DELAPAN BELAS

10.6K 1.7K 113
                                    

Setibanya di rumah Abimanyu langsung membawa Senja ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri karena siraman air yang sudah membasahi tubuh Senja. Abimanyu tanpa sungkan membantu melepaskan pakaian yang melekat pada tubuh istrinya sedangkan Senja masih tampak shock atas apa yang baru saja terjadi, dia sungguh malu, sedih dan terluka. Bagaimana pun Dara bukanlah orang lain baginya, mereka bersaudara tapi Dara dengan tega mempermalukannya di depan umum.

Senja membiarkan saja Abimanyu memandikan tubuhnya, dia hanya diam tidak bersuara sedikit pun bahkan sampai Abimanyu selesai dan memakaikan pakaian padanya Senja masih diam membisu. Abimanyu mendudukkan Senja di ranjang.

Abimanyu menghela napas berat ketika melihat Senja menunduk sambil menangis. Abimanyu berjongkok dihadapan Senja, dia mengusap air mata di pipi Senja kemudian menggenggam kedua tangan istrinya. "Jangan sedih lagi ya, lupain aja kejadian tadi. Dara hanya sedang emosi. Kamu ngerti kan?"

Senja menatap lekat wajah Abimanyu. "Dia memang membenciku"

"Enggak Senja, Dara gak mungkin benci kamu. Kalian kan saudara, dia Cuma belum terima dengan keadaan ini" sanggah Abimanyu agar Senja tidak sedih tapi ternyata Senja justru berpikir lain.

Senja merasa kecewa karena merasa Abimanyu membela Dara, tentu saja Abimanyu akan membela Dara, dia kan wanita yang Abimanyu cintai. Begitulah yang Senja pikirkan. Senja menertawakan dirinya sendiri dalam hati, memang apa yang dia harapkan? Abimanyu akan lebih memihaknya? Berhentilah bermimpi Senja!

Senja teringat sesuatu. "Tolong jangan sampai Mamaku tau kejadian ini" pesan Senja pada Abimanyu karena jika sampai Pupsa tau, bisa habis Dara di tangan Puspa.

"Kenapa memangnya?" tanya Abimanyu.

"Mama bisa ngamukin Dara nanti"

Abimanyu tidak menyangka disaat seperti ini Senja masih saja mengkhawatirkan Dara padahal wanita itu sudah berlaku jahat padanya dan lagi hubungan Abimanyu dengan Puspa tidak seakrab itu hingga mereka bisa saling bercerita bahkan sejak menikah Abimanyu sama sekali tidak pernah berbicara dengan ibu mertuanya itu, hanya sesekali mereka bertemu saat Puspa berkunjung ke rumahnya itu pun Abimanyu dan Puspa sama-sama bersikap cuek dan dingin.

"Mama kamu emang galak banget ya?" tanya Abimanyu teringat saat dulu Puspa mendatangi rumahnya untuk menuntut pertanggung jawabannya, Puspa bahkan tidak segan-segan melukai Abimanyu dengan pisau ditangannya.

"Ya gitu, tetangga di rumah aja gak ada yang berani urusan sama Mama karena Mama kalau udah ngamuk nyerimin banget. Tapi Mama bukan orang yang asal gangguin orang, Mama gak akan mulai kecuali orang lain yang duluan ganggu, apalagi kalau berhubungan tentang aku pasti Mama bakal protek banget" jelas Senja.

Abimanyu sebenarnya penasaran kenapa Pupsa bisa menjadi mucikari padahal dulu dia adalah menantu dari keluarga Usmadi yang merupakan keluarga berada atau memang ayah Senja kenal dengan Puspa saat di rumah bordil itu, entahlah. Banyak pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran Abimanyu tapi dia merasa segan untuk menanyakannya.

***

Gino menghela napas berat, dia merasa frustasi melihat wanita yang dicintainya menjadi terpuruk hanya karena Abimanyu lebih memilih Senja. Gino tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut, Gino harus melakukan sesuatu demi Dara. Dia akan memisahkan Senja dan Abimanyu seperti yang sudah dia rencanakan.

Mungkin orang akan berpikir sebagai pria Gino sangatlah bodoh, rela melakukan segalanya agar Dara bisa mendapatkan Abimanyu tapi Gino tau apa yang menjadi alasan utama Dara sangat ingin memiliki Abimanyu, bukan karena cinta tapi hanya karena Dara tidak rela melihat Senja bahagia. Dara hanya ingin membuat Senja menderita dengan kehilangan Abimanyu, Gino sangat yakin apa yang Dara rasakan terhadap Abimanyu hanya sebuah obsesi semata.

AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang