Jisung mengusap sayang tengkuk polos Felix. Mengecupnya sayang, tangannya juga memberikan afeksi-afeksi kecil pada tubuh telanjang sahabatnya yang ditutupi selimut.
"Felix?" Jisung berbisik pelan, membuat pria yang berada dalam pelukannya menggerakkan sedikit bola matanya. "Pulang, ya?" Jisung iseng, ia mencubit gemas puting Felix. Menimbulkan geraman rendah dari sahabatnya.
"Jisung, jangan paksa pulang. Aku tidak ingin pulang ke apartemen." Jisung tidak menjawab, ia tahu semuanya. Semua permasalahan Felix dengan Hyunjin, termasuk ketika Felix mengatakan jika dirinya telah menikah dengan Hyunjin. Sebenarnya, Jisung juga tidak ingin melakukan seks dengan Felix. Karena ia cukup sadar diri dengan status Felix yang sudah mempunyai suami. Tetapi, Felix memaksa. Ia ingin melampiaskan gairahnya, sedangkan Hyunjin tidak berada disampingnya. Jisung kembali sibuk mengecupi setiap inchi bahu telanjang Felix. Membuat tanda baru yang sudah mendapatkan izin dari sahabatnya.
"Hyunjin pasti marah jika kau berada disini bersamaku." lagi-lagi Jisung mengusap sayang surai blonde milik Felix. Lidahnya mengerjai leher sahabatnya. Menimbulkan lenguhan tertahan dari Felix.
"Jisung, diam. Aku lelah." Jisung terkekeh. Ia tidak tahu, bagaimana arah pikiran sahabatnya yang terlalu tidak mempedulikan statusnya dengan Hyunjin.
"Kau harus pulang," Felix membuka matanya, menghadap kearah Jisung. Menatapnya lama. Ia mengusap dagu Jisung, mengecupnya lama. Giginya juga bergesekan dengan kulit Jisung. Lantas, tangan telanjangnya melingkar indah pada leher sahabatnya. Menyembunyikan wajahnya di balik ceruk Jisung.
"Jangan usir aku," lirihnya. Jisung paham, bahkan sangat paham, ia hanya mengusap punggung Felix. Menggelitik telinga sahabatnya.
"Aku tidak mengusirmu, aku hanya berusaha belajar dalam batasanmu, darl. Kau tahu, kau punya Hyunjin, dan aku—" Jisung menggantung ucapannya. "Aku hanya pelarianmu, jangan membuatku semakin tenggelam dalam cinta fana yang kau buat, Felix."
Felix mendongak, menatap sahabatnya yang tersenyum hangat kearahnya. "Aku tidak," sangkalnya. "Maaf. Aku sungguh tidak bermaksud membuatmu seperti itu, aku hanya.. Sedang bergairah untuk melepas hasrat."
"Aku tahu, kau tidak akan mengkhianati Hyunjin. Kau hanya sedang terbawa emosi, dan ya.. Aku berada disana untuk pelampiasan hasratmu." Jisung mencium kening Felix.
"Maaf," ucapnya lagi. Jisung menyingkirkan anak rambut Felix yang mulai lepek. "Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu, Jisung. Apa.. Kau keberatan dengan perlakuanmu semalam?"
Jisung menggeleng, "Tentu tidak, cantik. Aku senang, kau boleh datang kepadaku jika kau membutuhkanku." Felix tersenyum samar. Ia kembali memeluk erat bahu Jisung.
"Mau mandi, setelah itu antar aku pulang. Hyunjin hyung pasti menungguku di apartemen." Jisung mengangguk, menyetujui ucapan sahabatnya. Jisung menggendong tubuh Felix ke dalam kamar mandi. Mendudukkan sahabatnya kedalam bathub yang telah terisi air hangat. Menggosok punggung Felix sembari menceritakan banyak hal kepadanya.
<Converse>
"Kau yakin?" Felix mengangguk pasti. Pasalnya, Jisung berkali-kali menanyakan hal yang sama. Ia takut jika Hyunjin akan memarahi Felix. Karena semalam, ia tidak pulang dan menemani suaminya.
"Tentu, aku yakin. Aku akan berlari kebawah jika Hyunjin hyung menyiksaku. Tapi, saat aku melambaikan tanganku dari arah balkon, itu artinya aku baik-baik saja." Jisung mengecup kening sahabatnya.
"Aku menunggumu disini, kuharap, Hyunjin tidak akan menyiksamu."
"Tentu tidak, aku tahu, siapa Hyunjin hyung." Felix tersenyum, lagi. "Sampai jumpa, sobat. Aku pasti akan merindukanmu!" Felix keluar dari mobil Jisung, setelah ia membalas lambaian tangan Felix. Jisung masih mengamati sahabatnya yang berjalan menjauhi mobilnya. Punggungnya total memasuki bangunan apartemen miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Converse {HyunLix}
FanficJurnalis blusukan. Fotografer amatiran. Dan sepasang sepatu lusuh yang membawa mereka dalam satu ikatan. Started: 18/01/2019 End: 08/07/2019