"Kita tidak akan pernah bisa merencanakan masa depan hanya dengan bercermin
masa lalu. Intuisi dan keberanian justru sangat berperanan,"~Edmund Burke~
12~4~2016
🥀🥀🥀
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
ZAYRA terdiam saat mendengar seruan Naurra dari handphone-nya. Tak luput Alfa yang juga mendengar karena Zayra mengaktifkan loud speaker suara sambungan.
Tuutt ... Tuutt ...
Zayra melihat ke handphone-nya, Irra sudah mematikan sambungan. Gadis itu melirik pada Alfa yang berdiri mematung di sebelahnya.
Zayra tersenyum.
Brak!
Zayra dan Alfa terkaget saat pintu putih di depan mereka seakan-akan ditabrak sesuatu dari dalam. Detik kemudian pintu terbuka, memunculkan wajah Irra yang menyengir.
"Sorry. Lama, ya?" Irra membukakan pintu untuk kedua temannya.
"Enggak, kok, Ra. Santai aja kali," ucap Zayra, "Nau mana?"
"Oh, bentar lagi keluar, lagi cari jilbab. Emang dasar dia sembarangan banget jaga barang. Untung lo ditemuin Kak Alfa. Makasih, ya," ucap Irra sambil menyengir.
"Hm," gumam Alfa.
"Handphone gue?!"
Ketiga remaja itu menoleh, melihat Naurra yang datang dengan napas berantakan. Alis mata Alfa terangkat, melihat cewek itu pikiran Alfa kembali saat di rumah sakit tadi. Sedangkan Naurra, matanya menatap dalam mata Alfa namun hatinya berdegup kencang mengingat perkataannya tadi.
"Nih," Alfa menyodorkan handphone Naurra.
Naurra tersenyum lebar. Tangannya dengan cepat mengambil handphone kesayangannya itu, "Alhamdulillah, bisa ngerjain dokumen Bu Lira!"
Alfa tersenyum tipis saat melihat gadis di depannya itu berlincak senang.
Astaghfirullah, jangan jadi zina mata, Al ...
"Ada siapa Ra, Nau?" Bunda Ina melirik ke luar, lalu tersenyum saat mengetahui dua teman anak-anaknya datang berkunjung, "Wah, ada Zayra. Diajak masuk dong temennya. Ayo, masuk,"
"Eh, enggak Tante, kami mau langsung pulang aja," ucap Zayra sopan.
Bunda Ina berkacak pinggang, "Masuk aja dulu. Bunda siapin minuman dulu, ya,"
Zayra dan Alfa hanya bengong. Irra terkekeh, "Masuk aja, keluarga kami memang menjunjung tamu. Jika tamu gak diajak masuk nanti Sultan marah,"
Mau tak mau, Zayra dan Alfa masuk dan duduk manis di ruang tamu. Padahal niatnya setelah mengembalikan handphone Zayra mau ikut ke rumah sakit menjenguk Abi Zaky.
Sebenarnya males, tapi mau gimana lagi. Dia tamu gue dan tamu wajib dijamu. Batin Naurra.
"Nih, kalian berdua minum dulu," ucap Bunda Ina sambil menaruh gelas-gelas berisi jus jeruk.
"Maaf Tante, jadi ngerepotin," ucap Zayra.
Bunda Ina mengibaskan tangannya, "Gak sama sekali, kok. Oh, iya, kamu siapa? Kayaknya saya baru lihat,"
Alfa tersenyum semanis gula, "Saya Alfazhar Farisi, panggil saja Alfa,"
"Pacarnya Zayra, Irra, atau Naurra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teruntukmu, Imamku [SELESAI]
Romance~°°~ "Kalian tau? Tiba-tiba dia melamarku!" Astaga, mimpi apa Naurra semalam? Seorang Alfazhar Farisi, Si Cogan Arab primadona kampus, Si Komisaris perusahaan Kakap Dirgantara Djaya, Si Cowok Populer yang selalu tak ingin kalah debat, tiba-tiba data...