda di depannya. Tangannya terangkat untuk mengusap pipi gembil miliknya. "Kau benar, Seungmin. Tuhan lebih sayang dengannya. Dan aku harus merelakannya." Hyunjin menjejas rasa manis yang menguar dari bibir Seungmin. Tersenyum lembut dengan usapan halus yang mendarat pada surainya. "Terima kasih karena telah bertahan denganku." []

-RION-

[1] Converse {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang