Converse- 22

1K 151 29
                                        


Felix mengulurkan satu handuk kering, juga satu botol air mineral dingin kearah suaminya— Hyunjin. Ia bahkan rela menunggu Hyunjin, melihat suaminya dari tribun paling belakang.

"Sudah lelah, hyung?" Hyunjin menggeleng kecil, tangannya terulur untuk mencubit gemas pipi gembil milik istrinya.

"Kau masih disini, sweetie. Jadi aku tidak merasa lelah sama sekali." Felix tersipu, ia mengambil kembali handuk kering dan air mineral dari kedua tangan Hyunjin. "Seharusnya, kau juga ikut latihan bersamaku. Mengapa kau hanya melihatku di tribun, sayang?"

"Tak apa, hyung. Seungmin akan menerkamku, nanti jika aku ikut latihan bersamamu." Hyunjin mengusak surai Felix dengan sayang.

"Tentu tidak, kita sudah membicarakan ini semalam, sayang. Aku akan mengakuimu sebagai istriku. Jadi, Changbin juga tidak akan berani mendekatimu, kan?" Felix mengangguk lucu.

"Terima kasih." satu kecupan mendarat pada bibir suaminya. Sukses membuat Hyunjin mencubit kembali pangkal hidung istrinya.

Felix tidak ingin kejadian dua minggu lalu terulang kembali, saat suaminya berjuang sendirian di tengah panasnya terik matahari, juga Seungmin yang justru menggantikan dirinya di tribun paling belakang. Itu sungguh, tidak akan terulang kembali, dan Felix sudah berjanji dengan dirinya sendiri, jika ia akan selalu berada di samping suaminya.

"Ekhm." suara seorang pria dengan dagu runcing itu memecah senyum mereka. Hyunjin menatap malas kearahnya.

"Mau apa?" Hyunjin sedikit menggeser tubuhnya agar mendekat kearah Felix, menempel sempurna pada istrinya, sedikit merangkulkan tangannya pada bahu Felix.

"Astaga, haha. Kau posessif sekali sekarang, Hyunjin?" Changbin tergelak, maniknya menatap kedua tangan Hyunjin yang melingkar sempurna pada bahunya. Hyunjin mendelik kesal, Felix tidak bergeming. Ia lebih memilih menundukkan kepalanya, menatap sepatu lusuh miliknya.

Changbin berjalan mendekat kearah Hyunjin, menautkan alisnya, tangan kanannya menekan dada Hyunjin. "Kau tahu? Bajingan sepertimu tidak pantas mendapatkan Felix." ia berbisik tepat pada telinga Hyunjin, membuat kepalan kecil hingga ujung jarinya yang memutih. "Kau bahkan tidak tahu, jika tubuh Felix sangat manis, bukan?" Changbin masih terkekeh. "Lubang dan puting Felix sangat membuatku candu, aku akan menyewanya dan memberikan harga tinggi untuk menikmati tubuh manis Felix."

"Cukup!" satu pukulan tepat melayang pada wajah Changbin, membuatnya tersungkur. Hyunjin tidak tahan untuk mendengar Changbin yang melecehkan istrinya. Beruntung, latihan basket kala itu telah usai. Semua orang pergi, menyisakan tiga orang yang masih kalut dalam permasalahan mereka.

"Felix istriku! Dan kau tidak berhak menghinanya!" Felix terbelalak, ia tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari bibir Hyunjin.

"Hyung, ayo pergi. K-kau tidak perlu meladeni pria seperti dirinya." Felix sedikit merengek, tangannya mencengkeram lengan Hyunjin, mengajaknya menjauh dari pria bernama Changbin yang masih tergeletak disana.

"Felix, si brengsek itu benar-benar melecehkanmu! Aku akan membuat perhitungan dengannya." Felix menggeleng kencang, ia hanya tidak ingin Hyunjin mendapat masalah dengan preman seperti Changbin.

"Hyung, ayo pulang." Felix menghadiahi kecupan-kecupan kecil pada lengan telanjang Hyunjin. Membuat suaminya agar kembali tenang karena sentuhan hangat istrinya. Hyunjin menurut, ia menghela napas beratnya. Lantas berjalan menjauhi Changbin.

"Felix! Tubuhmu manis, aku akan datang ke apartemenmu, saat Hyunjin tidak ada." mulut sialan Changbin kembali membuat Hyunjin hampir memukulnya. Tapi Felix dengan sigap menahan Hyunjin, menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon.

[1] Converse {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang