Mysterious: 13

1.3K 69 1
                                    

Marcellion Smith POV

"Kita jalanin aja" ucap gue dingin dan langsung berbalik ke ruang tamu tanpa memperdulikan Maisya yang tercengang.

"Apa!, lo apa-apa sih tadi lo yang nolak, sekarang dengan enteng lo nerima, lo ughhhh ... pokok nya ini nggak boleh terjadi." teriak Maisya tetapi tidak gue hiraukan.

Sesampainya gue di ruang makan, gue langsung duduk dan memasang muka datar.

"Hmmm saya menerima perjodohan ini" ucap gue dengan datar.

Kemudian Maisya duduk di meja makan.

"Menurut kamu gimana Sya?" tanya Richard.

"Tapi Maisya belum siap dad." jawab Maisya sambil memelas.

"Kamu tidak usah khawatir, kalian tidak akan menikah dalam waktu dekat, kalian akan menikah ketika kamu dan Marcell tamat sekolah," ucap Richard.

"Tapi dad..." jawab Maisya yang langsung gue potong.

"Maisya siap dijodohkan sama saya om, tinggal atur tanggal pertunangannya saja." ucap gue dengan datar, dan gue di pelototin sama Maisya, tetapi gue acuhin.

Lagian gue bosan karena terlalu banyak drama.

"Lo apa-apaan sih, gue nggak pernah bilang siap ya." bentak Maisya.

"Maisya yang sopan." ucap Clara.

"Au ah!" ucap Maisya sambil meninggal kan ruang makan dan ia menuju tangga, palingan juga dia ke kamar.

"Maisya mau kemana kamu?." ucap Richard tegas.

Maisya hanya diam dan langsung berlari ke kamar nya.

"Mom ke kamar Maisya dulu ya Marcell, Sil, Dric gue ke atas dulu, buat nenangin Maisya, maaf ya." ucap Clara.

"Iya tante, gapapa." ucap gue sopan.

"Mom no tante"ucap tante upss mom Clara sambil melangkah.

"Jadi karna nak Marcell menerima perjodohan ini, pertunangannya akan di laksanakan minggu depan," ucap Richard.

Gue refleks terkejut.

"Ha?!"

"Maaf om, bukankah itu terlalu cepat?" ucap gue.

"Semakin cepat semakin baik dan penggantian CEO akan dilaksanakan di hari perjodohan kamu." sambung papa.

"Benar kata papa kamu," ucap Richard

"Yaudah, terserah papa saja,"ucap gue.

"Baguslah."

"Karena semua sudah sepakat, saya dan keluarga saya izin pulang ini sudah larut, salam untuk Clara dan Maisya." ucap papa sambil berpamitan dengan om Richard.

"Baik lah, terimakasih waktunya."

Gue dan keluarga gue pulang kerumah. Sesampainya di rumah tanpa menyapa papa dan mama, gue langsung istirahat di kamar dan tidur, karna istirahat yang paling bagus itu adalah tidur untuk menunggu apa yang akan terjadi esok hari.

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang