Converse- 20

1K 147 20
                                        

"Felix, saya kecewa denganmu. Nilaimu di semester ini turun drastis. Apa ada masalah denganmu?" hari itu kelas Felix kebagian jadwal bimbingan dengan dosen pembimbing, dan disana ia hanya mampu tertunduk dalam, merutuki kebodohannya yang lalai mengumpulkan tugas-tugasnya hingga hanya nilai B dan C yang tertera pada lembar kartu hasil studinya.

"Tidak ada, prof. Hanya saja akhir-akhir ini saya memang pelupa dengan tugas lain." memang tidak banyak, hanya empat mata kuliah. Tapi nilai itu cukup membuat profesor-nya menghembuskan napasnya kecil.

"Untuk kali ini saya maklumin, Felix. Saya harap semester depan nilaimu akan kembali lagi. Ini hasilmu." Felix menerima kertas itu dengan lesu, lantas membungkukkan badan, dan berjalan keluar.

Felix mengacak surainya frustasi. Rasanya ia ingin membuang saja hasil nilainya. Untung ia masih cukup waras untuk memikirkan kertas-kertas itu menjadi persyaratan skripsinya kelak.

Tungkai Felix melangkah memasuki kantin yang dekat dengan gedung fakultas miliknya. Niatnya, ia ingin menghampiri Hyunjin yang fakultasnya berada tidak jauh dari gedungnya. Tapi ia terlalu malas untuk menghampirinya.

Felix sendirian, ditemani dengan satu kotak susu pisang dan roti yang ia beli. Ia memainkan ponselnya, mengambil gambar makanan yang ia beli, lalu mengunggahnya di akun instagram miliknya.

"Felix?" yang dipanggil mendongak, mendapati Hyunjin dengan senyuman tampannya. Ia menarik kursi di depan istrinya.

"S-sunbae? Ada apa?" Felix memakan rotinya. Hyunjin tidak menjawab, ia justru sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Kau sudah makan?" Felix menggeleng pelan, Hyunjin menyodorkan satu kotak makan bento di hadapan istrinya. "Untukmu." Felix tidak bergeming, ia masih sibuk menghabiskan roti miliknya. Sedikit melirik minat satu kotak bento yang berada di depannya.

"Sunbae, kau membelinya?" Hyunjin menggeleng kecil.

"Chaewon memberikannya kepadaku." raut wajah Felix berubah. Ada rasa kecewa yang menyelinap dalam dadanya.

"Tentu, terima kasih, sunbae." Felix tetap menutupi rasa kecewanya, dengan meraih kotak tersebut. Ia mengambil sendok, lalu menyodorkan satu sendok penuh kepada Hyunjin.

"Makan, sunbae. Kau tidak seharusnya memberikan ini padaku. Karena aku yakin, kau juga belum makan." Hyunjin terkekeh, menggemaskan sekali istrinya itu.

"Cutie, who's your husband, sweety?" ah, pertanyaan Hyunjin benar-benar membuatnya malu. Sungguh, Felix merona hebat, terlebih saat satu penuh sendok yang berada di tangannya ia lahap. Rasanya Felix ingin tenggelam saja.

"S-sunbae," suara Felix melirih menyembunyikan rona pipinya, ia sedikit melirik lagi dua tangan Hyunjin. Mencari benda yang seharusnya melingkar pada jari manisnya. "Tidak mengenakan cincin?" Felix menyadarinya, ia bahkan selalu mengenakan cincin.

"Aku tidak suka jika terlalu banyak pertanyaan dari teman-temanku, Felix." mengapa, ucapan Hyunjin selalu bisa membuatnya terbang, lalu jatuh lagi? Akhir-akhir ini Hyunjin bersikap aneh.

Felix berdecih, ia meletakkan sendoknya kasar, "seharusnya kau memakainya, sunbae, kau malu ya mempunyai istri sepertiku? Oh, atau kau tidak ingin dianggap tidak waras?" Felix hilang kesabaran. Ia tidak bisa mengendalikan emosinya, semua meluncur begitu saja. Hyunjin tersentak, ia memandang dalam kearah istrinya.

"Bukan seperti itu, astaga. Sungguh, aku hanya menghindari pertanyaan dari mereka, boy."

"Kau tinggal menjawab, jika aku istrimu," mata Felix memerah, ia menunduk dalam sembari menggumam, menyumpahi kebodohannya. "Kau malu jika punya istri sejelek aku kan?! Orang-orang mengira jika kau dan Seungmin adalah sepasang kekasih!" cukup, kedua tangan Felix ia angkat untuk menutup kedua aliran air mata yang mulai keluar dari kelopaknya.

[1] Converse {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang