Senja merasa heran dengan tatapan orang-orang di kantor saat dia baru saja masuk ke dalam gedung itu, beberapa orang bahkan berbisik sambil melirik kearahnya. Pandangan yang biasa dia lihat di lingkungan rumahnya tapi baru kali ini Senja rasakan di kantornya membuat Senja merasa tidak nyaman.
Senja baru saja duduk di tempatnya walau dia merasa bingung dengan apa yang terjadi tapi Senja berusaha untuk tidak peduli, dia hanya ingin fokus pada pekerjaannya saja.
Suasana di ruang Tim 2 juga terasa canggung hingga tiba-tiba Tika berdiri dan menghampiri Senja.
"Aku mau tanya ke kamu dan tolong jawab dengan jujur" pinta Tika.
"Tanya apa?" Senja membalas tatapan Tika.
"Tika, udahlah" Wahyu berusaha mencegah Tika.
"Gak Mas, gossip ini juga berimbas ke Tim kita" tegas Tika.
"Sebenarnya ada apa sih?" tanya Senja penasaran.
"Apa benar gossip yang beredar itu kalau ibu kamu mucikari dan punya rumah bordil?" tanya Tika tanpa basa basi.
Deg
Bola mata Senja membulat sempurna, bagaimana bisa orang-orang di kantornya mengetahui hal itu? Hal yang selama ini dia tutupi dari lingkungan kerjanya dan setiap hari dia berdoa agar tidak ada satu pun disana yang mengetahui hal ini, karena itulah meski sudah bekerja lama di sana hingga saat ini belum pernah ada satu pun rekan kerjanya yang dia ajak datang ke rumahnya termasuk Dewi karena dia tidak ingin mereka mendengar bisik-bisik dari tetangganya yang suka usil.
"Si..siapa yang mengatakannya?" tanya Senja gugup.
"Semua orang di kantor ini sudah heboh membicarakan itu, mereka bilang kalau ibu kamu mucikari dan punya rumah bordil" Tika tidak tau siapa sumber utama dari kabar itu tapi yang jelas berita itu memang sudah sangat menghebohkan dan Tim mereka langsung menjadi sorotan karena orang-orang penasaran dengan sosok Senja.
Senja tidak menjawab dan justru pergi dari sana, dia dapat menebak siapa orang yang sudah menyebarkan berita itu.
Baru saja Senja hendak menuju ruangan Dara tapi dia sudah melihat Dara yang berjalan di koridor, langsung saja Senja menghampirinya. Senja menarik lengan Dara bermaksud untuk mengajaknya bicara empat mata tapi Dara malah menyentakkan tangan Senja dengan kasar.
"Apaan sih?" sewot Dara.
"Aku mau bicara sama kamu" kata Senja.
"Ogah nurutin maunya anak germo macam kamu" cibir Dara dengan suara lantang yang langsung menarik perhatian orang-orang di sana. Dara menyeringai puas.
"Kenapa kamu lakuin ini Dara?" tanya Senja lirih.
"Aku sudah peringati kamu sebelumnya Senja tapi kamu masih aja berusaha merebut Abi dariku" jawab Dara pelan tapi penuh penekanan.
"Wah ternyata gossip itu bener ya, ibunya germo" Senja mulai mendengar bisikkan bisikan sinis orang-orang terhadapnya.
"Pasang tarif berapa nih? Kalau 80 juta kemahalan deh pasti"
"Parah nih, emaknya mucikari. Hati-hati deh entar kena jebak di jual sama dia"
Senja melihat kesekeliling, tatapan yang sama seperti di lingkungan rumahnya. Tubuh Senja gemetar, dia benar-benar malu dan tidak lagi berani mengangkat wajahnya.
"Iya, ibu dia ini emang mucikari. Dari dulu kerjaannya emang godain cowok-cowok gak peduli meski udah punya anak bini. Sekarang dia niru ibunya, buah jatuh emang gak jauh dari pohonnya" cibir Dara.
"Cukup Dara!! Jangan menghina ibuku" kata Senja memperingakan.
"Aku bicara kenyataan, benarkan ibumu itu mucikari? Atau kamu malu ya ngakuin ibumu itu?" ejek Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)
ChickLitHidup sebagai putri seorang mucikari membuat Senja Kirana sering kali mendapat hinaan dari orang-orang di sekitarnya tapi dia berusaha tabah dan ikhlas menjalani kehidupannya. Senja tidak malu memiliki ibu seperti Puspa walau dia tidak menyukai prof...