TIGA PULUH DUA

9.3K 2K 194
                                    

Stevan rupanya mengabaikan peringatan dan larangan Bayu untuk mendekati Senja, pria itu justru gencar melakukan pendekatan terhadap Senja. Awalnya Senja memang kaget mendapat telepon dari Stevan karena dia pikir Stevan hanya bercanda ingin menghubunginya tapi rupanya pria bule itu sungguh-sungguh. Mengingat jika Stevan adalah teman Bayu maka Senja pun menanggapi tiap Stevan menghubunginya, Stevan pria yang humoris dan enak diajak ngobrol. Senja yang pendiam bisa cepat akrab dengan Stevan tapi karena keluguannya membuat Senja tidak berpikir jika sebenarnya Stevan punya maksud khusus mendekatinya. Pria itu telah jatuh hati padanya.

"Aku senang deh akhirnya kamu mau aku ajakin jalan" ucap Stevan sumringah, sudah sering Stevan berusaha untuk mengajak Senja jalan bersamanya tapi wanita beranak satu itu selalu menolak dengan berbagai alasan. Biasanya masalah anak selalu menjadi alasan Senja menolak ajakan Stevan, dia harus langsung pulang setelah jam kantor usai karena sudah seharian ini meninggalkan anaknya. Stevan bahkan mengusulkan agar Senja mengajak anaknya supaya Stevan juga bisa mengenal anak Senja tapi wanita itu menolak, bahkan Senja juga melarang Stevan untuk berkunjung ke rumahnya karena takut Puspa akan salah paham dengan hubungan mereka.

"Kapan aku boleh main ke rumah kamu?" tanya Stevan.

"Nanti ya Van, aku takut Mamaku salah paham karena aku belum sempat cerita soal pertemanan kita" jawab Senja.

"Teman?" gumam Stevan. "Kamu Cuma anggap aku sebagai teman?" tanya Stevan.

Pertanyaan Stevan membuat Senja menatapnya heran. "Kita memang bertemankan?" Senja balik bertanya.

"Tapi aku suka sama kamu"

"Apa?"

"Aku tau kamu pasti kaget karena kita kenal juga belum lama tapi aku beneran suka sama kamu, sejak pertama kali kita ketemu di rumah Bayu. Mungkin ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama dan aku baru merasakannya hanya dengan kamu Senja. Sebelumnya aku bahkan hanya menganggap cinta itu sebagai omong kosong" jelas Stevan.

Senja mengambil minuman dihadapannya lalu meneguknya hingga habis, terdiam sejenak menerjemah perkataan Stevan.

"Aku sudah punya anak" ucap Senja.

"Aku gak masalah dengan status kamu"

"Tapi aku Cuma menganggap kamu sebagai teman dan kupikir kamu memang hanya ingin berteman. Maaf Stevan, aku gak bisa kalau lebih dari itu" tolak Senja.

Bukan marah ataupun sedih, Stevan justru tersenyum. "Aku sudah menduga kamu pasti menolakku" Stevan mengangguk. "Aku gak akan memaksa kamu untuk menerimaku, aku mengatakan ini hanya ingin kamu tau tentang perasaanku. Tapi aku minta tetaplah jadi temanku, jangan menjauhiku karena perasaanku ini. Bisa?"

Senja berpikir sejenak hingga akhirnya dia mengangguk, tidak ada salahnya jika dia berteman dengan Stevan tapi setidaknya Senja sudah menegaskan hubungan mereka agar Stevan tidak berharap lebih.

"Terima kasih Senja" ucap Stevan menggenggam tangan Senja. "Tidak apa jika saat ini kamu hanya menganggapku teman, tapi aku pasti akan berusaha untuk membuatmu jatuh cinta padaku. Kamu pantas untuk kuperjuangkan" batin Stevan.

***

"Siapa cowok itu?"

Senja yang baru saja menutup pintu rumahnya terlonjak kaget mendengar pertanyaan Puspa. "Mama belum tidur?" tanya Senja setelah berbalik badan.

"Cowok tadi siapa?" ulang Puspa tanda menjawab pertanyaan Senja.

"Teman Senja"

"Teman kantor?"

"Bukan, dia pengacaranya Pak Bayu"

"Terus kenapa bisa temanan sama kamu?"

"Dia itu pengacara sekaligus sahabatnya Pak Bayu, terus dia sekarang juga temanan sama Senja"

AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang