SEBELAS

16K 2.2K 388
                                    

Seperti janji Ana kemarin, pagi ini dia datang menjemput Senja untuk ikut bersamanya. Senja hanya menurut saja walau dia tidak tau kemana ibu mertuanya akan mengajaknya pergi. Senja merasa heran saat mobil yang mereka tumpangi mengarah masuk ke gedung tempat dulu dia bekerja sebelum Abimanyu memecatnya secara sepihak. Senja langsung menoleh pada ibu mertuanya yang duduk di sebelahnya.

"Bun, kita kok kesini?" tanya Senja panik.

Ana tersenyum. "Kenapa emangnya? Kamu emang gak kangen apa sama suasana kantor ini? Gak pengen ketemu sama teman-teman kerja kamu dulu?" Ana justru balik bertanya.

Senja terdiam, teringat olehnya kejadian terakhir kali saat dia masih berada di kantor ini. Bagaimana cibiran orang-orang saat mengetahui jika ibu Senja seorang mucikari membuat tubuh Senja bergetar, Ana memegang kedua lengan Senja, dia tau apa yang dikhawatirkan Senja saat ini. Ana sudah mencari tahu apa yang terjadi di kantor itu.

"Tenang Senja, ayo kita turun" ajak Ana saat mobil sudah berhenti.

"Bun, Senja tunggu di mobil aja ya" pinta Senja penuh harap.

"Gak, pokoknya kamu harus ikut sama Bunda masuk ke dalam. Kita kan mau ketemu sama suami kamu"

"Tapi Bun, nanti orang-orang bisa lihat Senja" ucapnya gusar.

Ucapan Senja membuat Ana tertawa geli. "Ya pastilah mereka bisa lihat kamu, kamu kan bukan makhluk astral. Ada-ada aja sih menantu Bunda ini"

"Bukan gitu maksud Senja Bun, mereka.. mereka tau siapa Mama Senja" kata Senja menunduk.

"Terus kamu malu kalau mereka tau siapa Mama kamu?" tanya Ana.

Senja menggeleng. Sungguh dia tidak pernah malu memiliki ibu seperti Puspa walau seluruh dunia mencibir dan menghinanya karena memiliki ibu seorang mucikari. Mereka hanya bisa berkomentar tanpa tau kehidupan seperti apa yang harus di lalui oleh Puspa hingga dia sampai harus menjalani hidup seperti sekarang. Senja sudah sangat terbiasa dengan hal itu. Yang Senja pikirkan adalah ibu mertuanya, tentu orang-orang akan merasa heran melihatnya bersama Ana, semua orang di kantor itu tau siapa Ana.

"Mereka pasti heran kalau lihat Senja datang bareng Bunda kemari apalagi Senja sudah gak kerja lagi disini Bun. Mereka kan gak ada yang tau kalau Senja nikah sama Mas Abi" jelas Senja.

"Karena itu Bunda ajak kamu kemari biar mereka semua pada tau" jawab Ana enteng.

"Tapi Bun.."

"Udah ah, gak usah terlalu banyak mikir deh Senja. Yuk turun" Ana langsung menarik tangan Senja dan mengapitnya sambil berjalan masuk ke dalam kantor.

Security yang berjaga di sana langsung menyambut kedatangan istri dari pemilik perusahaan itu, mereka tersenyum dan menunduk sopan. Ana membalas sapaan mereka dengan tersenyum sementara Senja hanya menundukkan kepalanya.

"Ada duit receh jatuh ya? Nunduk terus dari tadi" bisik Ana melihat Senja tidak juga mau mengangkat kepalanya.

Senja tidak menjawab dan masih saja menunduk.

"Angkat kepala kamu Senja" titah Ana.

Ragu-ragu Senja mengangkat kepalanya. Dapat dilihatnya orang-orang menatap heran saat melihatnya berjalan dengan tangan diapit oleh Ana. Tentu semua orang tau siapa Senja setelah kehebohan yang terjadi beberapa bulan yang lalu.

"Itu Senja kan?" tanya Wahyu pada rekan-rekannya.

"Senja" panggil Dewi tanpa menjawab pertanyaan Wahyu.

Ana dan Senja menghentikan langkahnya ketika mendengar panggilan Dewi. Senja tersenyum senang melihat Dewi, dia merindukan temannya itu yang sudah cukup lama tidak di temuinya tapi Senja merasa enggan untuk menghampiri Dewi, dia merasa rendah diri hingga akhirnya Dewi yang datan menghampiri Senja.

AKU BUKAN WANITA JALANG ✔️(DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang