"Ma, ayo. Udah ketemu nih hpnya ternyata emang ketinggalan, untung aja gak hilang" ucap Senja menghampiri Puspa yang sedang berdiri di trotoar. Tadi Senja memang menyuruh ibunya untuk keluar dari toko terlebih dahulu karena ponselnya sepertinya tertinggal di ruang ganti saat dia sedang mencoba pakaian.
Puspa langsung membalikkan badannya menghadap Senja lalu menarik tangan Senja pergi dari sana. Puspa tidak mau jika Senja sampai melihat Abimanyu bersama Dara. Senja sedang hamil dan Dokter mengatakan jangan sampai Senja stress karena itu akan berpengaruh pada kehamilannya.
"Loh katanya tadi Mama mau ke kafe yang di sana dulu" kata Senja heran karena Puspa langsung mengajaknya untuk masuk ke dalam taksi.
"Lain kali aja, nanti kita kemalaman. Kamu juga gak boleh capek-capek" sahut Puspa.
"Mama mau cepat-cepat ke rumah bordil ya?" tanya Senja memicingkan matanya menatap Puspa.
"Kan emang udah waktunya Mama kesana" jawab Puspa.
"Ma.."
"Udah jangan di lanjut lagi, Mama udah tau apa yang mau kamu omongin" potong Puspa.
Senja heran karena Puspa tiba-tiba menjadi pendiam selama di perjalanan padahal beberapa kali dia mengajak ibunya itu mengobrol tapi pikiran Puspa seperti entah di mana hingga akhirnya taksi yang mereka tumpangi tiba di depan rumah Senja dan Abimanyu.
"Mama gak mampir dulu?" tanya Senja.
Puspa menggeleng. "Mama langsung pulang aja, kamu baik-baik ya. Kalau ada apa-apa langsung hubungi Mama" pesan Puspa.
Senja melihat mobil taksi yang Puspa tumpangi hingga hilang di persimpangan jalan. Senja menghela napas. "Mama kenapa sih? Apa ada sesuatu di rumah bordil?" pikirnya. Senja mengangkat bahu lalu masuk ke dalam rumah.
***
Abimanyu baru saja pulang, saat dia membuka pintu kamar, dilihatnya Senja sudah terlelap tidur. Abimanyu meletakkan tas kerjanya lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Saat keluar dari kamar mandi, Abimanyu tampak lebih segar dari sebelumnya, dia sudah mengenakan boxer dan bertelanjang dada. Abimanyu naik ke tempat tidur, seperti kebiasaannya akhir-akhir ini sebelum tidur dia pasti akan menyentuh perut Senja, tentunya setelah istrinya itu tidur terlebih dulu. Abimanyu masih merasa canggung melakukannya jika Senja dalam keadaan sadar.
Abimanyu mengusap lembut perut Senja, menundukkan kepalanya mengecup perut buncit istrinya itu.
"Sayang, ini Papa" ucap Abimanyu pelan. Dia tersenyum ketika merasakan pergerakan di perut Senja. Abimanyu merasa bahagia karena anaknya selalu merespon tiap kali dia menyentuh perut Senja apalagi jika Abimanyu sudah mulai berbicara. Abimanyu merasa jika anaknya menyukai sentuhan dan suaranya, seolah anak itu tau jika itu memang ayahnya.
Abimanyu menatap wajah Senja dengan begitu lekat, disingkirkannya rambut yang menutupi wajah Senja, istrinya itu tampak begitu lelap dalam tidurnya, Abimanyu membelai lembut pipi Senja.
"Aku tidak tau seperti apa perasaanku saat ini terhadapmu, tapi aku telah melepaskan wanita yang kucintai demi kamu. Aku ingin memulai dari awal bersamamu dan anak kita" Abimanyu menghela napas berat, berharap semua sesuai dengan keinginannya. Abimanyu sadar jika tidak seharusnya dia mempermainkan sebuah pernikahan, meski pun pernikahannya terjadi di luar keinginannya tapi semua ini merupakan takdir yang harus dia jalani.
Abimanyu harus belajar ikhlas menerima takdirnya, sejak kecil ibunya sudah mengajarkan jika manusia hanya bisa berencana tapi Tuhan lah yang menentukan. Abimanyu boleh saja berencana untuk bisa menikah dengan Dara Adiva, tapi Senja Kirana pada kenyataannya Senja Kirana adalah wanita yang dia nikahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)
ChickLitHidup sebagai putri seorang mucikari membuat Senja Kirana sering kali mendapat hinaan dari orang-orang di sekitarnya tapi dia berusaha tabah dan ikhlas menjalani kehidupannya. Senja tidak malu memiliki ibu seperti Puspa walau dia tidak menyukai prof...