Berbulan-bulan telah berlalu dan kini kandungan Senja sudah mulai membesar tapi sikap Abimanyu padanya masih sama, pria itu masih bersikap dingin dan seolah menganggap Senja tidak ada. Abimanyu juga masih menjalin hubungan dengan Dara. Beberapa kali Senja pernah memergoki mereka jalan berdua dengan sangat mesra. Senja hanya bisa mengelus dada, dia sadar diri jika Abimanyu menikahinya hanya karena kehamilannya dan setelah anak itu lahir dia pun sudah bersiap untuk di usir dari hidup pria itu.
"Suamimu gak bisa lagi nemenin kamu periksa kandungan?" tanya Puspa terdengar kesal, dia sedang bertandang ke rumah anaknya.
"Mas Abi lagi sibuk Ma, banyak pekerjaan yang harus dia kerjakan" ucap Senja lembut. Kini dia memang membiasakan memanggil Abimanyu dengan panggilan Mas setelah di nasehati oleh ibu mertuanya, meski mereka seumuran akan lebih sopan jika seorang istri tidak memanggil nama saja pada suaminya.
"Halah sesibuk apa sih emangnya dia? Sejak awal kehamilan gak pernah sekali pun punya waktu buat nemenin kamu. Papa mu dulu juga orang sibuk tapi dia selalu menyediakan waktu buat Mama" sewot Puspa.
"Itu karena Papa sangat mencintai Mama, berbeda denganku dan Abimanyu" batin Senja. "Mama lagi kangen Papa ya? Kok tiba-tiba ngebahas soal Papa" goda Senja sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Kalau kangen mah tiap saat Senja" sahut Puspa enteng. "Ya udah biar Mama yang temani kamu, gak tega kan Mama biarin kamu pergi sendiri"
Senja tersenyum melihat ibunya, Senja tau jika Puspa kecewa padanya tapi ibunya itu tetap berusaha untuk memaafkannya dan melupakan apa yang terjadi.
Akhirnya Senja pergi memeriksakan kandungannya di temani oleh Puspa, dia yang sangat antusias untuk bertanya segala hal tentang kandungan Senja pada Dokter yang memeriksa. Mereka juga sudah bisa melihat jenis kelamin anak dalam kandungan Senja.
Senyuman tidak juga hilang dari wajah Senja saat dia melihat foto hasil usg anaknya. Puspa pun ikut tersenyum melihat kebahagiaan di wajah putri semata wayangnya itu.
"Kita mampir dulu ke minimarket ya, tadi Mama lihat susu kamu udah habis" memang sejak awal Puspa yang selalu membelikan susu untuk ibu hamil dan juga makan-makanan sehat untuk putrinya. Puspa sadar jika sebenarnya pernikahan Senja dan Abimanyu tidak baik-baik saja. Pria itu tidak pernah mempedulikan Senja walau Senja selalu berusaha untuk menutupi permasalahan rumah tangganya. Puspa pura-pura tidak mengetahui hal itu, biarlah Senja terus berpura-pura dihadapannya. Dia hanya tidak ingin Senja stress dan berakibat buruk pada kandungannya.
"Bahagia banget ya kalian setelah berhasil merebut kekasih anakku"
Puspa dan Senja yang sedang memilih buah sontak saja menoleh saat mendengar suara yang cukup dikenalnya. Diva bersama suaminya ternyata juga ada di sana.
"Ibu dan anak sama saja, sama-sama murahan" maki Diva.
"Tutup mulutmu kalau tidak ingin kurobek" desis Puspa. "Awas ngelinding bola matamu itu memandangiku seperti orang lapar" Puspa mendengus jijik karena Juan menatapnya begitu intens. Puspa tau jika bekas saudara iparnya ini begitu tergila-gila padanya.
Diva mendelik kesal pada suaminya, Juan langsung menggeleng seperti orang ketakutan.
"Beruntung Panji sudah meninggal, kalau gak dia pasti malu dengan kelakuanmu ini" cibir Diva.
"Lalu apa kamu mau aku kirim menyusulnya sekarang?" tantang Puspa.
"Ma.." Senja menahan tangan ibunya yang hendak berjalan maju mendekati Diva. Dia sungguh takut jika ibunya sampai berkelahi di sana. "Kita pulang aja ya Ma" ajak Senja.
"Anak haram melahirkan anak haram" ejek Diva.
Plakkk
Puspa tidak bisa lagi menahan emosinya, sudah pernah di katakan bukan jika berani mengusik Senja maka akan berurusan dengan Puspa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)
ChickLitHidup sebagai putri seorang mucikari membuat Senja Kirana sering kali mendapat hinaan dari orang-orang di sekitarnya tapi dia berusaha tabah dan ikhlas menjalani kehidupannya. Senja tidak malu memiliki ibu seperti Puspa walau dia tidak menyukai prof...