Misterious: 32

1.1K 35 2
                                        

Author POV

Maisya dkk dan Marcell dkk sudah berkumpul dirumah Maisya sejak jam 08:30 pagi.

"Udah beres semua nih, masih ada yang ketinggalan nggak?" tanya Davit.

"Nggak." ucap mereka berbarengan, tetapi ada seseorang yang hanya diam.

Mereka semua masuk kedalam mobil.

"Woi ... Lo ngapain diam disono, buruan naik." ucap Davit ke seseorang yang diam saja ditempatnya.

"Ngapain lo?" tanya Marcell dengan sedikit keras karena sedang memakai masker.

"Yank ada yang ketinggalan?" tanya Gelani ke Gilang yang diam saja dan dibalas anggukan.

"Apaan?" tanya mereka semua.

"Jejak kaki gue yang dirumah Maisya." ucap Gilang dengan tampang polosnya.

"Anjirrr" ucap mereka berbarengan.

"Kirain gue apaan tadi, buruan naik kalau lo nggak naik gue tinggalin." ucap Davit.

"Iye-iye." ucap Gilang kemudian masuk kedalam mobil.

Diperjalanan menuju Villa mereka semua bernyanyi, bercanda, dan perang mulut. Setelah beberapa jam menempuh jalan yang cukup jauh kini mereka sudah sampai disebuah Villa yang cukup besar milik Marcell. Villa itu memiliki 5 bagian, tetapi yang dipakai oleh Marcell dkk dan Maisya dkk hanya villa ke 3. Villa yang pertama itu khusus untuk keluarga Mr. Smith. Dan selebihnya untuk para tamu.

"Huff ... Akhirnya sampai juga, bokong gue pegal semua." ucap Gilang sambil meregangkan otot-ototnya.

"Hmm ... Mending kita semua beres-beres dulu, trus istirahat." ucap Davit dengan nada lelahnya dan dibalas anggukan oleh mereka.

Marcell dkk langsung terkapar di tempat tidur karena lelah menyetir mobil secara bergantian. Marcell dkk tidur dikamar yang sama namun tempat tidur yang berbeda-beda, kamar tersebut sangat luas sehingga muat untuk 3 king size. Begitupun dengan Maisya dkk.

Maisya Branson POV

"Huaaa ... Ini villa keren banget, indah anjiir." teriak gue yang sedang berdiri memandangi susana luar dari balkon.

"Brisik lo." ucap Gelani sambil mengambil bantal menutupi untuk menutupi kepalanya.

"Lo kesini deh Lin, ini keren banget, masih asri banget suasananya belum ternodai." ucap gue dengan nada drastis.

"Ternodai apaan, gaje Lo." Ucap Gelani.

"Bomat dah." Balas Maisya.

"Mending lo tidur Sya, gue udah ngantuk, noh lo liat deh si Dinda udah langsung molor." ucap Gelani yang masih setia menutupi kepalanya dengan bantal.

"Gue udah puas tidur diperjalanan tadi." ucap gue.

"........."

"Ye sikambing gue lagi ngomong, malah tidur." ucap gue yang melihat Gelani sudah ikut tertidur.

"Anjiir ... Bosan gue dikamar, gue pengen keluar." ucap gue.

"Lani ... Lo masih sedikit sadarkan, dari pada lo tidur mending temani gue keluar, pasti seru tuh." ucap gue sambil mengguncang-guncang tubuh Gelani.

"Gue ngantuk Sya, lo ganggu gue lagi, lo pulang udah tinggal nama." ancam Gelani.

"Lo nyebelin." ucap gue kemudian pergi keluar kamar.

"Sunyi amat dah, kayak gue lagi di villa angker ... Aiss." ucap gue yang berjalan seperti mengendap-ngendap untuk keluar.

Saat gue mau melangkah keluar dari villa seseorang mengejuti gue.

Mysterious BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang