SEPULUH

15.7K 2.2K 398
                                    

Senja duduk di lantai dengan tubuh hanya berbalut selimut dan rambut berantakan, dia menangis dalam diam. Senja menoleh ke ranjang di mana suaminya sedang tertidur lelap, tampak tubuh telanjang Abimanyu tidak tertutup apapun. Pria itu langsung jatuh tertidur setelah dia puas menyetubuhi Senja tanpa sempat menutupi tubuhnya lebih dulu.

Hati Senja begitu sakit mengingat perlakuan Abimanyu terhadapnya yang memperlakukannya seperti seorang jalang. Seringkali pria itu memperlakukannya dengan buruk. Abimanyu masih tidak bisa menerima kehadiran Senja. Ingin rasanya Senja pergi sejauh mungkin dari kehidupan Abimanyu tapi niat itu selalu urung dia laksanakan, Senja tidak ingin anaknya mengalami nasib yang sama seperti dirinya.

Senja saja yang terlahir dalam pernikahan sah sering kali mendapatkan hinaan dan cibiran orang karena tumbuh besar tanpa sosok seorang Ayah, orang-orang sering mengatainya anak haram karena ibunya seorang mucikari. Apalagi anaknya nanti jika tumbuh tanpa sosok Ayah, karena dia memang hadir di luar pernikahan.

Senja juga memikirkan Puspa, ibunya pasti akan sangat kecewa jika tau rumah tangganya tidak bahagia. Banyak hal yang Senja pikirkan hingga membuatnya masih bertahan. Bukan hanya kebahagiaannya yang dia pentingkan tapi banyak orang. Beruntungnya Senja memiliki mertua yang baik dan bisa menerima dia apa adanya.

Senja akan tetap bertahan meski Abimanyu mengusirnya, biarlah dia dianggap tidak punya harga diri

***

Seperti biasanya, pagi-pagi Senja sudah sibuk membantu Bik Asih menyiapkan sarapan. Sejak dulu Senja terbiasa bangun pagi membuatkan sarapan untuk dirinya dan Puspa. Mengingat Puspa membuat Senja sedih. Siapa sekarang yang akan menyiapkan sarapan untuk ibunya itu? Siapa yang akan membangunkan Puspa? Ibunya sendirian.

Abimanyu sudah siap dengan pakaian kerjanya, dia berlalu begitu saja berjalan keluar tanpa menghiraukan kehadiran Senja di sana.

"Mas,, Mas gak sarapan dulu?" tanya Senja.

Abimanyu tidak menjawab pertanyaan Senja, pria itu bersikap seolah Senja tidak ada.

Senja menahan lengan Abimanyu agar suaminya menghentikan langkahnya tapi Abimanyu malah menyentakkan tangannya dengan kasar. Hampir saja Senja jatuh tersungkur jika dia tidak langsung berpegangan di dinding.

"Menjauh dariku wanita jalang" Abimanyu menatapnya tajam.

"Aku bukan wanita jalang" bantah Senja.

Abimanyu mendengus sinis. "Kamu dan janinmu itu hanya pembawa sial dalam hidupku" Abimanyu masuk ke dalam mobilnya meninggalkan Senja dengan luka hati yang bertambah besar di dadanya.

Senja masih berdiri di teras rumahnya memandangi kepergian Abimanyu dengan air mata yang sudah membasahi pipinya. Diam-diam Bik Asih memperhatikan Senja, dia merasa kasihan pada majikannya itu yang selalu mendapat perlakuan buruk dari suaminya. Padahal menurut Bik Asih, Senja adalah wanita yang memiliki kepribadian baik, sudah sering kali Bik Asih memergoki Senja yang menangis karena sikap kasar Abimanyu terhadapnya. Bik Asih hanya bisa berdoa semoga pintu hati Abimanyu segera terbuka dan dapat melihat kebaikan dan ketulusan Senja.

Senja kembali masuk ke dalam rumah, dia menatap makanan yang sudah dia persiapkan di atas meja. Lagi-lagi Abimanyu menolak makanan buatannya. Senja meminta Bik Asih untuk memasukkan semua makanan itu ke tempat bekal, dia akan membawanya ke rumah Puspa.

***

Senja baru saja turun dari taksi yang berhenti di depan rumah Puspa. Di tangannya sudah ada rantang makanan yang dia bawakan untuk ibunya.

"Disini kamu Senja" sapa tetangganya.

"Iya Bu"

"Kamu beneran punya suami atau gak sih?"

AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang