Beberapa kali Felix membenarkan kaca mata yang ia kenakan. Notebook yang berada di depannya menampilkan deretan tulisan yang membuatnya penat tak terkira. Dosen media grafis memintanya merangkum lima buku tentang karikatur dan komik yang membuat Felix harus menghembuskan napasnya kesal. Sebenarnya bukan apa, itu hanya meresume. Tapi, lima buku dengan kurang lebih lima ratus halaman itu membuatnya ingin menyerah.Felix mengecek cangkir kopi yang berada disampingnya. Kosong, hanya ampas kopi yang masih tertinggal disana. Ia sedikit membanting saat meletakkan kembali cangkirnya. Felix melirik jam yang berada di ponselnya, pukul sepuluh dan Hyunjin belum pulang dari semalam saat ia mendengar samar-samar suaranya yang sedikit risau. Ia tidak mempedulikannya karena semalam Felix sedang tidak enak badan.
Nomor Hyunjin menjadi bagian paling favorit untuknya, ia memberikan tanda bintang pada kontaknya. Felix dengan cekatan menghubungi suaminya, namun hanya nada sambung yang terdengar. 'ringing' ia pikir berdering masih ada harapan agar Hyunjin mengangkat panggilannya.
Namun nihil, Felix kembali meletakkan ponselnya diatas meja. Irisnya menangkap kamera yang tak jauh dari mejanya. Iseng, ia membuka setiap hasil jepretan yang Hyunjin hasilkan. Foto Felix saat tersenyum dengan Seungmin. Foto Felix saat makan dengan Seungmin dan foto Felix saat mengerucutkan bibirnya dengan Seungmin. Awalnya, Felix terkekeh geli, Hyunjin-nya sangat memperhatikan istrinya, bahkan sejak dulu saat ia masih bersama Seungmin.
Hyunjin itu penuh teka teki, Felix selalu tidak paham dengan apa yang Hyunjin lakukan, ia hanya bisa menerka jalan pikiran yang Hyunjin inginkan. Felix hanya tahu, jika Hyunjin selalu memperlakukan dirinya dengan hangat. Selalu berada disampingnya saat ia membutuhkan. Felix mencintai Hyunjin, layaknya ia memeluk sebuah duri yang bisa kapan saja untuk menyakitinya. Felix tahu, jika mencintai Hyunjin akan sesakit itu. Tapi, ia tidak pernah tahu jika duri yang ia peluk semakin menusuknya, jauh pada relung hatinya. Mengoyak segala pikiran jernihnya. Saat Felix membuka foto-foto yang berada dalam kamera suaminya, ia sedikit paham, jika cinta yang diberikan Hyunjin untuknya tidak sepenuhnya milik Felix. Sungguh, ia hanya ingin merasakan manisnya saling mencintai.
Felix terkekeh, ia kembali meletakkan kamera pada tempatnya. Selama ini ia selalu menjadi orang bodoh, menuruti ucapan suaminya, terlena dengan perlakuan hangat kepadanya. Tapi kenyataan berkata lain, Hyunjin mencintai Kim Seungmin, sahabatnya. Bukankah itu lucu?
Hyunjin merangsek masuk ke dalam rumahnya. Penampilannya berantakan, kemeja yang ia gunakan juga tidak rapi. Matanya memerah, Felix mengamati suaminya yang masih tertegun menatap Hyunjin.
"Dari mana?" nada suara Felix terdengar sangat dingin, rendah dan mengintimidasi. Hyunjin menghela napas, ia mengambil tempat kosong yang berada di samping Felix.
"S-Seungmin— " Hyunjin menjeda kalimatnya, sedangkan Felix menelisik setiap bagian tubuh Hyunjin yang tidak tertutupi kain.
"Bercinta dengan Seungmin?" Hyunjin menggeleng ribut, namun Felix terkekeh remeh. "Kau menggeleng? Menolak untuk menjawabku? Tapi, bekas cakaran yang berada di lehermu menjawab semuanya, sayang."
"T-tidak! A-aku bisa jelaskan, sayang. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kau tahu? Aku terpaksa melakukannya dengan Seungmin."
"Hum? Terpaksa? Tapi kau menikmatinya, kan?" Felix terkikik remeh. Hyunjin mengepalkan tangannya, ia tidak suka diremehkan, walaupun semua yang diucapkan Felix itu benar.
"Itu karena Seungmin yang memaksaku, Felix!"
"Ya, terserah kau saja." Felix beranjak dari duduknya, meninggalkan Hyunjin yang masih mematung pada sofa.
"Kenapa? Kau cemburu?" Hyunjin mencekal pergelangan tangan istrinya. Menatapnya dengan nyalang, seakan Hyunjin bisa menyakitinya kapan saja.
"Tolol! Jelas aku cemburu! Disini aku istrimu! Dan kau seenaknya bercinta dengan orang lain, brengsek!" Felix menghempaskan tangan suaminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/175474035-288-k85270.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Converse {HyunLix}
FanfictionJurnalis blusukan. Fotografer amatiran. Dan sepasang sepatu lusuh yang membawa mereka dalam satu ikatan. Started: 18/01/2019 End: 08/07/2019