Mysterious: 33

1.2K 46 7
                                        

Author POV

"Turunin." Ucap Maisya sambil memukul bidang dada Marcell.

Semakin Maisya memberontak semakin kukuhnya Marcell dengan pendiriannya. Dan sesampainya ditempat tersebut Maisya terengah-engah melihat semuanya, terdiam, terpaku, dan terkejut.

"Wow ..." Satu kata yang terucap dari mulut Maisya, ia tidak percaya kalau daerah dekat villa masih sangat asri dan indah.

Tepi aliran sungai yang masih alami, suasana bathinnya yang terasa tenang. Suara derik jangrik samar-samar terdengar, diselingi oleh tarian kupu-kupu dan capung yang beterbangan riang. Langit cerah tidak menampakkan tanda-tanda mendung. Pemandangan savana di bukit tiba-tiba tersapu dengan tajuk tinggi khasnya hutan tropis. Hal itu yang membuat Maisya menyukai tempat ini.

"Ehemm ..." Deheman Marcell yang kini sudah tidak memakai masker lagi.

"Ehem ... Ehem." Deheman Marcell yang kedua kali juga tidak didengarkan Maisya.

"EHEEMMM ..." Deheman Marcell yang sengaja dibuat dengan nada tinggi agar Maisya peka. Ternyata Maisya merasa risih.

"Apaan sih." ucap Maisya yang masih saja tidak ingin melihat ke arah Marcell. Ibarat kalau alam itu lebih indah dari pada orang yang setia berdiri disampingnya.

"Lihat kesini." Suruh Marcell.

"Nggak mau." Ucap Maisya ketus.

"Dengarin aku dulu, habis itu terserah kamu mau ngapain." Ucap Marcell dan dengan terpaksa Maisya harus menurutinya.

"Apaan?" Tanya Maisya yang masih saja dengan nada ketusnya.

"Aku pake masker dari sebelum aku ke Indonesia. Awalnya aku nggak percaya kalau aku dijodohin sama kamu, padahal kamu sering berantem sama aku, kalau kamu tau aku, kamu pasti nggak bakal mau Nerima perjodohan ini, aku nggak mau keluarga kita sedih itu saja." Ucap Marcell sambil menatap Maisya. Maisya mencoba mencari kebohongan dari mata Marcell, namun tanda-tanda itu tidak ada.

"Tapi kamu nggak harus nutupin ini sama aku." Ucap Maisya.

"Ya udah ... Aku minta maaf, nggak diulangin lagi ... Suer✌." Ucap Marcell sambil membujuk Maisya.

"Kalau aku masih nggak mau maafin kamu gimana dong?" Tanya Maisya dengan nada sedikit jahil.

"Aku bakal ...." Ucap Marcell yang dilanjutin dengan kedipan sebelah mata jahilnya. Sedangkan Maisya tidak mengerti akan kode Marcell.

"Bakal apa?" Tanya Maisya yang benar-benar tidak mengerti akan kode Marcell.

"Kasih tau nggak yah ... Hmm, nggak usah deh, tunggu kamu udah besar aja, kamu masih polos." Ucap Marcell.

Maisya kembali memasang wajah cemberut nya.

"Cieee ... Pasti sekarang udah maafin aku kan." Ucap Marcell.

"Siapa yang bilang?" Tanya Maisya dengan tampang polosnya.

Marcell tidak bisa menjawabnya, dia hanya bisa menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Aku bosan ... Aku mau ke villa, sana minggir." Ucap Maisya yang sengaja mendorong Marcell sedangkan Marcell hanya pasrah saja.

Sebenarnya Maisya berat meninggalkan tempat itu namun bagaimana lagi dirinya diselimuti oleh egonya sendiri.

Sesampainya di villa Maisya masih saja dengan  wajahnya yang dibuat dingin, teman-temannya hanya bisa diam dan tidak tau bagaimana cara membuat Maisya memaafkan mereka. Sedangkan Marcell ia tidak mengikuti Maisya dia hanya terdiam dan termenung ditempat itu.

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang